Dalam hiruk pikuk kehidupan yang penuh ketidakpastian, kita seringkali mencari pegangan, sumber kekuatan, dan jaminan di tengah badai. Keyakinan akan adanya Sang Pencipta, Allah SWT, yang senantiasa memelihara dan menjaga setiap nafas kehidupan, menjadi mercusuar harapan bagi banyak insan. Pengakuan ini bukan sekadar dogma, melainkan sebuah pengalaman batin yang mendalam, terukir dalam hati dan terartikulasi melalui berbagai bentuk ekspresi, salah satunya adalah puisi.
Puisi adalah jendela jiwa, tempat perasaan terdalam dan pemikiran terhalus diluapkan. Ketika hati dipenuhi rasa syukur dan kekaguman atas rahmat Allah, ungkapan puitis menjadi cara yang indah untuk merayakan kebesaran-Nya. "Puisi Allah memelihara hidupku" bukanlah sekadar untaian kata, melainkan sebuah pengakuan atas kuasa, kasih sayang, dan keadilan-Nya yang tiada tara. Setiap baitnya adalah bisikan kerinduan, setiap lariknya adalah serpihan iman yang semakin kokoh.
Mari kita renungkan makna mendalam di balik setiap kata yang tersusun. Allah memelihara hidup kita dalam segala aspek. Dia yang memberikan napas kehidupan, yang mengatur perputaran siang dan malam, yang menurunkan hujan untuk menyuburkan bumi, dan yang menciptakan keseimbangan alam semesta agar segala sesuatu berjalan harmonis. Dari sel-sel terkecil dalam tubuh kita hingga gugusan bintang di angkasa, semuanya adalah bukti nyata dari pemeliharaan-Nya.
Di hening pagi, mentari merekah,
Syukur terucap, dari sanubari yang lelah.
Engkaulah Sang Penjaga, Tiada tara kuasa,
Setiap denyut nadi, adalah anugerah mulia.
Bulan berganti, musim berputar,
Dalam genggaman-Mu, tak pernah tersasar.
Kesulitan datang, cobaan menghadang,
Kau beri kekuatan, hati tak gentar.
Bumi berputar, langit terbentang luas,
Sungguh segni-Mu, tiada terbalas.
Setiap helaan napas, adalah berkat-Mu,
Allahku memelihara, hidupku selalu.
Puisi di atas adalah secuil ungkapan rasa yang mungkin bergaung di hati banyak orang. Kita bisa melihat bagaimana penyair merangkai kata untuk menggambarkan rasa terima kasih atas pemeliharaan Allah. Dimulai dari rasa syukur saat matahari terbit, sebuah simbol awal hari yang baru dan harapan baru, hingga pengakuan akan kuasa-Nya yang tak tertandingi dalam setiap denyut kehidupan. Dalam setiap kesulitan dan cobaan, puisi ini mengingatkan kita bahwa Allah memberikan kekuatan agar hati tidak menjadi gentar.
Keindahan alam semesta, dari bumi yang berputar hingga langit yang membentang luas, menjadi saksi bisu keagungan dan pemeliharaan-Nya. Setiap helaan napas, setiap detik yang kita jalani, sejatinya adalah karunia yang tak ternilai. Mengakui bahwa "Allahku memelihara hidupku selalu" adalah fondasi penting dalam membangun ketahanan spiritual. Ini berarti kita percaya bahwa di balik setiap kejadian, ada rencana dan pemeliharaan Ilahi yang sedang bekerja, bahkan ketika kita tidak memahaminya.
Lebih dari sekadar perlindungan fisik, pemeliharaan Allah juga mencakup penjagaan hati dan jiwa. Dia senantiasa membimbing kita melalui Al-Qur'an dan Sunnah, memberikan petunjuk agar kita tidak tersesat di jalan kehidupan. Dia mengajarkan kita tentang kesabaran, keikhlasan, dan tawakkal. Semua itu adalah bagian dari mekanisme pemeliharaan-Nya yang lebih halus namun jauh lebih penting.
Ketika kita merenungkan "puisi Allah memelihara hidupku", kita diajak untuk melihat dunia dengan kacamata iman. Kita diajak untuk tidak hanya berfokus pada apa yang terlihat oleh mata, tetapi juga pada kekuatan tak terlihat yang menopang eksistensi kita. Ini adalah tentang membangun hubungan yang intim dengan Sang Pencipta, di mana kita merasa aman dan tenteram karena tahu bahwa kita berada dalam penjagaan-Nya yang sempurna.
Puisi ini menjadi pengingat bahwa di tengah segala ketidakpastian dunia, ada satu hal yang pasti: pemeliharaan Allah. Dengan keyakinan ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, lebih berani, dan lebih penuh harapan. Marilah kita terus mengalunkan rasa syukur dalam hati, merangkai kata-kata pujian, dan hidup sesuai dengan tuntunan-Nya, sebagai wujud apresiasi kita atas kasih sayang-Nya yang tak pernah berhenti memelihara setiap jengkal perjalanan hidup kita.