Ada kalanya hati terperangkap dalam pusaran rasa yang tak terduga. Sebuah ketertarikan yang tumbuh diam-diam, meresap ke dalam relung jiwa, namun terhalang oleh dinding-dinding kenyataan yang tak bisa ditembus. Perasaan ini, layaknya embun pagi yang indah, namun sirna saat matahari meninggi, terbentang jarak yang terlalu jauh, takdir yang berbeda arah, atau bahkan status yang memisahkan.

Kau hadir bagai bintang di kejauhan. Terlihat indah, mempesona, dan mampu menerangi gelapnya malam. Namun, jarak antara bumi dan bintang itu terlalu luas untuk dijangkau oleh tangan manusia. Kucoba meraih, kucoba mendekat, namun setiap langkah yang kuambil justru semakin menjauhkan diri dari harapan yang sempat singgah. Kehadiranmu dalam hidupku adalah sebuah anugerah, meskipun anugerah itu dibungkus dalam ketidakmungkinan.

Kata-kata ini terlahir dari perenungan yang mendalam, dari keheningan malam yang ditemani suara detak jantung yang berirama pilu. Sebuah pengakuan yang tertahan di sudut bibir, sebuah kerinduan yang hanya bisa diungkapkan melalui tinta dan kertas. Kau adalah melodi yang indah dalam simfoni hidupku, namun nada-nada itu tak akan pernah bisa dimainkan bersama dalam harmoni yang utuh.

Kau Yang Tak Bisa Kumiliki

Di matamu kutemukan semesta,

Tempat hati ingin berlabuh selamanya.

Senyummu adalah mentari pagi,

Yang menghangatkan, namun tak bisa kugenggam.


Namun jarak membentang, tak terperi,

Takdir berbeda, memisahkan diri.

Kau bintang di langit, jauh menerawang,

Aku bumi yang hanya bisa memandang.


Mimpi indah terlukis, dalam diam,

Tentang kita, sebuah ilusi dalam malam.

Namun sadar diri, realita kejam,

Kau milik dunia lain, bukan untukku.


Kuucap doa dalam hening kalbu,

Agar bahagia selalu menyertaimu.

Meski luka ini, takkan pernah berlalu,

Cinta tanpa memiliki, adalah rasaku.

Dalam kesadaran ini, ada semacam kedamaian yang aneh. Penerimaan bahwa beberapa hal memang ditakdirkan untuk tetap menjadi impian, bukan kenyataan. Cinta tak selalu berujung pada kepemilikan. Terkadang, mencintai berarti merelakan, menjaga jarak, dan mendoakan kebahagiaan dari kejauhan. Ini adalah bentuk cinta yang paling tulus, yang tidak menuntut, tetapi memberi ruang untuk kebebasan.

Setiap kali nama itu disebut, atau bayangan itu melintas, ada sedikit getaran dalam dada. Namun, getaran itu kini lebih tenang, lebih matang. Ini bukan lagi tentang obsesi yang membabi buta, melainkan tentang penghargaan terhadap kehadiran seseorang yang begitu berarti, meskipun dalam frame yang berbeda. Pengalaman ini mengajarkan banyak hal tentang kerendahan hati, tentang batas-batas yang harus dihormati, dan tentang kekuatan cinta yang tak bersyarat.

Mungkin, di kehidupan yang lain, atau di waktu yang berbeda, cerita ini akan memiliki akhir yang berbeda. Namun, di sini, di saat ini, yang bisa kulakukan adalah menyimpanmu dalam ingatan, dalam bait-bait puisi, dan dalam doa. Kau adalah bagian dari perjalanan hidupku yang berharga, sebuah pelajaran tentang bagaimana mencintai tanpa harus memiliki, dan bagaimana menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan takdir.