Di antara ribuan jenis batu akik yang beredar di Nusantara, batu akik combong memiliki tempat yang cukup unik. Nama "combong" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti berlubang atau kopong. Keistimewaan utama batu ini terletak pada fisiknya; ia memiliki lubang alami yang menembus badan batu, menjadikannya berbeda dari batu mulia lainnya yang umumnya solid. Keberadaan lubang ini bukan hasil rekayasa manusia, melainkan fenomena geologis alami yang terjadi selama proses pembentukan batu.
Batu akik combong hadir dalam berbagai warna dan jenis mineral, seperti Chalcedony, Agate, hingga Jasper. Namun, seberapa pun keindahan visualnya, daya tarik terbesar batu ini seringkali terletak pada aspek mistis dan spiritual yang menyelimutinya. Masyarakat penggemar batu percaya bahwa lubang pada batu ini berfungsi sebagai 'saluran' energi yang membedakannya dari batu akik biasa.
Ilustrasi Batu Akik Combong
Perbincangan mengenai batu akik combong hampir selalu berpusat pada khasiatnya. Meskipun ilmu pengetahuan modern tidak mengakui klaim metafisik ini, dalam tradisi supranatural Indonesia, khasiat yang dikaitkan dengan batu ini sangat beragam dan kuat. Lubang pada batu dipercaya meningkatkan fungsi energi batu secara eksponensial.
Salah satu khasiat yang paling sering disebut adalah kemampuannya memancarkan aura wibawa yang kuat. Pemilik batu ini dipercaya akan lebih mudah disegani oleh orang lain, baik dalam lingkungan sosial maupun profesional. Lubang tersebut dianggap sebagai gerbang masuknya energi positif alam semesta yang kemudian dipancarkan kembali oleh pemakainya.
Batu combong, terutama yang memiliki warna tertentu seperti merah atau hitam pekat, dipercaya memiliki tuah pengasihan atau daya pikat. Ini bukan hanya tentang menarik lawan jenis, tetapi juga menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Energi batu membantu menyeimbangkan komunikasi.
Dalam dunia bisnis, batu combong seringkali dijadikan jimat pelaris. Para pedagang kuno sering menempatkan batu ini di dekat kotak uang atau etalase dagangan dengan harapan dapat menarik rezeki tak terduga dan melindungi dagangan dari niat buruk pesaing.
Beberapa legenda menyebutkan bahwa batu akik combong bertindak sebagai perisai gaib. Lubang pada batu diyakini mampu menyerap energi negatif atau serangan spiritual, sehingga energi buruk tersebut tidak dapat menembus tubuh pemakainya. Semakin besar dan jelas lubangnya, semakin kuat pula fungsinya sebagai penangkal.
Mendapatkan batu akik combong yang asli sering kali diiringi dengan serangkaian mitos. Salah satu yang paling terkenal adalah bahwa batu ini "memilih" pemiliknya. Seseorang mungkin menemukan atau ditawarkan batu combong, namun energi batu tersebut baru akan berfungsi optimal jika pemakainya memiliki niat yang tulus dan bersih. Jika niatnya buruk, batu tersebut diklaim bisa 'menolak' atau energinya meredup.
Perawatan batu combong, layaknya batu mulia lainnya, memerlukan perhatian khusus agar energinya tetap terjaga. Perawatan fisik meliputi pembersihan rutin dari kotoran menggunakan sikat gigi halus dan air sabun lembut. Namun, aspek non-fisik lebih ditekankan. Banyak praktisi menyarankan untuk melakukan 'penyucian' atau 'pengisian' energi secara berkala. Proses ini bisa dilakukan dengan cara merendam batu di air hujan yang dikumpulkan pada malam Jumat Kliwon, atau meletakkannya di bawah sinar rembulan purnama penuh untuk menyerap energi alam.
Terlepas dari berbagai khasiat gaib yang melekat padanya, tidak dapat dipungkiri bahwa batu akik combong adalah sebuah karya seni geologi yang memukau. Keunikan lubang alami yang menyertai setiap bongkahan batu ini menjadikannya koleksi yang berharga. Bagi sebagian orang, batu ini adalah penopang spiritual, sumber motivasi, dan pengingat akan kebesaran ciptaan alam. Bagi yang lain, ia adalah perhiasan indah yang merefleksikan kekayaan budaya nusantara. Pada akhirnya, nilai sejati batu akik combong terletak pada persepsi dan keyakinan yang ditanamkan oleh pemakainya.