Bacaan Sholat Dhuha Setelah Al Fatihah: Panduan Lengkap dan Makna Mendalam

Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dilaksanakan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit dan meninggi, hingga menjelang waktu Dzuhur. Sholat ini memiliki keutamaan yang luar biasa, tidak hanya sebagai bentuk ibadah dan syukur kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai sumber keberkahan, kemudahan rezeki, dan pengampunan dosa. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal tentang Sholat Dhuha, mulai dari niat, tata cara, bacaan khusus setelah Al-Fatihah, hingga doa dan dzikir setelahnya, serta hikmah di balik setiap gerakannya.

Ilustrasi matahari terbit, simbol waktu Sholat Dhuha. Menggambarkan pagi yang cerah dan awal hari yang berkah.

Mengenal Lebih Dalam Sholat Dhuha

Apa Itu Sholat Dhuha?

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah muakkad (sangat dianjurkan) yang dikerjakan pada pagi hari. Waktunya dimulai sejak matahari setinggi tombak (sekitar 15-20 menit setelah syuruq/matahari terbit) hingga menjelang waktu Dzuhur (sekitar 15-20 menit sebelum adzan Dzuhur). Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah ketika matahari sudah mulai terik atau panas, yaitu sekitar pukul 9 pagi hingga 11 siang.

Nama "Dhuha" sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "pagi hari" atau "waktu terang benderang". Sholat ini merupakan wujud syukur dan penghambaan diri seorang hamba kepada Sang Pencipta atas nikmat-nikmat yang diberikan, sekaligus sebagai sarana memohon kemudahan rezeki dan pengampunan dosa.

Keutamaan dan Manfaat Sholat Dhuha

Banyak sekali hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang keutamaan Sholat Dhuha. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Pengganti Sedekah Seluruh Persendian: Setiap manusia memiliki 360 persendian, dan setiap persendian ini wajib disedekahi setiap hari. Dua rakaat Sholat Dhuha sudah cukup menggantikan kewajiban sedekah seluruh persendian tersebut. Ini menunjukkan betapa besar nilai pahala yang terkandung di dalamnya.
  2. Mendatangkan Rezeki: Sholat Dhuha sering disebut sebagai "sholat penarik rezeki". Mereka yang rutin melaksanakannya diyakini akan dimudahkan urusan rezekinya, baik rezeki materi maupun non-materi seperti kesehatan, ketenangan hati, dan ilmu yang bermanfaat.
  3. Pengampunan Dosa: Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa saja yang menjaga Sholat Dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. Ini adalah kabar gembira bagi hamba yang ingin membersihkan diri dari dosa-dosa kecil.
  4. Pahala Haji dan Umrah: Bagi yang melaksanakan sholat Shubuh berjamaah, kemudian berdzikir hingga matahari terbit, lalu melaksanakan Sholat Dhuha dua rakaat, akan mendapatkan pahala seperti haji dan umrah yang sempurna.
  5. Ketenangan Hati: Melaksanakan Sholat Dhuha di pagi hari dapat membawa ketenangan batin dan ketenteraman jiwa, membantu memulai hari dengan pikiran positif dan spiritual yang kuat.
  6. Jalan Kembali kepada Allah (Awwabin): Orang yang rajin melaksanakan Sholat Dhuha digolongkan sebagai awwabin, yaitu orang-orang yang kembali kepada Allah dengan taat dan patuh.

Dengan begitu banyak keutamaan, tidak heran jika Sholat Dhuha menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk rutin dilaksanakan oleh umat Muslim.

Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Dhuha

Sholat Dhuha dapat dikerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Tata cara pelaksanaannya sama seperti sholat sunnah lainnya. Berikut adalah urutan lengkapnya:

1. Niat Sholat Dhuha

Niat adalah fondasi dari setiap ibadah. Niat Sholat Dhuha dibaca di dalam hati, bersamaan dengan takbiratul ihram.

أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh dhuha rak'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."

Jika ingin melakukan lebih dari dua rakaat (misalnya 4 atau 6 rakaat), maka niat diulang setiap dua rakaat dengan lafaz yang sama.

2. Takbiratul Ihram

Angkat kedua tangan sejajar telinga (laki-laki) atau sejajar bahu (perempuan), sambil mengucapkan:

اَللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."

