Gunung berapi seringkali menjadi subjek berita yang dramatis, dan bersamaan dengan itu, muncul istilah-istilah ilmiah yang sering tertukar, terutama magma, lava, dan lahar. Meskipun ketiganya berkaitan erat dengan aktivitas vulkanik, lokasi dan komposisi fisik mereka sangat berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk mengerti bagaimana gunung api bekerja dan bahaya apa yang ditimbulkannya.
Secara sederhana, perbedaannya terletak pada satu pertanyaan kunci: Apakah material panas tersebut masih berada di dalam bumi, atau sudah mencapai permukaan?
Diagram di atas menggambarkan lokasi relatif dari ketiga material tersebut dalam siklus erupsi vulkanik.
Kandungan utama magma adalah silika, mineral, dan gas terlarut (seperti uap air dan karbon dioksida) yang terjebak karena tekanan tinggi di kedalaman. Karena tekanan yang luar biasa besar, gas-gas ini tetap terlarut di dalam cairan batuan tersebut. Viskositas (kekentalan) magma sangat bervariasi; magma yang kaya silika cenderung lebih kental dan menghasilkan letusan yang eksplosif, sementara magma yang miskin silika lebih encer.
Selama magma berada di bawah permukaan, ia belum menimbulkan ancaman langsung berupa aliran material panas ke pemukiman. Ia adalah "bahan baku" sebelum erupsi terjadi.
Perbedaan paling krusial antara magma dan lava adalah keberadaan gas. Ketika magma mencapai permukaan, tekanan tiba-tiba menurun drastis. Penurunan tekanan ini menyebabkan gas-gas yang terlarut (volatil) mengembang dan melepaskan diri dengan cepat (mirip saat membuka tutup botol soda). Material yang tersisa di permukaan, kini bebas dari sebagian besar gas terlarut, itulah yang kita sebut lava.
Sifat lava sangat bergantung pada kandungan silikanya. Lava basaltik yang encer (misalnya dari Hawaii) dapat mengalir cepat dan membentuk dataran luas. Sebaliknya, lava felsik yang kental akan membentuk kubah lava (lava dome) yang cenderung menutup kawah dan berisiko runtuh.
Meskipun sangat panas (bisa mencapai 700°C hingga 1200°C), aliran lava cenderung bergerak relatif lambat, memberikan waktu bagi penghuni untuk mengevakuasi area yang terkena jalur alirannya.
Lahar adalah salah satu bahaya sekunder paling merusak dari letusan gunung berapi, dan seringkali jauh lebih mematikan daripada aliran lava itu sendiri. Lahar dapat terjadi karena dua sebab utama:
Lumpur lahar dapat bergerak dengan kecepatan puluhan kilometer per jam, menghancurkan jembatan, rumah, dan mengubah topografi lembah sungai dalam sekejap. Densitasnya yang tinggi memungkinkannya membawa bongkahan pohon dan batu besar, menjadikannya ancaman yang sulit dihentikan.
| Kriteria | Magma | Lava | Lahar |
|---|---|---|---|
| Lokasi | Di bawah permukaan bumi (di kantung/saluran) | Di atas permukaan bumi | Di lereng gunung/lembah sungai |
| Komposisi Utama | Batuan cair + Gas terlarut | Batuan cair (sebagian besar gas telah lepas) | Campuran abu, batuan, dan air |
| Temperatur | Sangat Tinggi (Tekanan Menahan Lepasnya Gas) | Sangat Tinggi (Suhu Erupsi) | Bervariasi (Dingin hingga Panas) |