Contoh Batuan Plutonik dan Pembentukannya

Batuan plutonik, atau yang sering disebut batuan beku dalam, merupakan salah satu kategori utama batuan beku di bumi. Istilah "plutonik" berasal dari kata Pluto, dewa dunia bawah dalam mitologi Romawi, yang merujuk pada proses pembentukannya yang terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Batuan ini terbentuk dari magma yang mendingin dan memadat secara sangat lambat di dalam kerak bumi.

Proses pendinginan yang lambat inilah yang menjadi ciri khas utama batuan plutonik. Karena terisolasi dari permukaan dan dikelilingi oleh batuan inang yang sudah ada, magma membutuhkan waktu ribuan hingga jutaan tahun untuk mengkristal. Pendinginan yang bertahap ini memberikan kesempatan bagi mineral-mineral penyusun batuan untuk tumbuh menjadi kristal yang besar dan mudah dikenali. Fenomena ini dikenal sebagai tekstur faneritik.

Karakteristik Utama Batuan Plutonik

Memahami batuan plutonik memerlukan pengenalan terhadap ciri-ciri khasnya. Ciri yang paling mencolok adalah tekstur batuan tersebut. Karena kristalnya besar, batuan plutonik cenderung memiliki penampilan yang kasar dan granular saat dilihat dengan mata telanjang.

Selain tekstur, komposisi mineralnya juga bervariasi tergantung pada komposisi kimia magma awal. Batuan plutonik diklasifikasikan berdasarkan kandungan silika (SiO2). Batuan yang kaya silika (felsik) didominasi oleh mineral terang seperti kuarsa dan feldspar, sementara batuan yang miskin silika (mafik) didominasi oleh mineral gelap seperti piroksen dan olivin.

Contoh Visualisasi Batuan Plutonik

Ilustrasi Tekstur Faneritik Batuan Plutonik Tekstur Kristal Besar (Faneritik)

Contoh Batuan Plutonik Paling Umum

Berikut adalah beberapa contoh batuan plutonik yang paling sering ditemui dalam studi geologi, yang mencerminkan variasi komposisi magma:

Perbedaan dengan Batuan Vulkanik (Ekstrusif)

Penting untuk membedakan batuan plutonik dari batuan vulkanik (atau ekstrusif). Batuan vulkanik terbentuk ketika magma keluar ke permukaan bumi sebagai lava. Karena pendinginannya yang cepat, kristalnya sangat kecil (afanitik) atau bahkan tidak membentuk kristal sama sekali (glasial, seperti obsidian).

Contoh batuan vulkanik yang merupakan "saudara" dari batuan plutonik meliputi: Granit (plutonik) berpasangan dengan Riolit (vulkanik); Diorit (plutonik) berpasangan dengan Andesit (vulkanik); dan Gabro (plutonik) berpasangan dengan Basalt (vulkanik). Perbedaan tekstur ini murni disebabkan oleh kecepatan pendinginan di lingkungan pembentukan masing-masing.

Batuan plutonik memberikan catatan geologis yang sangat stabil mengenai kondisi di bawah kerak bumi. Studi tentang batuan ini, terutama yang tersingkap melalui erosi atau pengangkatan tektonik, memberikan wawasan penting mengenai sejarah magma dan evolusi kerak benua. Karena prosesnya yang lambat, batuan plutonik sering kali menjadi sumber daya mineral berharga.

🏠 Homepage