Setelah takbiratul ihram, letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada, kemudian membaca doa iftitah.

3. Doa Iftitah (Sunnah)

Doa iftitah hukumnya sunnah, namun sangat dianjurkan untuk dibaca sebagai pembuka sholat.

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila.
Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifan musliman wa ma ana minal musyrikin.
Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil 'alamin.
La syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.
Artinya: "Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Kuhadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan demikian aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."

4. Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib hukumnya. Dibaca pada setiap rakaat.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil 'alamin
Arrahmanirrahim
Maliki yawmiddin
Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in
Ihdinas siratal mustaqim
Siratalladzina an'amta 'alaihim ghayril maghdhubi 'alaihim waladdallin
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penguasa hari Pembalasan.
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

Setelah selesai membaca Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca "Aamiin".

5. Bacaan Surat Setelah Al-Fatihah (Inti Pembahasan)

Inilah bagian krusial yang menjadi fokus utama artikel ini. Setelah membaca Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur'an. Meskipun tidak ada kewajiban khusus surat tertentu, Rasulullah SAW memberikan contoh beberapa surat yang beliau baca dalam Sholat Dhuha. Surat-surat ini memiliki makna dan keutamaan tersendiri yang sangat relevan dengan waktu Dhuha.

A. Surat yang Paling Dianjurkan untuk Rakaat Pertama: Surat Asy-Syams

Surat Asy-Syams adalah pilihan utama yang sering dianjurkan dan diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Surat ini berbicara tentang sumpah Allah dengan benda-benda langit dan fenomena alam yang mengagumkan, seperti matahari, bulan, siang, malam, langit, dan bumi. Ini mengingatkan kita pada kekuasaan Allah yang tak terbatas dan pentingnya mensucikan jiwa.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا (1)
وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا (2)
وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا (3)
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا (4)
وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا (5)
وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا (6)
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7)
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8)
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9)
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)
كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا (11)
إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا (12)
فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا (13)
فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا (14)
وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا (15)
Bismillahirrahmanirrahim
Wasy-syamsi wa dhuhaha (1)
Wal-qamari idza talaha (2)
Wan-nahari idza jallaha (3)
Wal-laili idza yaghsaha (4)
Was-sama-i wa ma banaha (5)
Wal-ardhi wa ma thahaha (6)
Wa nafsin wa ma sawwaha (7)
Fa alhamaha fujuraha wa taqwaha (8)
Qad aflaha man zakkaha (9)
Wa qad khaba man dassaha (10)
Kadzdzabat tsamudu bithaghwaha (11)
Idzimb'atsa asyqaha (12)
Fa qala lahum rasulullahi naqatallahi wa suqyaha (13)
Fa kadzdzabuhu fa 'aqaruha fa damdama 'alaihim rabbuhum bidzanbihim fa sawwaha (14)
Wa la yakhafu 'uqbaha (15)
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1)
dan bulan apabila mengiringinya (2)
dan siang apabila menampakkannya (3)
dan malam apabila menutupinya (gelap gulita) (4)
dan langit serta pembinaannya (5)
dan bumi serta penghamparannya (6)
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) (7)
maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya (8)
sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu) (9)
dan sungguh merugi orang yang mengotorinya (10)
Kaum Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena kedurhakaannya (11)
Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka (12)
lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya." (13)
Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka menimpakan kehancuran atas mereka karena dosa (mereka), lalu diratakan-Nya (dengan tanah) (14)
dan Dia tidak takut terhadap akibatnya. (15)"

Makna Mendalam Surat Asy-Syams untuk Sholat Dhuha:
Surat ini sangat relevan dengan Sholat Dhuha karena dimulai dengan sumpah demi matahari dan cahayanya di pagi hari (wa sy-syamsi wa dhuhaha). Ini langsung menghubungkan ibadah yang sedang dilakukan dengan waktu pelaksanaannya. Inti surat ini adalah tentang pentingnya membersihkan jiwa (tazkiyatun nafs). Allah bersumpah atas berbagai ciptaan-Nya untuk menegaskan bahwa keberuntungan sejati ada pada jiwa yang disucikan dan kerugian ada pada jiwa yang dikotori. Pesan ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita di awal hari untuk senantiasa menjaga kebersihan hati dan niat dalam setiap aktivitas, termasuk mencari rezeki. Dengan membaca surat ini, kita memohon agar Allah membimbing jiwa kita menuju ketakwaan dan menjauhkannya dari kefasikan, sekaligus memohon keberkahan dan kemudahan dalam segala urusan.

