Jalan raya, seringkali dianggap sebagai domain eksklusif kendaraan bermotor dan manusia. Namun, bagi banyak makhluk hidup, jalan raya adalah bagian tak terhindarkan dari lanskap mereka. Pertanyaannya, binatang apa yang paling sering kita temui melintasi atau berada di dekat jalan raya? Fenomena ini tidak hanya menarik untuk diamati, tetapi juga memiliki implikasi penting terhadap konservasi satwa liar dan keselamatan publik.
Ketika berbicara tentang binatang yang paling banyak "terlihat" di jalan raya, jawabannya bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis, jenis habitat yang berdekatan, dan waktu. Namun, secara umum, ada beberapa kelompok hewan yang cenderung lebih sering berinteraksi dengan infrastruktur jalan dibandingkan yang lain.
Jika kita berbicara dalam jumlah individu, maka tidak diragukan lagi, serangga adalah kelompok binatang yang paling banyak "melewati" jalan raya. Jutaan, bahkan miliaran serangga, mulai dari semut yang berbaris rapi di tepi jalan, hingga kupu-kupu yang terbang melintasi jalur, atau kumbang yang tersesat di aspal, setiap hari melintasi jalan raya. Namun, mereka seringkali tidak disadari oleh pengemudi. Kematian mereka di jalan raya, meskipun dalam skala individu tampak kecil, secara agregat bisa memiliki dampak signifikan pada populasi serangga di suatu wilayah. Serangga berperan penting dalam ekosistem sebagai penyerbuk, pengurai, dan sumber makanan bagi hewan lain.
Burung adalah pelintas jalan raya yang sering terlihat, baik saat terbang melintas di atasnya, hinggap di pinggir jalan, atau bahkan ketika mereka mencari makan di area terbuka di dekatnya. Beberapa spesies burung sangat adaptif terhadap lingkungan yang dipengaruhi manusia, termasuk tepi jalan. Burung pemakan bangkai seperti gagak dan elang sering terlihat di jalan raya untuk mencari sisa makanan hewan yang mati tertabrak. Burung-burung kecil juga sering mencari serangga di rerumputan di pinggir jalan.
Di berbagai ekosistem, hewan-hewan kecil seperti tikus, kodok, katak, ular, dan kadal juga merupakan pengunjung jalan raya yang cukup umum. Mereka sering melintasi jalan untuk mencari makanan, pindah habitat, atau karena jalan raya membelah wilayah jelajah mereka. Kucing dan anjing liar atau yang berkeliaran juga kerap terlihat. Aktivitas mereka di jalan raya, terutama pada malam hari, menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang melibatkan hewan.
Hewan yang lebih besar seperti rusa, babi hutan, kera, atau bahkan satwa liar yang lebih langka seperti harimau atau macan tutul, meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan serangga atau burung, kehadirannya di jalan raya menjadi perhatian serius. Tabrakan antara kendaraan dengan hewan besar dapat menyebabkan kerusakan parah pada kendaraan, cedera serius pada pengemudi, dan kematian bagi hewan itu sendiri. Keberadaan hewan-hewan besar di jalan raya biasanya menunjukkan bahwa jalan tersebut melintasi habitat alami mereka.
Ada beberapa alasan utama mengapa binatang "menggunakan" jalan raya:
Kehadiran hewan di jalan raya merupakan pengingat bahwa kita berbagi planet ini. Fenomena ini membawa beberapa implikasi penting. Pertama, ini adalah ancaman serius bagi keselamatan manusia dan hewan itu sendiri. Kedua, hal ini menunjukkan dampak infrastruktur manusia terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Untuk mengurangi risiko, diperlukan kesadaran dari para pengemudi, terutama di area yang diketahui sebagai habitat satwa liar. Mengurangi kecepatan, waspada terhadap tanda-tanda peringatan hewan, dan menghindari berkendara di malam hari di zona berisiko tinggi adalah beberapa langkah pencegahan. Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti jembatan atau terowongan satwa liar (wildlife crossing) menjadi solusi jangka panjang yang efektif untuk membantu hewan melintasi jalan raya dengan aman dan meminimalkan konflik.