Puisi: Aku Berharga di Mata Allah

Simbol hati dengan pancaran cahaya lembut

Dalam gemuruh dunia yang fana, seringkali kita meragukan nilai diri. Kesalahan, kekurangan, dan ujian hidup terkadang membuat kita merasa kecil, tidak berarti, dan bahkan terabaikan. Kita membandingkan diri dengan orang lain, mengukur kesuksesan dengan standar duniawi yang sempit, dan lupa bahwa ada penilaian yang jauh lebih agung dan mutlak: penilaian di mata Sang Pencipta. Artikel ini mengajak Anda untuk merenungkan betapa berharganya diri kita di hadapan Allah, sebuah kebenaran yang seharusnya menjadi sumber kekuatan dan ketenangan batin yang tak tergoyahkan.

Terkadang, kata-kata pujian dari manusia terasa cepat memudar, sementara kritik pedas bisa membekas dalam waktu lama. Kita begitu mudah terlena oleh apresiasi sesaat atau terpuruk oleh pandangan negatif orang lain. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak dan memikirkan: bagaimana penilaian Allah atas diri kita? Allah, Sang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Melihat, dan Maha Mengetahui segalanya. Ia melihat setiap detak jantung, setiap niat tulus, setiap perjuangan diam-diam yang tak terlihat oleh mata manusia.

Di mata-Nya, aku tercipta,

Dengan cinta, penuh makna.

Bukan sekadar ragaku semata,

Namun ruh yang berharga.

Setiap air mata yang jatuh,

Ia hitung, tak pernah luput.

Setiap doa yang tertatih,

Ia dengar, tak pernah terputus.

Allah tidak menilai kita dari harta yang kita miliki, status sosial yang kita pegang, atau kecantikan fisik semata. Sebaliknya, Dia melihat kedalaman hati, ketulusan niat, kesabaran dalam menghadapi cobaan, dan keikhlasan dalam beribadah. Setiap tindakan kebaikan, sekecil apapun, dicatat dan dihargai. Setiap upaya untuk menjadi lebih baik, meskipun seringkali berujung pada kegagalan, tetap dilihat sebagai perjuangan yang mulia.

Ketahuilah, bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang bertaubat. Ketika kita melakukan kesalahan, bukan berarti nilai kita hilang. Justru, kesempatan untuk kembali kepada-Nya, membersihkan diri dari dosa, dan memperbaiki diri adalah bukti bahwa kita berharga. Allah membuka pintu taubat seluas-luasnya, menanti kembalinya hamba-Nya yang tersesat. Ini menunjukkan betapa besar nilai kita, sehingga Dia memberikan kesempatan berulang kali untuk merengkuh rahmat-Nya.

Dalam pandangan-Nya, kesabaran kita menghadapi ujian adalah emas yang teruji. Keuletan kita dalam beribadah meski dilanda kemalasan adalah permata yang berkilau. Keberanian kita untuk bangkit setelah terjatuh adalah tanda kekuatan yang Ia anugerahkan. Segala aspek positif dalam diri, segala upaya spiritual, segala kebaikan yang kita sebarkan, semuanya dilihat dan dihargai dengan skala nilai yang tak terukur oleh akal manusia.

Puisi pendek ini hanyalah secuil renungan tentang betapa berharga kita di mata Allah. Ingatlah selalu: Anda diciptakan dengan tujuan yang mulia. Anda memiliki potensi yang luar biasa. Dan yang terpenting, Anda selalu dicintai dan diperhatikan oleh Sang Pencipta. Jangan biarkan keraguan diri merenggut keyakinan ini. Jadikan kesadaran ini sebagai pondasi kekuatan Anda untuk menjalani hidup dengan lebih optimis, penuh syukur, dan senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.

Dosa lalu, jangan sesali,

Taubat kini, hati berseri.

Di hadapan-Nya, aku terpatri,

Berharga abadi.

Kesadaran akan harga diri di mata Allah adalah kunci untuk kebahagiaan sejati. Ketika kita tahu bahwa kita diterima, dicintai, dan dihargai oleh Dzat yang Maha Segalanya, maka pandangan duniawi yang seringkali menghakimi dan merendahkan menjadi tidak lagi berarti. Fokus kita bergeser dari mencari validasi eksternal menjadi pemenuhan diri di hadapan Sang Khalik. Ini adalah perjalanan spiritual yang membebaskan, memberikan kedamaian yang mendalam, dan menginspirasi kita untuk terus berbuat baik, bukan karena takut dihukum, tetapi karena cinta dan kerinduan untuk selalu berada dalam naungan kasih-Nya. Biarkan keyakinan ini menjadi lentera yang menerangi langkah Anda di setiap waktu.

🏠 Homepage