Idul Adha, atau yang sering disebut sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu momen paling sakral dalam kalender Islam. Puncak dari perayaan ini adalah pelaksanaan sholat Idul Adha berjamaah, sebuah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan. Pelaksanaan sholat ini memiliki tata cara khusus yang berbeda dengan sholat lima waktu harian, terutama dalam hal tambahan takbir. Memahami tata cara yang benar adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan penuh dari ibadah ini.
Niat dan Persiapan Sebelum Sholat
Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, ada beberapa persiapan penting yang perlu diperhatikan. Pertama, mandi besar (mandi junub) disunnahkan untuk membersihkan diri. Kedua, disunnahkan untuk tidak makan atau minum sebelum sholat, terutama bagi yang akan berkurban. Pakaian yang dikenakan haruslah yang bersih, rapi, dan menutup aurat, menunjukkan penghormatan terhadap hari raya.
Niat adalah rukun pertama yang harus dilafalkan dalam hati, meskipun tidak disunnahkan untuk diucapkan secara lisan. Niat dilakukan bersamaan dengan takbiratul ihram. Contoh niat dalam hati adalah: "Saya berniat sholat Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta'ala, makmum (jika makmum) / menjadi imam (jika imam)."
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Idul Adha
Sholat Idul Adha dilaksanakan dalam dua rakaat, di waktu pagi hari setelah matahari terbit sempurna hingga sebelum waktu Zuhur. Pelaksanaan sholat ini berbeda dengan sholat rawatib karena adanya tambahan takbir di setiap rakaat.
Rakaat Pertama: Takbir Tujuh Kali
- Takbiratul Ihram: Mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat kedua tangan, lalu melipatnya di bawah dada.
- Takbir Tambahan (5 Kali): Setelah Takbiratul Ihram, dilanjutkan dengan lima kali takbir tambahan. Di antara setiap takbir ini, dianjurkan membaca bacaan tasbih berikut: "Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, wallahu akbar." (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar).
- Membaca Surat: Setelah takbir kelima, imam membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan bacaan surat lainnya, biasanya surat yang panjang seperti Al-A'la atau Qaf.
- Ruku' dan Sujud: Melanjutkan sholat seperti sholat biasa (ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud).
Rakaat Kedua: Takbir Lima Kali
- Berdiri untuk Rakaat Kedua: Setelah bangkit dari sujud terakhir rakaat pertama dan berdiri tegak untuk rakaat kedua.
- Takbir Sebelum Membaca Surat: Imam memulai rakaat kedua dengan membaca Al-Fatihah tanpa ada takbir tambahan di awal. Setelah selesai membaca surat, sebelum ruku', dilakukan takbir sebanyak lima kali dengan pola yang sama seperti pada rakaat pertama.
- Ruku' dan Sujud: Melanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud, dan duduk tahiyat akhir.
- Tahiyat Akhir dan Salam: Menyempurnakan sholat dengan tahiyat akhir, shalawat, dan diakhiri dengan salam dua kali ke kanan dan ke kiri.
Khutbah Setelah Sholat Idul Adha
Berbeda dengan sholat Idul Fitri, sholat Idul Adha selalu diiringi dengan khutbah setelah salam. Khutbah ini bertujuan untuk mengingatkan kembali makna pengorbanan (kurban) dan meningkatkan ketakwaan jamaah. Imam (khatib) akan menyampaikan dua sesi khutbah, dipisahkan oleh duduk sebentar di antara kedua khutbah tersebut.
Pesan utama dalam khutbah Idul Adha selalu berpusat pada kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, serta hikmah di balik ibadah kurban. Kurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan simbol penyerahan diri dan solidaritas sosial kepada sesama yang membutuhkan. Pelaksanaan kurban yang sah harus mengikuti syarat-syarat syariat yang telah ditetapkan.
Keutamaan dan Keindahan Idul Adha
Pelaksanaan sholat Idul Adha berjamaah di lapangan terbuka atau masjid besar menunjukkan persatuan umat Islam. Momen ini adalah ajang silaturahmi terluas, di mana umat saling menyapa dan berbagi kebahagiaan. Keutamaan sholat Idul Adha sangat besar, karena ia menjadi pembuka pintu kebaikan dan refleksi ketakwaan setelah kita menunaikan kewajiban besar berkorban.
Setelah sholat dan khutbah usai, umat Muslim yang mampu akan melanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Daging kurban ini kemudian didistribusikan kepada fakir miskin, kerabat, tetangga, dan juga dapat dinikmati oleh yang berkurban. Proses ini memastikan bahwa semangat berbagi dan empati menyebar luas di tengah masyarakat, menjadikan hari raya ini benar-benar hari yang penuh berkah dan rahmat. Dengan meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim, kita berharap ibadah sholat dan kurban kita diterima oleh Allah SWT.