Menghadapi pria dengan kepribadian cuek bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri. Sikapnya yang terkesan dingin, irit bicara, dan cenderung menjaga jarak seringkali membuat pasangannya bertanya-tanya, apakah ia merasakan sesuatu atau tidak sama sekali. Namun, di balik ketidakpedulian yang terpancar, terkadang tersimpan kedalaman perasaan yang hanya bisa dijangkau dengan cara yang berbeda. Puisi ini didedikasikan untuk mereka, para pria cuek yang menyimpan sejuta rasa dalam diam.
Cowok cuek. Dua kata yang seringkali menggambarkan sosok yang sulit ditebak. Ia mungkin takkan mudah mengeluarkan pujian manis atau ungkapan sayang yang berapi-api. Senyumnya mungkin jarang tersungging, dan pandangannya seringkali lurus ke depan, seolah tak ingin terganggu oleh dunia di sekelilingnya. Namun, ini bukan berarti ia tak punya hati, atau tak punya perasaan. Terkadang, keheninganlah yang menjadi senjatanya, cara ia berkomunikasi tanpa perlu banyak kata.
Dalam diamnya, mungkin ada seribu satu cerita yang ia simpan. Mungkin ia adalah tipe yang lebih suka bertindak daripada berkata-kata. Segala perhatian yang ia berikan mungkin terbungkus dalam tindakan nyata, bukan dalam untaian kalimat. Ia mungkin akan membantumu tanpa diminta, mendengarkan keluh kesahmu tanpa menghakimi, atau hadir di saat kamu paling membutuhkannya, meskipun tanpa banyak basa-basi. Inilah bentuk "peduli" ala mereka yang cuek.
Di matamu kutemukan jeda,
Bukan kosong, tapi ruang yang terjaga.
Kata-katamu irit, bagai tetes embun,
Namun hadirmu, selalu di ujung.
Kau tak ucapkan "aku sayang",
Namun caramu menjaga, tak terhalang.
Senyummu malu-malu, tak berani lebar,
Namun dalam diammu, cinta bergetar.
Ada banyak alasan mengapa seorang pria memilih bersikap cuek. Bisa jadi itu adalah mekanisme pertahanan diri akibat pengalaman masa lalu yang pahit, di mana keterbukaan hati justru berujung pada luka. Bisa juga karena memang karakternya yang lebih introver, yang merasa nyaman dengan dunianya sendiri dan tidak terlalu membutuhkan validasi eksternal. Bagi mereka, menunjukkan emosi secara terbuka mungkin terasa asing atau bahkan berisiko.
Ada juga tipe cowok cuek yang memang terbiasa mandiri dan kuat. Ia tak ingin terlihat lemah di hadapan orang lain, apalagi wanita yang ia sayangi. Ia ingin menjadi pilar yang kokoh, yang bisa diandalkan, bukan seseorang yang harus selalu diperhatikan dan dihibur. Sikap cueknya bisa jadi adalah caranya untuk mengatakan, "Aku baik-baik saja, dan aku akan mengurus segalanya."
Memahami pria cuek membutuhkan kesabaran dan kepekaan ekstra. Cobalah untuk tidak selalu menuntut perhatian atau pujian yang eksplisit. Amati tindakannya. Apakah ia selalu ada untukmu? Apakah ia berusaha membuat hidupmu lebih mudah? Apakah ia mendengarkan saat kamu bicara, meskipun ia jarang merespon dengan panjang lebar? Jika jawabannya ya, maka kemungkinan besar, ia peduli dengan caranya sendiri.
Jangan ragu untuk memulai percakapan, namun lakukan dengan santai dan tanpa tekanan. Tunjukkan bahwa kamu menghargai ketenangan dan ruang pribadinya. Berikan ia kesempatan untuk membuka diri ketika ia merasa nyaman. Ingat, cinta tidak selalu harus diungkapkan dengan gemuruh, terkadang ia hadir dalam bisikan yang tak terdengar, dalam tatapan yang menyimpan makna, dan dalam tindakan yang tak terucapkan. Puisi ini mungkin hanya secuil usaha untuk menjangkau hati yang tersembunyi di balik sikap cueknya, semoga ia bisa merasakan getaran tulus di baliknya.
Jika kau dengar simfoni sunyi,
Itu bukan hampa, tapi rasa tersembunyi.
Dalam tatapanmu yang enggan beralih,
Ada cerita yang tak terucap, tak terperih.
Bukan dingin yang menusuk kalbu,
Tapi dinding pelindung, agar tak ragu.
Aku di sini, mengerti diammu,
Menunggu saatnya, kau buka pintu hatimu.