Simbol pengingat kasih sayang
Kasih sayang orang tua adalah anugerah terindah yang tak ternilai harganya. Mereka adalah pelita dalam gelap, kompas dalam perjalanan hidup, dan sumber kekuatan yang tak pernah padam. Berbakti kepada orang tua bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk penghormatan tulus atas segala pengorbanan yang telah mereka berikan. Dalam kesibukan dunia modern, terkadang kita lupa untuk merenungi betapa besar jasa mereka. Puisi ini mencoba merangkai kata untuk mengingatkan kembali akan pentingnya berbakti dan menghargai sosok mulia di balik kelahiran dan tumbuh kembang kita.
Ayah dan ibu, dua nama yang selalu terucap dalam doa. Mereka adalah mercusuar yang menerangi setiap langkah, menuntun kita melewati badai kehidupan dengan sabar dan tanpa lelah. Sejak pertama kali kita membuka mata di dunia ini, tangan merekalah yang merawat, suara merekalah yang mengalunkan nada kasih. Keringat mereka menjadi saksi perjuangan, senyum mereka adalah pelipur lara di kala duka. Setiap nasehat yang terucap adalah bekal berharga, setiap pelukan adalah pelabuhan yang aman. Kerelaan hati mereka dalam mengorbankan segala demi kebahagiaan buah hati sungguh tak terbandingkan. Di setiap helaan napas mereka, terselip doa untuk keselamatan dan kesuksesan anak-anaknya. Keagungan cinta mereka adalah pelajaran hidup yang paling hakiki, sebuah simfoni abadi yang takkan pernah usai.
Bait Pertama:
Dua insan mulia, ayah dan bunda,
Tiada henti curahkan kasih setia.
Menemani langkah, dalam suka duka,
Pengorbananmu tulus, tiada terduga.
Seiring bertambahnya usia, tanggung jawab orang tua kian berat. Mereka membanting tulang, mengorbankan waktu dan tenaga demi masa depan anak-anaknya. Mulai dari kebutuhan pangan, sandang, papan, hingga pendidikan, semua diupayakan semaksimal mungkin. Tak jarang mereka menahan lapar agar anak-anaknya makan, menahan lelah agar anak-anaknya nyaman. Tatkala kita sakit, merekalah yang paling cemas dan tak kenal waktu. Kegagalan kita adalah kesedihan mereka, kesuksesan kita adalah kebahagiaan mereka yang paling hakiki. Setiap tetes keringat yang jatuh adalah bukti cinta tanpa syarat. Mengingat kembali segala jerih payah mereka seharusnya menumbuhkan rasa syukur dan tekad untuk membalasnya dengan cara yang terbaik. Kewajiban ini bukanlah beban, melainkan sebuah kehormatan yang harus kita jalani dengan penuh kesungguhan.
Bait Kedua:
Usiamu menua, rambut memutih,
Demi kami, kau berjuang tak letih.
Peluhmu basahi tanah yang perih,
Agar kami tumbuh, tak tergelincir sedih.
Berbakti kepada orang tua dapat diwujudkan dalam berbagai cara, mulai dari menjaga ucapan agar selalu santun, mendengarkan nasehat mereka dengan penuh perhatian, hingga memberikan dukungan moral dan material sebisa mungkin. Ketika mereka telah renta dan membutuhkan perawatan, janganlah kita berpaling. Jadikanlah masa tua mereka penuh kebahagiaan dan ketenangan, sebagaimana mereka telah memberikan masa muda mereka untuk kita. Perhatian kecil seperti menemani berbincang, menanyakan kabar, atau sekadar hadir di samping mereka dapat menjadi obat rindu dan penyejuk hati. Hormati mereka, jangan pernah melawan, apalagi menyakiti hati mereka dengan perkataan atau perbuatan. Doa kita untuk mereka juga merupakan bentuk bakti yang tak kalah penting. Memohonkan ampunan, rahmat, dan surga bagi mereka adalah wujud cinta yang abadi.
Bait Ketiga:
Kini saatnya kami membalas budi,
Dengan hormat dan cinta sepenuh hati.
Merawatmu kelak, takkan berlari,
Mendoakanmu dalam setiap hembus nanti.
Islam dan berbagai ajaran agama lainnya sangat menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, bahkan menjadikannya satu rangkaian setelah perintah menyembah-Nya. Hal ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua di sisi Tuhan. Menyakiti hati orang tua dapat mendatangkan murka Tuhan, sebaliknya berbakti kepada mereka adalah salah satu jalan menuju keridaan-Nya. Di akhirat kelak, surga berada di bawah telapak kaki ibu. Pengakuan dan penghargaan terhadap jasa orang tua merupakan cerminan keimanan seseorang. Mari kita jadikan momen-momen berharga ini sebagai pengingat untuk senantiasa bersyukur, berbakti, dan mendoakan kebaikan bagi kedua orang tua kita, baik selagi mereka masih hidup maupun setelah mereka berpulang ke rahmatullah. Keberkahan hidup seringkali bersumber dari doa dan restu mereka.
Bait Keempat:
Ridho Tuhan ada pada mereka,
Jaga lisanmu, janganlah terluka.
Doa kami menyertai selamanya,
Semoga syurga menanti, wahai berharga.
Merawat dan berbakti kepada orang tua adalah investasi akhirat yang tak ternilai. Luangkan waktu untuk mereka, dengarkan keluh kesah mereka, dan tunjukkan bahwa cinta kita takkan pernah pudar. Kehadiran kita di sisi mereka adalah kebahagiaan terbesar bagi mereka.