Puisi Religi: Bayangan Dosa, Cahaya Taubat

Dosa, bagai bayangan kelam yang kerap menyelimuti jiwa. Ia adalah noda yang tergores pada lembaran putih kehidupan, suara bisik yang menggoda, dan langkah yang tersesat dari jalan kebenaran. Dalam sunyi malam, seringkali kita merenung, meraba-raba jejak langkah yang telah kita ambil, dan merasakan beratnya beban yang kita pikul akibat perbuatan yang tak berkenan di hadapan Sang Pencipta.

Betapa sering hati ini tergelincir, terbuai oleh rayuan duniawi yang fana. Niat suci terkadang ternoda oleh ambisi, keserakahan, atau sekadar kealpaan. Kata-kata yang terucap bisa melukai, perbuatan yang dilakukan dapat merugikan. Semua itu adalah guratan dosa yang menggoreskan luka dalam diri, menjauhkan kita dari cahaya Ilahi.

Duhai jiwa, sadarlah dari tidur panjang,
Bayangan dosa membayangi di setiap lorong.
Langkah gontai, hati yang gelisah,
Terjerat dalam jerat dunia yang rendah.

Kita adalah manusia, makhluk yang lemah dan penuh khilaf. Terkadang, godaan datang dalam bentuk yang begitu halus, menyamar menjadi keinginan yang wajar, namun ujungnya adalah jurang kesesatan. Terkadang pula, kita terperosok karena ketidaktahuan, keteguhan iman yang goyah, atau sekadar rasa aman yang berlebihan.

Setiap dosa, sekecil apapun ia terasa, meninggalkan bekas. Bekas itu tak hanya di dunia, namun juga berpotensi membentang hingga akhirat. Ia mengikis ketenangan batin, merapuhkan semangat ibadah, dan membuat hati terasa kian jauh dari kehangatan kasih sayang Tuhan.

Setiap kesalahan, adalah pengingat,
Betapa rapuhnya diri di hadapan takdir.
Dosa kecil, menumpuk jadi gunung,
Menghalangi pandangan ke arah keagungan.

Namun, di tengah kegelapan dosa itu, selalu ada secercah harapan. Harapan yang datang dari sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Tuhan kita. Pintu taubat senantiasa terbuka, menunggu kita untuk kembali dengan penuh penyesalan dan kerendahan hati. Taubat adalah jembatan yang menghubungkan kita kembali pada jalan yang benar, membersihkan noda yang telah tergores.

Kembali pada pelukan ampunan-Nya adalah anugerah terbesar. Ia mengajarkan kita bahwa tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Setiap air mata penyesalan yang jatuh, setiap doa yang terpanjat tulus dari lubuk hati, adalah bukti kesungguhan kita untuk beranjak dari jurang dosa. Taubat bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang baru, yang lebih bersih dan penuh makna.

Namun janganlah putus asa dari rahmat-Nya,
Sungguh, pintu taubat selalu terbuka.
Kembalilah dengan hati yang hancur,
Bersihkan jiwa, gapai cahaya tak terukur.

Memohon ampunan bukan sekadar ritual, melainkan sebuah perubahan mendasar dalam diri. Ini adalah komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, untuk belajar dari setiap kegagalan, dan untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Doa untuk memohon ampunan adalah senjata ampuh seorang mukmin, yang mampu meluluhkan kerasnya hati dan mengusir segala keraguan.

Dengan hati yang bersih dan tekad yang kuat, kita dapat melangkah maju, menggapai ridha-Nya. Bayangan dosa memang ada, namun cahaya ampunan dan rahmat-Nya jauh lebih terang. Mari kita jadikan setiap momen sebagai kesempatan untuk introspeksi, untuk memperbaiki diri, dan untuk senantiasa berada di jalan yang diridhai-Nya. Ingatlah, bahwa setiap langkah menuju kebaikan adalah persembahan terbaik bagi Sang Pencipta.

Ya Tuhanku, ampunilah segala khilaf,
Sucikan hati, hapuskan segala salah.
Bimbing langkahku di jalan-Mu yang suci,
Agar hidupku penuh berkah dan nurani.

🏠 Homepage