Dalam ritme kehidupan modern yang serba cepat, menjaga konsistensi dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu menjadi tantangan tersendiri. Banyak umat Muslim secara otomatis menunggu hingga adzan dikumandangkan untuk segera melaksanakan kewajiban tersebut. Namun, dalam pandangan fiqih dan kebijaksanaan spiritual, ada amalan mulia yang sering terlewatkan: **shalat sunnah sebelum adzan** atau lebih tepatnya, mempersiapkan diri menyambut waktu shalat sebelum waktunya tiba secara resmi.
Keutamaan Menghidupkan Waktu Sebelum Adzan
Adzan adalah seruan ilahi, penanda resmi bahwa waktu suatu shalat telah masuk. Namun, spiritualitas Islam mengajarkan bahwa keutamaan terletak pada kesiapan jiwa. Rasulullah ﷺ bersabda tentang pentingnya shalat di awal waktu. Ketika adzan adalah penanda awal waktu, maka mempersiapkan diri sebelum itu adalah bentuk penghormatan tertinggi terhadap panggilan tersebut.
Shalat sebelum adzan (dalam konteks ini merujuk pada shalat sunnah rawatib qabliyah atau shalat tahiyatul masjid jika berada di masjid saat adzan dikumandangkan, atau sekadar mempersiapkan diri secara mental) memiliki beberapa keutamaan besar:
1. Mendahului Kebaikan: Dalam banyak hadits, Muslim dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Mendekati waktu shalat sebelum adzan adalah bentuk mendahului panggilan tersebut dengan niat yang tulus.
Jika seseorang sudah berada di masjid, melaksanakan shalat sunnah seperti Tahiyatul Masjid, atau shalat sunnah mutlak sebelum adzan, menunjukkan bahwa ia datang bukan karena suara pemanggil semata, melainkan karena kerinduan mendalam kepada Allah SWT.
Memahami Konteks Shalat Sunnah Rawatib Qabliyah
Secara teknis, shalat sunnah yang dilakukan tepat sebelum waktu wajib (Rawatib Qabliyah) baru bisa dikerjakan setelah waktu shalat wajib tersebut benar-benar masuk, meskipun baru beberapa detik setelah adzan. Namun, semangat dari "shalat sebelum adzan" seringkali merujuk pada upaya untuk memanfaatkan waktu luang yang tersisa sebelum adzan untuk berdzikir, berwudhu, atau menenangkan hati.
Contoh nyata yang sangat dianjurkan adalah shalat sunnah Rawatib Qabliyah, terutama untuk Dzuhur dan Isya', serta shalat Fajr (Subuh). Shalat Fajr Qabliyah adalah yang paling ditekankan keutamaannya. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa dua rakaat sebelum Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya. Mengingat waktu Subuh sangat sempit, maka mempersiapkan diri (berwudhu dan berniat) jauh sebelum adzan Subuh adalah kunci untuk bisa melaksanakan sunnah yang luar biasa ini tepat waktu.
Ketenangan Jiwa Menjelang Panggilan
Mengapa penting melakukan persiapan sebelum adzan? Adzan adalah momen transisi dari hiruk pikuk dunia menuju kekhusyukan. Jika kita terburu-buru meraih sajadah begitu adzan berkumandang, seringkali konsentrasi kita masih terpecah oleh aktivitas sebelumnya. Sebaliknya, jika kita telah berwudhu, duduk tenang, dan membaca doa menyambut adzan, maka ketika muadzin melantunkan panggilannya, hati kita sudah siap dan khusyuk.
Mempersiapkan diri adalah bentuk ihtiyat (kehati-hatian) dalam beribadah. Ini memastikan bahwa ketika waktu wajib tiba, kita dapat langsung fokus penuh pada fardhu ain tersebut tanpa gangguan logistik atau mental.
Pemanfaatan Waktu Luang di Masjid
Bagi mereka yang dapat berada di masjid sebelum adzan, waktu tersebut adalah ladang pahala yang sangat subur. Alih-alih menggunakan waktu tersebut untuk berbicara duniawi atau mengecek ponsel, manfaatkan untuk:
- Membaca Al-Qur'an.
- Berdoa memohon ampunan dan rezeki (sebab doa antara adzan dan iqamah mustajab).
- Dzikir dan istighfar.
Jadi, meskipun secara syariat shalat fardhu harus menunggu adzan, semangat untuk mendekat kepada Allah SWT harus dimulai jauh sebelum seruan itu terdengar. Shalat sebelum adzan, dalam artian spiritual, adalah fondasi kesiapan hati agar ketika adzan tiba, kita telah siap menyambutnya dengan jiwa yang tenteram dan penuh penghormatan.