B. Alternatif Surat untuk Rakaat Pertama: Surat Ad-Dhuha

Surat Ad-Dhuha juga merupakan pilihan yang sangat cocok untuk Sholat Dhuha, bahkan namanya sendiri diambil dari waktu Dhuha. Surat ini berisi penghiburan dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan jaminan bahwa Allah tidak akan meninggalkan beliau. Ia juga menjanjikan kebaikan di akhirat dan memerintahkan untuk bersyukur.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَالضُّحَىٰ (1)
وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ (2)
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ (3)
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ (4)
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ (5)
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ (6)
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ (7)
وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ (8)
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (9)
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (10)
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ (11)
Bismillahirrahmanirrahim
Wadh-dhuha (1)
Wal-laili idza saja (2)
Ma wadda'aka rabbuka wa ma qala (3)
Walal-akhiratu khairun laka minal-ula (4)
Wa lasawfa yu'tika rabbuka fatardha (5)
Alam yajidka yatiman fa awa (6)
Wa wajadaka dhallan fa hada (7)
Wa wajadaka 'a-ilan fa aghna (8)
Fa ammal-yatima fala taqhar (9)
Wa ammas-sa-ila fala tanhar (10)
Wa amma bini'mati rabbika fahaddits (11)
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah) (1)
dan demi malam apabila telah sunyi (gelap gulita) (2)
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) membencimu (3)
dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan (4)
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? (6)
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? (7)
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan? (8)
Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang (9)
Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya (10)
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (11)"

Makna Mendalam Surat Ad-Dhuha untuk Sholat Dhuha:
Surat ini memulai dengan sumpah demi waktu Dhuha, yang langsung mengaitkannya dengan sholat yang sedang dikerjakan. Pesan utama surat ini adalah optimisme dan keyakinan akan pertolongan Allah. Ini adalah pengingat bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya dan akan selalu memberikan yang terbaik. Bagi mereka yang sedang berjuang dalam mencari rezeki atau menghadapi kesulitan hidup, surat ini memberikan harapan dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan kecukupan dan kepuasan. Ayat terakhir juga mengajarkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah dan berbuat baik kepada sesama, yang merupakan esensi dari keberkahan rezeki. Membaca surat ini di waktu Dhuha diharapkan dapat menumbuhkan rasa syukur dan optimisme dalam menjalani hari.

C. Surat yang Paling Dianjurkan untuk Rakaat Kedua: Surat Al-Kafirun

Setelah membaca surat untuk rakaat pertama, disusul dengan ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, kemudian berdiri untuk rakaat kedua. Pada rakaat kedua, setelah Al-Fatihah, surat yang paling umum dan dianjurkan adalah Surat Al-Kafirun.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1)
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3)
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4)
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
Bismillahirrahmanirrahim
Qul ya ayyuhal kafirun (1)
La a'budu ma ta'budun (2)
Wa la antum 'abiduna ma a'bud (3)
Wa la ana 'abidun ma 'abadtum (4)
Wa la antum 'abiduna ma a'bud (5)
Lakum dinukum wa liya din (6)
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir! (1)
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah (2)
dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah (3)
dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (4)
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah (5)
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (6)"

Makna Mendalam Surat Al-Kafirun untuk Sholat Dhuha:
Surat Al-Kafirun merupakan deklarasi tauhid yang tegas dan jelas. Meskipun konteksnya adalah penolakan terhadap ajakan kekufuran, dalam Sholat Dhuha, surat ini dapat dimaknai sebagai penegasan kembali komitmen seorang hamba hanya kepada Allah semata. Di pagi hari, ketika kita bersiap menghadapi berbagai aktivitas dunia, membaca surat ini adalah pengingat untuk menjaga kemurnian niat dan tauhid, tidak terpengaruh oleh godaan dunia yang bisa mengalihkan kita dari Allah. Ini adalah ikrar bahwa ibadah kita, termasuk usaha kita mencari rezeki, adalah murni hanya untuk Allah, bukan untuk tujuan duniawi semata. Dengan demikian, Sholat Dhuha bukan hanya mencari rezeki, tetapi juga meneguhkan prinsip keimanan kita di hadapan Allah.

