Memasang batu bata, atau yang sering disebut dengan pekerjaan pasangan bata, adalah keterampilan dasar namun krusial dalam dunia konstruksi. Baik Anda sedang membangun dinding pembatas sederhana, mendirikan pondasi, atau sekadar melakukan perbaikan kecil, pemahaman yang benar mengenai teknik pemasangan akan menentukan kekuatan dan estetika hasil akhir bangunan Anda. Proses ini memerlukan ketelitian, kesabaran, dan penggunaan alat yang tepat.
Sebelum memulai pekerjaan, pastikan semua persiapan telah dilakukan. Kualitas bahan sangat mempengaruhi ketahanan struktur.
Sebelum mencampur mortar, pastikan permukaan area kerja bersih dari kotoran, minyak, atau sisa-sisa material lain. Hal terpenting adalah merendam batu bata dalam air selama beberapa jam (hingga gelembung udara tidak keluar lagi). Bata yang kering akan menyerap air dari adukan mortar terlalu cepat, menyebabkan ikatan yang lemah dan potensi keretakan.
Campur semen dan pasir dengan perbandingan yang tepat. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga mencapai konsistensi yang ideal—tidak terlalu encer (akan menyebabkan penurunan kekuatan) dan tidak terlalu kaku (sulit diaplikasikan).
Untuk dinding lurus, Anda harus menentukan dua titik sudut terlebih dahulu. Gunakan unting-unting untuk memastikan kedua sudut vertikalnya tegak lurus (90 derajat). Tarik benang ukur di antara kedua sudut tersebut pada ketinggian lapisan pertama (bedding layer). Benang ini akan menjadi panduan agar seluruh bata yang dipasang memiliki ketinggian dan kelurusan yang sama.
Bentangkan adukan mortar (spesi) di atas pondasi atau permukaan dasar. Ketebalan ideal lapisan ini biasanya antara 2 cm hingga 3 cm. Ratakan menggunakan sendok semen. Ini adalah fondasi lapisan bata pertama Anda.
Letakkan bata pertama di sudut, tepat di bawah benang ukur. Pukul bata perlahan dengan gagang sendok semen agar posisinya pas dan merekat sempurna. Setelah bata pertama terpasang, segera pasang bata berikutnya di sebelahnya, dengan jarak antar bata yang konsisten (biasanya sekitar 1 cm untuk spasi nat).
Setelah beberapa bata terpasang dalam satu baris, periksa kerataan horizontal (menggunakan waterpass) dan pastikan masih sejajar dengan benang ukur. Ini adalah langkah paling krusial; kesalahan di lapisan dasar akan diperbesar di lapisan atas.
Dinding yang kuat memerlukan ikatan (stitching) yang baik. Artinya, setiap lapisan bata yang baru tidak boleh memiliki garis nat yang sejajar persis dengan lapisan di bawahnya. Ini disebut juga dengan ikatan silang.
Selalu gunakan waterpass secara vertikal dan horizontal setelah memasang setiap bata, atau setidaknya setelah menyelesaikan satu baris penuh. Atur benang ukur ke baris baru setelah lapisan sebelumnya selesai. Jika ada bata yang terlalu tinggi, pukul perlahan; jika terlalu rendah, angkat dan tambahkan sedikit mortar di bawahnya.
Setelah dinding mencapai ketinggian yang diinginkan dan mortar masih dalam keadaan setengah keras (belum mengering total), lakukan proses perapihan nat (pointing). Gunakan alat perata khusus atau ujung sendok semen untuk menekan dan merapikan adukan pada celah nat. Perapihan ini tidak hanya meningkatkan estetika tetapi juga melindungi spasi nat dari rembesan air.
Setelah selesai, biarkan dinding mengering secara alami. Hindari membebani dinding atau membiarkannya terkena hujan deras selama setidaknya 24 hingga 48 jam pertama, terutama jika Anda menggunakan mortar berbasis semen. Perawatan yang baik di awal akan menjamin dinding bata Anda kokoh bertahun-tahun.