Waktu Mustajab: Sebelum Adzan

Dalam kehidupan seorang Muslim, waktu adalah komoditas paling berharga. Setiap detik dihitung sebagai kesempatan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di antara sekian banyak waktu yang memiliki keutamaan, ada satu momen krusial yang sering kali terabaikan namun memiliki kedudukan yang sangat istimewa: waktu sebelum adzan.

Waktu Mulia

Ilustrasi waktu yang mendekati panggilan shalat.

Mengapa Waktu Sebelum Adzan Begitu Istimewa?

Waktu yang dimaksud di sini adalah rentang waktu sesaat sebelum muazin mengumandangkan adzan, baik itu adzan shalat lima waktu maupun adzan Subuh. Keutamaan ini paling jelas terlihat pada waktu Subuh. Terdapat hadits sahih yang menyebutkan bahwa doa pada sepertiga malam terakhir—yang bertepatan dengan waktu sebelum adzan Subuh—adalah waktu yang sangat dekat dengan terkabulnya doa.

Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam yang akhir, lalu Dia berfirman: 'Adakah yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan permintaannya? Adakah yang memohon kepada-Ku, akan Aku berikan permintaannya? Adakah yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni dosanya?'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Meskipun hadits ini secara eksplisit merujuk pada sepertiga malam akhir, momentum adzan Subuh menjadi penanda akhir dari periode waktu yang sangat mulia ini. Oleh karena itu, momentum sebelum adzan Maghrib dan Subuh secara khusus sangat dianjurkan untuk diisi dengan ibadah sunnah seperti shalat malam (Tahajjud) atau munajat pribadi.

Dua Momentum Kunci: Subuh dan Maghrib

Secara umum, ada dua waktu adzan yang sering dikaitkan dengan doa yang tidak tertolak, yaitu sebelum adzan Subuh dan sebelum adzan Maghrib. Para ulama menganjurkan agar umat Islam memanfaatkan momen transisi ini. Ketika kita mendengar atau bersiap mendengar suara adzan, itulah saatnya kita menghentikan kesibukan duniawi sejenak.

1. Sebelum Adzan Subuh (Waktu Terbaik di Malam Hari)

Ini adalah klimaks dari malam hari yang penuh keberkahan. Setelah selesai shalat Tahajjud, sebelum muazin Subuh memulai panggilannya, adalah waktu emas untuk memanjatkan harapan. Banyak orang memilih untuk tidur lelap saat waktu ini tiba, padahal inilah waktu di mana rahmat Allah turun paling deras. Memaksimalkan waktu sebelum adzan Subuh berarti kita memilih untuk menukar kantuk sesaat dengan ketenangan abadi.

2. Sebelum Adzan Maghrib (Penutup Hari)

Waktu menjelang Maghrib adalah batas akhir hari dihitung. Doa yang dipanjatkan saat ini memiliki peluang besar untuk dikabulkan sebagai penutup amal perbuatan kita di hari itu. Para sahabat Nabi sering kali memaksimalkan ibadah mereka di waktu ini. Mengingat bahwa Maghrib adalah waktu pergantian dari siang ke malam, suasana spiritualnya terasa lebih pekat.

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Sebelum Adzan?

Aktivitas utama yang dianjurkan di waktu menjelang adzan adalah berdzikir, beristighfar, dan berdoa (munajat). Ini adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, mengakui kekurangan, dan memohon ampunan.

Pertama, membaca Al-Qur'an, walau hanya beberapa ayat. Membaca Al-Qur'an adalah bentuk komunikasi langsung dengan firman Allah. Kedua, memperbanyak istighfar. Pengakuan dosa di hadapan Allah adalah pembuka pintu rahmat. Ketiga, melakukan shalat sunnah rawatib jika waktu memungkinkan, khususnya shalat sunnah Subuh (Ba'diyah Fajr) yang memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa shalat sunnah Subuh lebih baik daripada dunia dan isinya.

Jika seseorang sudah terbangun saat waktu yang sangat dekat dengan adzan, fokuslah pada doa. Jangan terburu-buru. Dalam keheningan malam atau senja yang damai, tarik napas dalam-dalam, hadapkan hati sepenuhnya kepada Sang Pencipta, dan sampaikan segala keinginan Anda. Menyadari bahwa hanya beberapa saat lagi panggilan shalat akan tiba, memberikan energi spiritual tersendiri, seolah-olah kita sedang berdialog langsung dengan kekuasaan Ilahi sebelum diizinkan berdiri menghadap-Nya dalam shalat wajib.

Kesimpulannya, waktu sebelum adzan adalah jendela kesempatan emas. Ia menuntut kesadaran dan kesiapan spiritual kita. Dengan memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya, kita tidak hanya mempersiapkan diri secara fisik untuk shalat, tetapi yang lebih penting, kita menyiapkan hati kita untuk menerima limpahan rahmat dan terkabulnya setiap doa yang kita panjatkan.

🏠 Homepage