D. Alternatif Surat untuk Rakaat Kedua: Surat Al-Ikhlas

Surat Al-Ikhlas adalah surat yang sangat agung karena berisi inti dari tauhid, yaitu keesaan Allah SWT. Surat ini juga dikenal memiliki keutamaan setara sepertiga Al-Qur'an.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1)
اللَّهُ الصَّمَدُ (2)
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3)
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
Bismillahirrahmanirrahim
Qul huwallahu ahad (1)
Allahus-samad (2)
Lam yalid wa lam yulad (3)
Wa lam yakullahu kufuwan ahad (4)
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa (1)
Allah tempat bergantung segala sesuatu (2)
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (3)
dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia." (4)"

Makna Mendalam Surat Al-Ikhlas untuk Sholat Dhuha:
Membaca Surat Al-Ikhlas setelah Al-Fatihah pada rakaat kedua Sholat Dhuha adalah pilihan yang sangat baik untuk memperkuat tauhid dan keimanan. Surat ini mengingatkan kita tentang sifat-sifat Allah yang Maha Esa, tempat bergantungnya segala sesuatu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada yang setara dengan-Nya. Dengan memahami dan meresapi makna surat ini, seorang muslim menegaskan kembali keyakinannya bahwa hanya Allah lah yang berhak disembah dan hanya kepada-Nya lah kita memohon segala hajat, termasuk rezeki dan keberkahan di waktu Dhuha ini. Ini memberikan ketenangan bahwa segala usaha kita berada dalam genggaman kekuasaan Allah yang Maha Esa.

Pilihan Surat Lainnya

Selain Asy-Syams, Ad-Dhuha, Al-Kafirun, dan Al-Ikhlas, sebenarnya seorang muslim bebas membaca surat apa saja yang ia hafal setelah Al-Fatihah. Namun, pemilihan surat-surat di atas lebih dianjurkan karena relevansi maknanya dengan Sholat Dhuha atau karena riwayat dari Nabi SAW. Yang terpenting adalah membaca Al-Qur'an dengan khusyuk dan memahami maknanya.

6. Ruku'

Setelah selesai membaca surat, kemudian ruku' (membungkukkan badan) sambil membaca takbir:

اَللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."

Dalam posisi ruku', punggung diluruskan sejajar kepala, dan kedua tangan memegang lutut. Bacaan ruku' adalah:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhana rabbiyal 'azimi wa bihamdihi (3x)
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala puji bagi-Nya."

Ruku' adalah wujud ketundukan hamba di hadapan keagungan Allah. Kita mengakui kebesaran Allah dan menyucikan-Nya.

7. I'tidal (Bangun dari Ruku')

Bangun dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram, kemudian membaca:

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allahu liman hamidah
Artinya: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya."

Setelah berdiri tegak kembali, tangan kembali bersedekap di dada atau lurus ke bawah (ada dua pandangan, keduanya sah). Kemudian membaca:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ
Rabbana lakal hamdu mil'as samawati wa mil'al ardhi wa mil'a ma syi'ta min syai'in ba'du.
Artinya: "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

I'tidal adalah momen untuk memuji Allah atas pendengaran-Nya terhadap pujian kita. Ini adalah pengakuan akan nikmat dan kebaikan Allah yang tak terbatas.

8. Sujud

Turun untuk sujud dengan meletakkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung-ujung jari kaki di lantai. Sambil turun, membaca takbir:

اَللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."

Dalam posisi sujud, dahi dan hidung menempel sempurna di tempat sujud. Bacaan sujud adalah:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhana rabbiyal a'la wa bihamdihi (3x)
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan segala puji bagi-Nya."

Sujud adalah puncak kerendahan diri seorang hamba di hadapan Allah SWT. Pada posisi inilah, seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya, sehingga dianjurkan untuk memperbanyak doa.

9. Duduk di Antara Dua Sujud

Bangun dari sujud pertama sambil membaca takbir:

اَللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."

Duduk dengan posisi iftirasy (telapak kaki kiri diduduki, kaki kanan ditegakkan). Bacaan duduk di antara dua sujud adalah:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Rabbighfirli warhamni wajburni warfa'ni warzuqni wahdini wa 'afini wa'fu 'anni.
Artinya: "Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku dan maafkanlah aku."

