Simbol umum dari sesuatu yang ditekan.
Pertanyaan "siapa yang suka diinjak dan dijepit orang" mungkin terdengar seperti teka-teki yang absurd atau bahkan sedikit menyakitkan. Namun, jika kita melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas, banyak benda atau bahkan konsep dalam kehidupan kita yang secara harfiah maupun kiasan mengalami hal tersebut. Tentu saja, ini bukan berarti ada makhluk hidup yang menikmati rasa sakit fisik akibat diinjak atau dijepit. Melainkan, kita merujuk pada objek atau situasi yang memang dirancang atau seringkali "mengalami" tekanan fisik dan tindakan serupa.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali benda yang memang didesain untuk diinjak. Pikirkan saja tentang alas kaki yang kita gunakan. Sepatu, sandal, atau bahkan hak sepatu wanita, semuanya diciptakan untuk bersentuhan langsung dengan tanah, aspal, atau permukaan lain yang seringkali diinjak. Karet ban kendaraan, mulai dari sepeda motor hingga truk besar, secara konstan mengalami tekanan dan gesekan saat kendaraan bergerak. Karpet, keset, dan alas lantai lainnya adalah contoh klasik benda yang sengaja diletakkan di tempat yang sering dilalui dan diinjak oleh banyak orang, fungsinya pun terkadang untuk melindungi lantai di bawahnya dari keausan akibat injakan.
Lebih jauh lagi, bahkan beberapa bagian dari infrastruktur kota pun mengalami hal serupa. Trotoar, jembatan penyeberangan, dan jalan raya adalah area yang secara ekstensif diinjak dan dilalui oleh jutaan pasang kaki dan roda setiap harinya. Material pembuatnya haruslah kuat dan tahan lama untuk menghadapi tekanan konstan ini. Peralatan olahraga seperti matras yoga atau matras senam juga seringkali menjadi alas yang diinjak selama sesi latihan. Bahkan beberapa alat musik seperti pedal drum, secara harfiah diinjak oleh kaki pemainnya untuk menghasilkan bunyi.
Konsep "dijepit" juga memiliki banyak representasi dalam objek sehari-hari. Penjepit kertas adalah contoh paling sederhana dan umum. Ribuan bahkan jutaan penjepit kertas digunakan setiap hari untuk menyatukan lembaran-lembaran kertas, dengan mekanisme penjepit yang menahan kertas agar tidak terpisah. Penjepit pakaian yang kita gunakan untuk menjemur pakaian di tali jemuran juga bekerja dengan cara yang sama, menjepit kain agar tidak tertiup angin. Di dunia dapur, penjepit makanan, penjepit kue, atau bahkan penjepit panci panas adalah alat-alat yang digunakan untuk menjepit objek agar mudah dipegang atau dipindahkan.
Dari sisi yang lebih teknis, ada banyak alat yang menggunakan prinsip penjepitan untuk fungsinya. Tang adalah contoh alat yang dirancang untuk menjepit, memotong, atau membengkokkan benda. Cekam pada mesin bubut atau bor adalah komponen penting yang menjepit benda kerja agar stabil saat diproses. Dalam industri otomotif, rem bekerja dengan menjepit cakram untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan. Baut dan mur bekerja dengan menjepit dua komponen menjadi satu melalui gaya ulir yang dihasilkan.
Di luar makna harfiah, konsep "diinjak" atau "dijepit" juga bisa memiliki makna kiasan. Dalam konteks sosial, kadang seseorang merasa "diinjak" haknya atau "dijepit" oleh peraturan yang ketat. Namun, artikel ini lebih berfokus pada objek fisik. Kehidupan modern kita sangat bergantung pada benda-benda yang dapat menahan tekanan, dijepit, atau bahkan diinjak. Tanpa benda-benda seperti alas kaki, ban, penjepit, atau alat penjepit lainnya, banyak aktivitas dasar kita akan menjadi jauh lebih sulit atau bahkan mustahil.
Jadi, ketika kita mendengar pertanyaan "siapa yang suka diinjak dan dijepit orang?", jawaban yang paling tepat adalah benda-benda dan alat-alat yang memang dirancang untuk fungsi tersebut. Mereka adalah komponen tak terlihat yang mendukung kelancaran aktivitas kita, mulai dari berjalan, bepergian, hingga melakukan berbagai pekerjaan. Mereka tidak "suka" dalam arti memiliki perasaan, tetapi keberadaan mereka dirancang sedemikian rupa sehingga "siap" untuk menjalani fungsi tersebut demi kemudahan dan kebutuhan manusia.