Puisi Bhinneka Tunggal Ika: Empat Pilar Bangsa

Bhinneka Tunggal Ika Berbeda-beda namun tetap satu

Logo semangat persatuan Indonesia

Indonesia, negeri elok nan kaya, terbentang dari Sabang hingga Merauke, adalah permadani kebudayaan yang tak ternilai harganya. Keberagaman etnis, suku, agama, bahasa, dan adat istiadat adalah anugerah terindah yang patut kita syukuri dan jaga. Konsep Bhinneka Tunggal Ika, yang terukir di lambang negara kita, Burung Garuda, bukan sekadar semboyan, melainkan denyut nadi kehidupan bangsa. Ia mengingatkan kita bahwa di balik perbedaan yang ada, kita adalah satu bangsa, satu tanah air, satu Indonesia. Melalui puisi empat bait ini, mari kita renungkan kembali makna mendalam dari persatuan dalam keberagaman.

Di khatulistiwa, tanah tumpah darah,
Beragam rupa, aneka bahasa terarah.
Dari Sabang, Merauke, hati bersatu,
Bhinneka tunggal ika, jiwa bangsa utuh.

Suku dan budaya, warna tak terhingga,
Menari bersama, irama merdeka.
Berbeda keyakinan, tak jadi pemisah,
Tangan bergandengan, raih tujuan megah.

Gunung menjulang, samudra membentang luas,
Persaudaraan teguh, tak lekang terhapus.
Saling menghormati, saling memahami diri,
Indonesia jaya, bukti sejati.

Kobarkan semangat, tak kenal lelah,
Jaga persatuan, anugerah berlimpah.
Untuk negeri tercinta, tanah airku,
Bhinneka tunggal ika, kekal selalu.

Empat bait puisi ini mencoba menangkap esensi dari Bhinneka Tunggal Ika. Bait pertama menggambarkan keluasan wilayah dan keragaman fisik bangsa yang disatukan oleh semangat persatuan. Bait kedua menyoroti keberagaman suku, budaya, dan agama sebagai kekuatan yang seharusnya dirayakan, bukan menjadi sumber perpecahan. Bait ketiga menekankan pentingnya rasa persaudaraan yang mendalam, rasa saling menghargai, dan saling memahami sebagai fondasi kokoh Indonesia yang jaya. Terakhir, bait keempat adalah panggilan untuk terus menjaga dan mengobarkan semangat persatuan ini, agar anugerah keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia ini lestari untuk selamanya.

Keindahan Indonesia tidak terletak pada keseragaman, melainkan pada kemampuannya untuk merangkul dan merayakan setiap perbedaan. Setiap suku, setiap budaya, setiap bahasa, adalah nada unik yang membentuk simfoni harmoni bangsa. Dalam perbedaan itulah terletak kekuatan kita. Sejarah telah mengajarkan bahwa bangsa yang terpecah belah akan mudah runtuh, namun bangsa yang bersatu dalam perbedaan akan kokoh berdiri. Oleh karena itu, mari kita terus merawat Bhinneka Tunggal Ika, menjadikan perbedaan sebagai jembatan, bukan dinding. Dengan saling mengasihi, menghormati, dan bekerja sama, kita akan mewujudkan Indonesia yang lebih kuat, adil, dan makmur bagi seluruh rakyatnya. Semboyan ini adalah pengingat abadi bahwa keberagaman adalah aset nasional yang paling berharga.

🏠 Homepage