Kasih ibu adalah anugerah terindah dalam kehidupan manusia. Ia adalah pelukan hangat saat dunia terasa dingin, lentera yang menerangi gelap, dan kompas yang menuntun langkah. Ibu adalah sosok yang tanpa pamrih memberikan segalanya demi kebahagiaan anak-anaknya. Melalui bait-bait puisi panjang ini, mari kita selami kedalaman cinta seorang ibu yang takkan pernah pudar.
Sejak pertama terucap kata, ia merangkai cerita.
Dari tatapan mata yang tak pernah lelah mengawasi,
hingga sentuhan lembut yang menenangkan segala resah.
Ia adalah pelabuhan pertama, tempat segala mimpi berlabuh,
dan bintang penunjuk arah saat badai kehidupan menerpa.
Di pelukanmu, dunia terasa aman,
Tangismu meredupkan segala kelam.
Kau ajarkan arti sabar dan ikhlas,
Di setiap langkahmu, ada pelajaran yang terukir jelas.
Senyummu adalah mentari pagi yang cerah,
Mengusir mendung, membawa tawa merekah.
Di setiap doa yang kau panjatkan,
Terselip harapan, cinta yang tak terperi persembahkan.
Bukan hanya memberikan kasih, ibu juga mengorbankan banyak hal. Waktu, tenaga, bahkan impian pribadinya seringkali ia kesampingkan demi melihat anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bahagia. Pengorbanan ini seringkali tak terlihat, namun dampaknya begitu besar, membentuk fondasi kokoh bagi masa depan kita.
Kau korbankan lelah, tak pernah mengeluh,
Demi sesuap nasi, demi perut terisi penuh.
Matamu terpejam, namun hati terjaga,
Menemani malam, mengusir dingin dan lara.
Kau tinggalkan ria, demi tugas mulia,
Menjadi nahkoda, di bahtera rumah tangga.
Bukan harta yang kau cari, bukan pula permata,
Melainkan senyum di wajah kami, bahagia yang kau damba.
Setiap peluh yang jatuh, adalah benih cinta,
Yang kau sirami setia, hingga tumbuh jadi nyata.
Kau tak pernah hitung, berapa banyak yang telah kau beri,
Cinta tanpa syarat, mengalir abadi.
Lebih dari sekadar pemberi kehidupan, ibu adalah guru pertama dan terbaik kita. Ia mengajarkan kita membaca dunia, memahami arti kebaikan, dan menumbuhkan nilai-nilai moral. Nasihatnya, tegurannya, bahkan diamnya, semua mengandung pelajaran berharga yang akan selalu kita bawa sampai akhir hayat.
Kau ajarkan aku melangkah, walau kaki masih goyah,
Kau bimbing aku bicara, walau lidah masih kaku terarah.
Kau tanamkan kejujuran, walau dunia penuh dusta,
Kau ajarkan kebaikan, walau kejam sering melanda.
Setiap nasihatmu, adalah permata yang berharga,
Setiap teguranmu, adalah cambuk penuntun jiwa.
Kau bentuk karaktersku, dengan sabar dan teliti,
Menjadi pribadi utuh, berakhlak dan berbakti.
Bahkan dalam diammu, tersimpan berjuta makna,
Doa-doamu membentang, seluas samudra.
Ketika lelah melanda, ketika dunia terasa berat, hanya pelukan ibu yang mampu memberikan ketenangan sejati. Di sana, segala beban terangkat, segala luka terobati. Keberadaannya saja sudah cukup untuk memberikan kekuatan dan semangat baru.
Bila mentari senja mulai bersembunyi,
Dan dingin malam mulai menghampiri,
Aku rindu pelukanmu, hangat dan menenangkan,
Tempatku bersandar, mengadu segala beban.
Di matamu kutemukan pantulan diri,
Yang tak pernah menghakimi, selalu mengerti.
Kau adalah rumah, tempatku kembali,
Pelukanmu adalah surga, yang takkan pernah terperi.
Terima kasih Ibu, untuk cinta yang takkan habis,
Untuk segala pengorbanan, yang tak terbalas sedikitpun jua.
Namamu terukir abadi, di relung hati terdalam,
Kaulah segalanya, Ibu, cintaku takkan pernah padam.
Puisi ini hanyalah sedikit ungkapan rasa syukur dan cinta kita kepada sosok ibu. Ketulusan dan pengorbanannya jauh melampaui kata-kata. Marilah kita senantiasa menghargai, menyayangi, dan berbakti kepada ibu selagi beliau masih ada. Cinta seorang ibu adalah anugerah yang tak ternilai harganya, sebuah kekuatan yang akan selalu membimbing kita dalam setiap perjalanan hidup.