Sekolah, sebuah tempat yang akrab bagi banyak orang. Lebih dari sekadar gedung dan ruang kelas, sekolah adalah saksi bisu perjalanan tumbuh kembang, tempat bertemunya berbagai karakter, dan gudangnya ilmu yang membentuk masa depan. Di tanah Sunda, nilai-nilai dan nuansa unik sekolah seringkali terangkum indah dalam karya sastra, khususnya puisi bahasa Sunda. Puisi-puisi ini tidak hanya sekadar bait kata, melainkan sebuah cerminan rasa, pengalaman, dan harapan yang menyelimuti dunia pendidikan.
Bahasa Sunda, dengan kekayaannya akan ungkapan-ungkapan yang menyentuh hati dan gambaran yang lugas, mampu menghadirkan potret sekolah yang begitu hidup. Dari hiruk pikuk jam istirahat, keheningan saat guru menerangkan, hingga rasa gugup menjelang ujian, semua bisa divisualisasikan melalui larik-larik puisi. Puisi bahasa Sunda tentang sekolah seringkali membangkitkan nostalgia, mengingatkan kita pada masa-masa muda yang penuh tawa, persahabatan, dan tentu saja, pembelajaran.
Representasi visual sekolah dalam bentuk SVG.
Salah satu aspek menarik dari puisi Sunda tentang sekolah adalah kemampuannya menangkap esensi kebersamaan. Persahabatan yang terjalin di bangku sekolah seringkali menjadi tema sentral. Tawa riang saat berdiskusi, saling membantu dalam kesulitan pelajaran, hingga berbagi bekal makanan, semua adalah fragmen berharga yang terabadikan dalam bait-bait puisi. Puisi tersebut bisa menjadi pengingat bahwa sekolah bukan hanya tentang akademis, tetapi juga tentang membangun hubungan antarmanusia yang kuat.
Budak Sakola
Isuk-isuk ngalér leumpang,
Paké saragam bodas-biru.
Asup ka sakola ku resep,
Diajar tur ngarasa lugu.
Di kelas gé ramé kénéh,
Batur heureuy, batur nulis.
Guru asup, jempling saréréa,
Ngadéngékeun caritaan lugas.
Istirahat, capruk jeung lulumpatan,
Béla batis, jajan di warung.
És lilin, ciki, rarasaan,
Sakitu bungah, teu mikir tagung.
Sore léngkah mulang ka imah,
Bawa PR, balad jeung gogodéng.
Sakola téh tempat nu éndah,
Bejakeun ka indung, geus kuring némbong.
Puisi-puisi semacam ini, dengan gaya bahasa yang khas Sunda, seringkali menggunakan perumpamaan yang sederhana namun mendalam. Misalnya, proses belajar bisa diibaratkan seperti menanam benih yang kelak akan berbuah manis. Setiap tugas, setiap pelajaran, adalah bagian dari proses tersebut. Penggambaran tentang guru juga seringkali menonjolkan peran mereka sebagai pencerah, pembimbing, dan teladan. Kesabaran mereka dalam mendidik, keikhlasan mereka dalam berbagi ilmu, adalah nilai yang sangat dihargai.
Lebih dari sekadar hiburan atau ekspresi seni, puisi bahasa Sunda tentang sekolah memiliki peran penting dalam melestarikan budaya dan identitas. Melalui puisi, generasi muda dapat terhubung dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan di sekolah, sekaligus merasakan keindahan bahasa dan sastra leluhur mereka. Puisi menjadi jembatan antara masa lalu, kini, dan masa depan, menjaga akar budaya tetap tertanam kuat di tengah arus modernisasi.
Ketika kita membaca atau mendengar puisi bahasa Sunda tentang sekolah, kita diajak untuk merenungkan kembali makna keberadaan sekolah dalam hidup kita. Ia bukan hanya tempat untuk mengejar nilai atau ijazah, tetapi sebuah lingkungan yang membentuk karakter, memupuk keberanian, dan mengajarkan arti pentingnya kolaborasi. Puisi-puisi ini adalah pengingat bahwa setiap sudut sekolah, setiap momen di dalamnya, menyimpan cerita dan pelajaran yang tak ternilai harganya.
Dengan demikian, puisi bahasa Sunda tentang sekolah adalah permata sastra yang patut dijaga dan diapresiasi. Ia bukan hanya untaian kata indah, melainkan jendela ke dalam jiwa dan pengalaman generasi yang pernah merasakan denting lonceng sekolah di tanah Pasundan. Melalui bait-baitnya, kita bisa merasakan kembali hangatnya persahabatan, semangat belajar, dan nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi kehidupan.