Novel "Bimasakti" seringkali bukan sekadar rangkaian kisah petualangan atau romansa, melainkan sebuah cermin yang merefleksikan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk peran krusial ilmu pengetahuan. Melalui berbagai peristiwa yang digambarkan, pembaca diajak untuk memahami bagaimana ilmu, baik yang formal maupun yang didapat dari pengalaman dan pengamatan, menjadi pondasi utama dalam menghadapi tantangan, membuat keputusan bijak, dan bahkan mengubah nasib para tokohnya.
Salah satu peristiwa paling menonjol yang menunjukkan vitalitas ilmu dalam novel ini adalah ketika karakter utama, sebut saja Aria, dihadapkan pada sebuah misteri kuno yang mengancam keselamatan komunitasnya. Tanpa bekal pengetahuan yang memadai, Aria mungkin akan tenggelam dalam ketakutan dan ketidakpastian. Namun, berkat kegemarannya membaca teks-teks kuno dan ketekunan dalam mempelajari simbol-simbol yang ditinggalkan oleh leluhur, ia berhasil menguraikan petunjuk-petunjuk tersembunyi. Pengetahuan arkeologi dan linguistik dasar yang ia miliki memungkinkan ia mengenali pola dan bahasa yang tak dimengerti oleh orang lain. Peristiwa ini secara gamblang memperlihatkan bahwa ilmu bukan hanya tentang teori di buku, tetapi juga tentang kemampuan untuk menerjemahkan dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata.
Lebih jauh lagi, novel ini juga menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang teknologi, menjadi kunci dalam menyelamatkan karakter lain dari bahaya fisik. Ketika sebuah mesin tua yang vital bagi mata pencaharian desa mengalami kerusakan fatal, kepanikan melanda. Namun, hadirnya sosok Bima, seorang pemuda yang memiliki pemahaman mendalam tentang mekanika dan teknik dasar, menjadi titik balik. Dengan pengetahuan yang ia peroleh dari kursus teknis sederhana di kota, Bima mampu menganalisis masalah, merancang solusi darurat, dan akhirnya memperbaiki mesin tersebut. Keterampilan teknis yang ia kuasai bukan hanya menyelamatkan aset desa, tetapi juga mengembalikan harapan dan stabilitas bagi warganya. Ini adalah bukti nyata bahwa keterampilan praktis yang berakar pada ilmu dapat memiliki dampak langsung dan positif bagi kehidupan banyak orang.
Selain itu, "Bimasakti" juga menyentuh pentingnya ilmu dalam memahami alam semesta dan diri sendiri. Terdapat adegan di mana seorang tokoh tua bijak, yang seringkali menjadi mentor bagi generasi muda, mengajarkan tentang fenomena langit yang terlihat setiap malam, termasuk gerakan bintang dan siklus bulan. Pengetahuan astronomi dasar ini, meskipun sederhana, membantu para tokoh untuk menavigasi perjalanan mereka, memprediksi cuaca, dan bahkan memahami ritme kehidupan yang selaras dengan alam. Pengenalan terhadap konsep-konsep ilmiah sederhana ini memberikan rasa keteraturan dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka, mengurangi rasa takhayul dan menggantinya dengan rasa ingin tahu dan penghargaan terhadap hukum alam.
Kepentingan ilmu tidak hanya terbatas pada solusi masalah praktis atau pemahaman alam, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moralitas. Melalui studi sejarah atau filsafat yang mungkin diselipkan dalam narasi, para tokoh belajar dari kesalahan masa lalu, memahami berbagai perspektif, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Pengetahuan ini membantu mereka untuk tidak hanya bertindak berdasarkan emosi sesaat, tetapi juga mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari setiap tindakan. Hal ini tercermin ketika sebuah konflik timbul di antara karakter. Daripada menggunakan kekerasan atau dendam, para tokoh yang berbekal pengetahuan tentang resolusi konflik dan empati yang diasah melalui pemahaman tentang psikologi manusia, mampu menemukan jalan tengah yang lebih damai dan konstruktif.
Pada akhirnya, novel "Bimasakti" menggunakan berbagai peristiwa naratifnya untuk menegaskan bahwa ilmu adalah cahaya yang menerangi kegelapan ketidaktahuan. Ia adalah alat yang ampuh untuk pemberdayaan diri dan komunitas, sumber solusi atas berbagai tantangan, dan pembimbing menuju kehidupan yang lebih bermakna. Setiap kali seorang tokoh menghadapi rintangan, kemampuan mereka untuk belajar, berpikir kritis, dan menerapkan pengetahuan menjadi penentu keberhasilan mereka. Novel ini menjadi pengingat kuat bagi pembaca akan nilai abadi dari pencarian ilmu dan kepentingannya yang tak tergantikan dalam setiap aspek kehidupan.