Ilustrasi komposisi mineral khas batuan beku plutonik.
Batuan beku, atau batuan igneus, merupakan salah satu dari tiga kelompok batuan utama di bumi, terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma atau lava. Dalam klasifikasi batuan beku, kita membedakannya berdasarkan tempat terbentuknya (intrusi/plutonik atau ekstrusi/vulkanik) dan komposisi kimianya (asam, menengah, basa, ultra basa).
Fokus pembahasan kita kali ini adalah contoh batuan beku asam plutonik. Batuan ini memiliki ciri khas yang sangat penting dalam studi geologi, terutama karena sering membentuk kerak benua yang stabil.
Secara kimiawi, batuan beku diklasifikasikan sebagai "asam" jika kandungan silika ($\text{SiO}_2$) di dalamnya melebihi 66%. Tingginya kandungan silika ini menghasilkan batuan yang umumnya berwarna terang (felsik) karena didominasi oleh mineral kaya silikat seperti kuarsa dan feldspar. Meskipun disebut "asam", istilah ini merujuk pada kandungan silika, bukan pH dalam pengertian kimiawi sehari-hari.
Kata "plutonik" (atau intrusif) mengacu pada proses pembentukannya. Batuan contoh batuan beku asam plutonik terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, di mana magma mendingin secara sangat lambat selama ribuan hingga jutaan tahun. Pendinginan yang lambat ini memberikan waktu yang cukup bagi mineral-mineral untuk tumbuh menjadi kristal besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, batuan plutonik dicirikan oleh tekstur faneritik (butiran kasar).
Batuan yang paling ikonik dan paling umum sebagai contoh batuan beku asam plutonik adalah Granit. Granit adalah batuan beku intrusif yang mendominasi banyak tubuh batuan dasar benua di seluruh dunia.
Komposisi mineral granit sangat khas, mencerminkan sifat asamnya. Mineral utama yang menyusun granit meliputi:
Karena pendinginan yang lambat, tekstur Granit bersifat holokristalin (seluruhnya terdiri dari kristal) dan faneritik. Ukuran butirannya bervariasi, tetapi sering kali mencapai milimeter hingga sentimeter. Warna keseluruhan granit sangat bervariasi tergantung rasio antara feldspar alkali (merah muda/putih) dan kuarsa (abu-abu/transparan), serta kandungan mineral mafik gelapnya.
Penting untuk membedakan batuan plutonik asam dengan batuan vulkanik asam. Keduanya memiliki komposisi kimia yang serupa (kandungan silika tinggi), namun berbeda dalam tekstur akibat lingkungan pembentukannya. Contoh batuan vulkanik asam adalah Riolit. Riolit membeku dengan cepat di permukaan, menghasilkan kristal yang sangat halus (afanitik) atau bahkan kaca vulkanik (obsidian).
Sebaliknya, batuan contoh batuan beku asam plutonik seperti Granit menunjukkan kristalisasi sempurna dan butiran kasar yang merupakan bukti proses pembekuan yang sangat panjang di bawah tekanan tinggi.
Granit dan batuan asam plutonik lainnya sangat signifikan dalam geologi karena mereka merupakan blok bangunan utama dari kerak benua (kontinental). Mereka sering ditemukan di inti pegunungan lipatan (batolit besar) dan menjadi sumber utama bagi pembentukan batuan metamorf kelas tinggi seperti Gneiss melalui proses metamorfisme regional.
Memahami contoh batuan beku asam plutonik memberikan wawasan tentang sejarah pendinginan magma yang dalam dan kondisi geologis masa lalu di mana benua kita mulai terbentuk dan berevolusi.