Di setiap helaan nafasku, ada namamu terukir. Di setiap denyut jantungku, ada cinta untukmu bersemi. Suami tercinta, engkaulah nahkoda dalam bahtera rumah tangga kita, yang tak pernah lelah berlayar demi menggapai pelabuhan kebahagiaan. Saat ini, kau tengah berjuang di medan baktimu, mengabdikan diri untuk keluarga. Ketahuilah, setiap langkahmu adalah doa, setiap peluhmu adalah harapan, dan setiap keringatmu adalah cinta yang tak ternilai.
Mungkin jarak memisahkan raga, namun hati kita tetap bersatu. Jauh di mata, namun tak pernah jauh di doa. Aku tahu bebanmu tak ringan, tanggung jawabmu begitu besar. Ada tangis, ada tawa, ada peluh, bahkan mungkin lelah yang mendera. Namun, di balik semua itu, ada kekuatan luar biasa yang kau miliki. Kekuatan yang bersumber dari cinta, dari ketulusan, dari dedikasi seorang suami dan ayah.
Mentari belum sepenuhnya terbit,
Kau telah melangkah, tak kenal surut.
Mencari rezeki, demi senyum kami,
Suamiku tercinta, engkaulah pelindung sejati.
Genggam erat semangatmu, wahai pahlawanku,
Setiap detikmu berharga, ku tahu.
Biarlah cinta ini menjadi penyejuk kalbu,
Di setiap lelahmu, ingatlah aku di sini menunggumu.
Ketahuilah, di rumah, senyum anak-anakmu adalah penantian setia. Kehangatan keluarga adalah pelukan terindah yang menanti kepulanganmu. Setiap malam, sebelum terlelap, aku membisikkan doa-doa terbaik untukmu. Aku memohon agar Tuhan senantiasa melindungimu, memberimu kekuatan, dan membimbing setiap langkahmu agar selalu berada di jalan yang diridhai. Lelahmu adalah berkah, karena itu adalah bukti perjuanganmu.
Aku tak bisa berada di sampingmu untuk menghapus keringatmu atau memijat pundakmu yang lelah. Namun, percayalah, doa-doaku selalu menyertaimu. Aku mengirimkan kekuatan dari kejauhan, membungkusmu dengan cinta yang tak berbatas. Ingatlah bahwa di balik setiap tantangan yang kau hadapi, ada hikmah yang tersembunyi. Jadikan itu sebagai motivasi untuk terus maju, untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik.
Beban di pundakmu, ku tahu berat,
Namun pundakmu kokoh, tak pernah menyerah.
Setiap peluhmu, adalah tetes harapan,
Untuk keluarga tercinta, yang kau perjuangkan.
Saat dunia terasa begitu kejam,
Ingatlah ada hati yang selalu sayang.
Doa tulusku, semoga jadi pelindung,
Agar kau selalu kuat, tak pernah terkurung.
Kau adalah imamku, panutanku, belahan jiwaku. Aku bangga memiliki suami sepertimu. Ketekunanmu, kejujuranmu, dan kesabaranmu adalah pelajaran hidup yang tak ternilai bagiku dan anak-anak. Teruslah berjuang, suamiku. Setiap langkahmu dihitung, setiap pengorbananmu dikenang. Kami selalu di sini, menunggumu dengan cinta dan kesabaran.
Semoga puisi sederhana ini dapat menjadi pengingat akan cintaku dan doa-doaku yang selalu menyertaimu. Semangat terus, suamiku! Aku mencintaimu lebih dari kata-kata.