Batuan beku adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan geologi, bersama dengan batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan beku terbentuk dari pendinginan dan pemadatan magma (di bawah permukaan bumi) atau lava (di permukaan bumi). Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku terbagi menjadi dua jenis utama: intrusif (plutonik) dan ekstrusif (vulkanik).
Artikel ini akan berfokus secara mendalam pada **contoh batuan beku ekstrusif**. Batuan ekstrusif, atau sering disebut batuan vulkanik, adalah batuan yang terbentuk ketika lava—yaitu magma yang telah mencapai permukaan bumi—mendingin dan mengkristal dengan sangat cepat. Pendinginan yang cepat ini menjadi ciri khas yang membedakannya dari batuan intrusif, menghasilkan tekstur yang halus atau bahkan amorf (tidak berbentuk kristal).
Karakteristik Utama Batuan Beku Ekstrusif
Karena mendingin di lingkungan luar (atmosfer atau air), laju pendinginan lava jauh lebih cepat dibandingkan magma di bawah kerak bumi. Kecepatan ini membatasi waktu yang tersedia bagi atom untuk menyusun diri menjadi kristal berukuran besar. Oleh karena itu, batuan ekstrusif umumnya memiliki tekstur:
- Afanitik: Kristal sangat halus sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang.
- Vesikular: Mengandung rongga gas (vesikel) yang terperangkap saat lava meletus, seperti spons (contohnya batu apung).
- Porirositas Tinggi: Banyaknya vesikel menyebabkan batuan menjadi ringan.
- Glassy (Vitreous): Jika pendinginan sangat instan (mendadak), materialnya tidak sempat membentuk kristal sama sekali, menghasilkan kaca vulkanik.
Contoh Batuan Beku Ekstrusif yang Paling Umum
1. Basalt
Basalt adalah batuan ekstrusif yang paling umum di bumi, membentuk sebagian besar lantai samudra. Batuan ini kaya akan magnesium dan besi (mafik) dan memiliki warna gelap. Teksturnya biasanya afanitik, meskipun kadang-kadang dapat mengandung fenokris (kristal besar yang terbenam dalam matriks halus) mineral seperti plagioklas atau olivin. Basalt terbentuk dari lava dengan viskositas rendah yang mengalir jauh sebelum mendingin.
2. Rhyolite
Rhyolite adalah batuan ekstrusif yang setara komposisinya dengan granit (felsik), namun dengan tekstur yang sangat halus. Rhyolite kaya akan silika dan memiliki warna terang (merah muda, abu-abu muda). Karena kandungan silikanya yang tinggi, lava rhyolite cenderung sangat kental (viskos), sehingga seringkali membentuk endapan tebal dan kubah lava daripada aliran yang menyebar luas.
3. Andesit
Namanya berasal dari Pegunungan Andes, Andesit adalah batuan antara basalt dan rhyolite dalam hal komposisi kimianya (intermediet). Tekstur Andesit umumnya afanitik, seringkali berwarna abu-abu sedang. Batuan ini sangat khas ditemukan di zona subduksi busur kepulauan vulkanik, seperti di Indonesia. Andesit biasanya terbentuk dari lava yang sedikit lebih kental daripada basalt.
4. Obsidian (Kaca Vulkanik)
Obsidian adalah contoh ekstrem dari batuan ekstrusif. Ini bukan batuan kristalin sejati, melainkan kaca alam yang terbentuk ketika lava felsik (mirip rhyolite) mendingin begitu cepat sehingga tidak ada waktu bagi atom untuk menyusun diri menjadi struktur kristal. Obsidian memiliki permukaan yang sangat licin dan pecahan yang tajam (konkoidal). Secara teknis, ini adalah batuan beku ekstrusif amorf.
5. Pumice (Batu Apung)
Batu apung (Pumice) adalah batuan yang sangat ringan dan berpori tinggi. Ia terbentuk dari lava yang sangat kaya gas. Saat lava meletus, gas terperangkap dalam matriks pendingin, meninggalkan ribuan vesikel kecil. Karena kepadatan rongga yang tinggi, batu apung bahkan dapat mengapung di air. Ini adalah contoh utama batuan ekstrusif vesikular.
Perbedaan Penting dari Batuan Beku Intrusif
Memahami batuan ekstrusif semakin mudah jika kita membandingkannya dengan batuan intrusif (seperti Granit atau Gabro). Batuan intrusif mendingin lambat di bawah tanah, memberikan waktu untuk membentuk kristal besar (tekstur faneritik). Sebaliknya, batuan ekstrusif (seperti Basalt atau Rhyolite) mendingin cepat di permukaan, menghasilkan kristal kecil atau tidak ada kristal sama sekali. Perbedaan tekstur ini adalah kunci utama dalam identifikasi geologis mereka.
Singkatnya, batuan beku ekstrusif memberikan jendela langsung ke proses vulkanik di permukaan bumi. Dari lautan basalt yang luas hingga kaca obsidian yang tajam, keberagaman contoh batuan beku ekstrusif mencerminkan dinamika pendinginan lava yang cepat dan dramatis.