Doa ini sangat komprehensif, mencakup permohonan ampunan, rahmat, perbaikan diri, peningkatan derajat, rezeki, petunjuk, kesehatan, dan maaf. Ini adalah momen untuk memohon segala kebaikan dari Allah.

10. Sujud Kedua

Setelah duduk di antara dua sujud, kembali sujud untuk kedua kalinya sambil membaca takbir:

اَللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."

Bacaan sujud sama seperti sujud pertama:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhana rabbiyal a'la wa bihamdihi (3x)
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan segala puji bagi-Nya."

11. Bangun untuk Rakaat Kedua (atau Seterusnya)

Setelah sujud kedua, bangun untuk rakaat berikutnya (jika sholat 2 rakaat, langsung duduk tahiyat akhir). Jika sholat lebih dari 2 rakaat (misalnya 4, 6, 8, atau 12), maka berdiri sempurna untuk memulai rakaat selanjutnya. Tata cara rakaat kedua dan seterusnya sama dengan rakaat pertama, dimulai dari membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan surat pilihan, ruku', i'tidal, sujud, duduk antara dua sujud, dan sujud kedua. Perbedaannya adalah tidak membaca doa iftitah di rakaat kedua dan seterusnya.

12. Tahiyat Akhir

Pada rakaat terakhir dari setiap dua rakaat Sholat Dhuha, setelah sujud kedua, duduk tahiyat akhir. Posisi duduk tahiyat akhir adalah tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, telapak kaki kanan ditegakkan). Bacaan tahiyat akhir adalah:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
At-tahiyatul mubarakatush sholawatut thoyyibatu lillah.
Assalamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh.
Assalamu 'alaina wa 'ala 'ibadillahish sholihin.
Asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad,
Kama shollaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim,
Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad,
Kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim fil 'alamina innaka hamidum majid.
Artinya: "Segala penghormatan yang penuh berkah, rahmat, dan kebaikan adalah milik Allah.
Semoga keselamatan tercurah padamu, wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan keberkahan-Nya.
Semoga keselamatan juga tercurah pada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad,
Sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Dan berikanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad,
Sebagaimana telah Engkau berikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

Saat membaca "Asyhadu an la ilaha illallah", disunnahkan untuk mengangkat jari telunjuk.

13. Salam

Setelah tahiyat akhir, akhiri sholat dengan salam. Palingkan wajah ke kanan sambil mengucapkan:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamu 'alaikum warahmatullah wa barakatuh
Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepadamu."

Kemudian palingkan wajah ke kiri sambil mengucapkan bacaan yang sama.

Ilustrasi orang sedang berdoa dengan tangan menengadah, simbol doa setelah sholat. Menunjukkan kekhusyukan dan harapan.

Dzikir dan Doa Setelah Sholat Dhuha

Setelah selesai Sholat Dhuha, sangat dianjurkan untuk berdzikir dan berdoa. Ada beberapa dzikir dan doa khusus yang bisa dibaca. Ini adalah momen untuk memohon keberkahan dan mengutarakan hajat kepada Allah SWT.

1. Dzikir Umum

Mulailah dengan beristighfar, memuji Allah, dan bersholawat kepada Nabi:

2. Doa Khusus Setelah Sholat Dhuha

Ada doa khusus yang sering dibaca setelah Sholat Dhuha, yang berisi permohonan rezeki dan keberkahan.

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.
اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.
Allahumma innad-dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ismata 'ismatuka.
Allahumma in kana rizqi fis-sama-i fa anzilhu, wa in kana fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu'assaran fayassirhu, wa in kana haraman fathahhirhu, wa in kana ba'idan faqorribhu bihaqqi dhuha-ika wa baha-ika wa jamalika wa quwwatika wa qudratika, atini ma ataita 'ibadakas-shalihin.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku berada di langit maka turunkanlah, jika berada di bumi maka keluarkanlah, jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah, berkat waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."

Doa ini adalah permohonan yang mendalam akan keberkahan rezeki, kemudahan urusan, dan perlindungan dari Allah SWT, dengan menyebutkan keagungan dan sifat-sifat-Nya yang terkait dengan waktu Dhuha. Ini menunjukkan bahwa kita mengakui bahwa segala sesuatu, termasuk rezeki, berasal dari Allah dan hanya Dia yang mampu memberikannya.

