Perbandingan visual antara baterai Li-ion dan Li-Po.
Di era digital ini, baterai menjadi jantung dari hampir semua perangkat elektronik portabel, mulai dari smartphone, laptop, hingga drone. Dua jenis baterai isi ulang yang paling umum ditemukan adalah baterai Lithium-ion (Li-ion) dan Lithium-polymer (Li-Po). Meskipun keduanya menggunakan litium sebagai bahan dasar dan memiliki cara kerja yang serupa, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya yang memengaruhi performa, desain, keamanan, dan biaya.
Baterai Li-ion adalah jenis baterai isi ulang yang paling populer dan telah digunakan secara luas selama beberapa dekade. Konsep dasarnya adalah memindahkan ion litium dari elektroda negatif (anoda) ke elektroda positif (katoda) melalui elektrolit cair selama pengosongan (discharge), dan sebaliknya saat pengisian (charge). Elektrolit cair ini umumnya terdiri dari garam litium yang dilarutkan dalam pelarut organik.
Struktur umum baterai Li-ion meliputi:
Baterai Li-ion terkenal dengan kepadatan energinya yang tinggi, artinya dapat menyimpan banyak energi dalam ukuran dan berat yang relatif kecil. Mereka juga memiliki siklus hidup yang baik dan tingkat pengosongan diri yang rendah.
Baterai Li-Po, atau Lithium-polymer, adalah evolusi dari baterai Li-ion. Perbedaan utama terletak pada bentuk elektrolitnya. Alih-alih menggunakan elektrolit cair, baterai Li-Po menggunakan elektrolit padat, gel polimer, atau gel basah yang dicampur dengan polimer. Polimer ini bertindak sebagai matriks yang menahan komponen elektrolit.
Keunggulan utama dari elektrolit polimer ini adalah kemampuannya untuk membentuk baterai dengan berbagai bentuk dan ukuran yang sangat fleksibel. Inilah mengapa baterai Li-Po sering terlihat tipis dan dapat dibentuk mengikuti lekukan perangkat.
Struktur baterai Li-Po mirip dengan Li-ion, namun dengan modifikasi pada elektrolit:
Fleksibilitas bentuk ini membuka peluang desain yang lebih luas, terutama untuk perangkat elektronik yang membutuhkan profil sangat tipis atau bentuk yang tidak biasa.
Meskipun memiliki dasar teknologi yang sama, perbedaan dalam elektrolit menghasilkan beberapa perbedaan signifikan:
Baterai Li-ion umumnya hadir dalam bentuk silinder atau prismatic yang kaku karena menggunakan elektrolit cair. Sebaliknya, baterai Li-Po sangat fleksibel dan dapat dibuat dalam berbagai bentuk, termasuk sangat tipis, menjadikannya ideal untuk perangkat ramping seperti smartphone, tablet, dan wearable device. Bentuk ini memungkinkan produsen untuk memaksimalkan ruang di dalam perangkat.
Secara umum, baterai Li-ion menawarkan kepadatan energi yang sedikit lebih tinggi per volume dibandingkan dengan baterai Li-Po. Ini berarti, untuk volume yang sama, baterai Li-ion cenderung dapat menyimpan sedikit lebih banyak energi. Namun, perkembangan teknologi Li-Po terus mengejar.
Baterai Li-Po dianggap sedikit lebih aman karena menggunakan elektrolit yang kurang mudah terbakar atau bahkan padat. Elektrolit cair pada baterai Li-ion memiliki risiko kebocoran yang lebih tinggi, meskipun kedua jenis baterai telah melalui peningkatan keamanan yang signifikan. Namun, pada kedua jenis baterai, risiko kerusakan fisik atau overcharge tetap ada dan dapat menyebabkan masalah.
Produksi baterai Li-ion umumnya lebih murah dan lebih matang secara teknologi dibandingkan dengan baterai Li-Po. Proses manufaktur Li-Po yang lebih kompleks untuk mencapai bentuk yang diinginkan terkadang membuatnya sedikit lebih mahal, terutama untuk kapasitas atau bentuk yang tidak standar.
Keduanya menawarkan umur siklus yang baik, namun baterai Li-ion dengan kualitas baik seringkali sedikit unggul dalam hal jumlah siklus pengisian dan pengosongan sebelum kapasitasnya menurun secara signifikan. Perbedaan ini bisa bervariasi tergantung pada kualitas spesifik dari setiap baterai.
Tegangan nominal per sel untuk kedua jenis baterai ini biasanya sama, yaitu sekitar 3.7V. Perbedaan dalam desain dan konfigurasi tegangan lebih banyak bergantung pada jumlah sel yang dirangkai dan sirkuit pengatur tegangan yang digunakan dalam perangkat.
Tidak ada jawaban tunggal untuk pertanyaan ini, karena pilihan terbaik sangat bergantung pada kebutuhan spesifik perangkat dan aplikasinya. Baterai Li-ion tetap menjadi pilihan utama untuk perangkat yang tidak terlalu mengutamakan desain tipis dan kompak, atau di mana biaya produksi menjadi faktor penting. Sementara itu, baterai Li-Po sangat unggul dalam hal fleksibilitas bentuk, memungkinkan terciptanya perangkat yang semakin tipis dan ringan, serta bentuk yang lebih inovatif.
Baik Li-ion maupun Li-Po terus mengalami inovasi. Produsen terus berupaya meningkatkan kepadatan energi, efisiensi, keamanan, dan mengurangi biaya produksi untuk kedua teknologi ini, memastikan pasokan daya yang andal untuk berbagai kebutuhan elektronik di masa depan.