Sekolah, sebuah tempat suci yang bukan hanya bangunan fisik, tetapi lebih dari itu. Ia adalah wadah penempaan diri, tempat kita menimba ilmu, membangun persahabatan, dan menumbuhkan cita-cita. Setiap sudutnya menyimpan cerita, setiap koridornya menjadi saksi bisu perjalanan tumbuh kembang generasi penerus bangsa. Di sinilah kita diajari membaca, menulis, menghitung, namun lebih dari itu, kita diajari nilai-nilai kehidupan: kejujuran, kedisiplinan, kerja sama, dan rasa hormat. Sekolah adalah taman bermain intelektual yang mempersiapkan kita untuk menghadapi dunia luar yang penuh tantangan. Ia memberikan bekal, bukan hanya pengetahuan akademis, tetapi juga karakter yang kuat untuk menjadi individu yang berguna bagi masyarakat. Setiap guru yang membimbing, setiap teman yang berbagi tawa dan duka, semuanya adalah bagian tak terpisahkan dari memori indah yang akan selalu terukir.
Puisi adalah salah satu cara terbaik untuk mengekspresikan rasa cinta dan penghargaan terhadap tempat istimewa ini. Melalui untaian kata, kita dapat merangkai setiap kenangan, setiap pelajaran, dan setiap harapan yang tersemat di hati. Puisi sekolahku ini adalah ungkapan sederhana dari rasa syukur atas segala ilmu, pengalaman, dan kehangatan yang telah diberikan. Ia menggambarkan betapa berartinya sekolah dalam membentuk diri kita, menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih siap menghadapi masa depan. Mari kita selami keindahan kata-kata ini dan kembali merasakan getaran rasa bangga terhadap sekolah kita.
Di sini, tembok-tembok berbisik cerita,
Tentang mimpi yang terukir, jiwa muda berseri.
Ruang kelas jadi saksi tawa dan tanya,
Guru hadir, pelita di gelapnya dunia.
Papan tulis jadi kanvas ilmu terbentang,
Setiap goresan, membekas takkan lekang.
Lingkungan hijau, tempat hati berpulang,
Mengukir memori, takkan pernah terbuang.
Lorong panjang berlari penuh canda,
Menjelang bel berbunyi, tiada tergesa.
Sahabat sejati, hadir dalam suka duka,
Saling berbagi, menguatkan jiwa raga.
Dari halaman yang asri, cita tumbuh subur,
Di sini belajar, masa depan teratur.
Setiap pelajaran, jadi bekal terukir,
Membentuk pribadi, berani dan jujur.
Bendera merah putih berkibar megah,
Menyentuh hati, bangga tak terpecah.
Mengajarkan arti cinta tanah air nan indah,
Semangat juang, takkan pernah goyah.
Dari gerbang depan hingga pojok sekolah,
Tersimpan kenangan, sejuta rasa tak lelah.
Terima kasihku, wahai sekolah tercinta,
Kau hadirkan ilmu, ubah gelap jadi terang benderang.
Di setiap sudut, jejak langkah tertinggal,
Senyum guru, nasihat yang takkan tanggal.
Persahabatan erat, terjalin tak terkal,
Membentuk karakter, kuat dan tak tergagal.
Ruang perpustakaan, harta karun tersembunyi,
Membuka jendela dunia, penuh inspirasi.
Setiap buku, ilmu baru yang terpatri,
Menempa diri, menuju masa depan gemilang nanti.
Ruang serbaguna, saksi karya dan seni,
Pentasan bakat, dari yang terpendam diri.
Semangat berkompetisi, tak pernah berhenti,
Mengasah kemampuan, hingga meraih mimpi.
Kini 'ku berdiri, siap menggapai bintang,
Bekal dari sini, kokoh takkan goyang.
Sekolahku tercinta, janji 'kan 'ku pegang,
Menjadi pribadi berguna, membangun masa depan cemerlang.
Kelima bait puisi ini berusaha menangkap berbagai elemen penting dari pengalaman bersekolah. Bait pertama menggambarkan suasana fisik dan peran guru sebagai pencerah. Kemudian, bait kedua berfokus pada keindahan lingkungan sekolah dan pentingnya persahabatan. Bait ketiga menyentuh tentang semangat cinta tanah air yang ditanamkan melalui simbol negara, serta harapan untuk menjadi pribadi yang kuat dan jujur. Bait keempat menyoroti peran perpustakaan sebagai sumber pengetahuan dan tempat penempaan diri, serta pentingnya aspirasi dan kompetisi positif. Terakhir, bait kelima merangkum perasaan siap menghadapi masa depan dengan bekal ilmu dan karakter yang telah dibentuk, serta janji untuk menjadi individu yang berguna.
Puisi ini bukan hanya sekadar kumpulan kata, melainkan sebuah ode untuk institusi yang membentuk ribuan bahkan jutaan generasi. Sekolah adalah fondasi, dan pengalaman di dalamnya adalah bahan bangunan yang membentuk karakter dan pandangan hidup. Melalui puisi ini, diharapkan kita dapat merenungkan kembali betapa berharganya setiap momen yang dihabiskan di sekolah, menghargai setiap guru yang telah mendidik, dan memupuk persahabatan yang terjalin. Ini adalah pengingat bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat bertumbuh, bermimpi, dan menjadi diri sendiri.