3. Doa Tambahan (Opsional)

Selain doa di atas, seseorang juga bisa menambahkan doa-doa lain sesuai dengan hajat pribadinya, seperti doa agar diberi ilmu yang bermanfaat, kesehatan, keluarga yang sakinah, atau keteguhan iman. Berdoa setelah sholat adalah waktu yang mustajab.

Contoh doa tambahan:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbana atina fid dunya hasanatan wa fil akhirati hasanatan wa qina 'adzaban nar.
Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."

Hikmah dan Pesan Spiritual Sholat Dhuha

Sholat Dhuha bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan sebuah jembatan spiritual yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya di waktu yang penuh berkah. Setiap gerakan, setiap bacaan, memiliki makna mendalam yang dapat membentuk pribadi muslim yang lebih baik.

Tips dan Motivasi untuk Rutin Sholat Dhuha

Meskipun memiliki banyak keutamaan, terkadang godaan untuk menunda atau meninggalkan Sholat Dhuha sangat besar. Berikut beberapa tips dan motivasi agar kita dapat istiqamah melaksanakannya:

  1. Pahami Keutamaan dan Maknanya: Dengan memahami betul keutamaan dan makna di balik setiap gerakan dan bacaan, motivasi kita akan meningkat. Ingatlah janji-janji Allah bagi mereka yang melaksanakannya.
  2. Niatkan dengan Sungguh-sungguh: Perbarui niat setiap hari bahwa kita sholat Dhuha murni karena Allah, untuk mendapatkan ridha-Nya, bukan semata-mata karena ingin rezeki. Rezeki adalah bonus dari Allah.
  3. Tetapkan Waktu Konsisten: Cobalah untuk melaksanakannya di waktu yang relatif sama setiap hari. Ini akan membantu membentuk kebiasaan. Misalnya, setiap jam 9 pagi atau setelah jam istirahat pertama di kantor.
  4. Ajak Keluarga atau Teman: Beribadah bersama atau saling mengingatkan dengan orang terdekat dapat meningkatkan semangat dan konsistensi.
  5. Mulai dengan Dua Rakaat: Jangan langsung memaksakan diri untuk sholat banyak rakaat. Mulailah dengan dua rakaat secara rutin. Setelah itu, jika merasa mampu dan ingin menambah, barulah tingkatkan jumlahnya.
  6. Manfaatkan Teknologi: Gunakan aplikasi pengingat waktu sholat di smartphone Anda untuk memberikan notifikasi saat waktu Dhuha tiba.
  7. Perbanyak Doa Setelah Sholat: Jangan lewatkan kesempatan emas untuk berdoa setelah Sholat Dhuha. Ini akan menjadi pendorong semangat karena kita merasa lebih dekat dengan Allah.
  8. Evaluasi Diri: Sesekali, evaluasi diri mengapa terkadang kita luput dari Sholat Dhuha. Apakah karena terlalu sibuk, lupa, atau kurang motivasi? Cari solusi untuk setiap kendala.
  9. Ingat Ketergantungan Kita pada Allah: Setiap rezeki dan kemudahan yang kita dapatkan adalah karena izin Allah. Sholat Dhuha adalah salah satu cara kita menunjukkan ketergantungan dan pengharapan kita kepada-Nya.

Pertanyaan Umum Seputar Sholat Dhuha (FAQ)

1. Kapan waktu terbaik untuk melaksanakan Sholat Dhuha?

Waktu Dhuha dimulai sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit (syuruq) hingga 15-20 menit sebelum waktu Dzuhur. Waktu terbaik (afdhal) adalah ketika matahari mulai meninggi dan terasa panas, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00 pagi. Ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa Sholat Dhuha bagi orang-orang awwabin (yang kembali kepada Allah) adalah ketika anak unta merasakan panasnya bumi.

2. Berapa jumlah rakaat Sholat Dhuha yang dianjurkan?

Sholat Dhuha bisa dikerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Para ulama sepakat bahwa jumlah rakaat yang paling sering dilakukan dan dianjurkan adalah 2, 4, 6, atau 8 rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan satu salam.

3. Bolehkah membaca surat lain selain Asy-Syams, Ad-Dhuha, Al-Kafirun, atau Al-Ikhlas?

Ya, boleh. Tidak ada kewajiban mutlak untuk membaca surat-surat tersebut. Seorang muslim dapat membaca surat apa saja yang ia hafal dari Al-Qur'an. Namun, surat-surat yang disebutkan di atas lebih diutamakan karena ada riwayat atau relevansi maknanya dengan Sholat Dhuha.

4. Apakah Sholat Dhuha bisa dijamak atau diganti (qadha) jika terlewat?

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah, sehingga tidak ada kewajiban untuk mengqadhanya jika terlewat. Jika seseorang tidak sempat melaksanakannya pada waktunya, ia tidak berdosa dan tidak ada tuntutan untuk menggantinya di waktu lain. Namun, jika ingin tetap mendapatkan keutamaannya, bisa menggantinya di lain waktu sebagai bentuk taubat dan pengharapan, meskipun bukan qadha dalam artian wajib.

5. Apa perbedaan Sholat Dhuha dengan Sholat Syuruq?

Secara substansi, Sholat Syuruq adalah Sholat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu, yaitu sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit. Keutamaan Sholat Syuruq disebutkan dalam hadits yang memberikan pahala seperti haji dan umrah sempurna jika dilakukan setelah sholat Subuh berjamaah dan dzikir hingga matahari terbit. Jadi, Sholat Syuruq adalah nama lain atau istilah untuk Sholat Dhuha yang dilakukan di waktu paling awal.

6. Apakah Sholat Dhuha wajib bagi setiap muslim?

Tidak, Sholat Dhuha hukumnya adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan), bukan wajib. Artinya, seorang muslim akan mendapatkan pahala besar jika melaksanakannya, namun tidak berdosa jika meninggalkannya. Meskipun demikian, karena keutamaan yang sangat banyak, sangat disayangkan jika dilewatkan.

7. Bisakah wanita haid melaksanakan Sholat Dhuha?

Wanita yang sedang haid (menstruasi) tidak diperbolehkan melaksanakan sholat, termasuk Sholat Dhuha. Ini adalah bagian dari syariat Islam. Mereka dapat menggantinya dengan berdzikir, membaca Al-Qur'an (tanpa menyentuh mushaf langsung), mendengarkan ceramah agama, atau melakukan amalan lain yang tidak membutuhkan bersuci.

8. Bagaimana jika saya lupa membaca surat setelah Al-Fatihah?

Membaca surat setelah Al-Fatihah hukumnya sunnah (ghairu muakkad), bukan rukun sholat. Jika lupa membacanya, sholat Anda tetap sah dan tidak perlu sujud sahwi. Namun, jika teringat saat masih dalam posisi berdiri sebelum ruku', sebaiknya dibaca.

9. Apakah ada waktu yang dilarang untuk Sholat Dhuha?

Waktu Sholat Dhuha berakhir menjelang Dzuhur, tepatnya sekitar 15-20 menit sebelum masuk waktu Dzuhur. Pada waktu "istiwa" (saat matahari tepat di atas kepala, sekitar 10-15 menit sebelum Dzuhur), adalah waktu yang makruh untuk melaksanakan sholat sunnah apapun, termasuk Dhuha, hingga masuk waktu Dzuhur.

Penutup

Sholat Dhuha adalah anugerah besar dari Allah SWT bagi umat-Nya. Ia bukan hanya sekadar ibadah tambahan, melainkan sebuah investasi spiritual yang mendatangkan keberkahan dunia dan akhirat. Dengan memahami tata cara yang benar, bacaan-bacaan khusus setelah Al-Fatihah seperti Surat Asy-Syams, Ad-Dhuha, Al-Kafirun, atau Al-Ikhlas, serta doa-doa setelahnya, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan.

Semoga panduan lengkap ini bermanfaat bagi kita semua untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, meraih keberkahan rezeki, dan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa. Mari jadikan Sholat Dhuha sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian kita, karena di dalamnya terdapat janji-janji indah dari Allah bagi hamba-hamba-Nya yang taat.

Dengan istiqamah menjaga Sholat Dhuha, kita berharap dapat mengawali setiap hari dengan penuh rasa syukur, optimisme, dan keyakinan bahwa Allah SWT senantiasa membersamai langkah-langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.

🏠 Homepage