Batu gamping, atau yang lebih dikenal secara ilmiah sebagai batuan karbonat, adalah salah satu jenis batuan sedimen yang paling melimpah di kerak bumi. Komposisi utamanya adalah kalsium karbonat ($\text{CaCO}_3$), sering kali dalam bentuk mineral kalsit atau aragonit. Karena peranannya yang sangat vital dalam berbagai industri, mulai dari konstruksi hingga pertanian, batu gamping sering kali disebut dengan berbagai nama lain yang mencerminkan asal, tekstur, atau kegunaannya. Memahami nama lain batu gamping sangat penting untuk konteks geologi, perdagangan, maupun ilmu material.
Secara umum, nama "batu gamping" merujuk pada batuan yang mengandung lebih dari 50% mineral karbonat. Nama-nama lain yang muncul seringkali merupakan istilah deskriptif yang lebih spesifik. Variasi nama ini muncul karena proses pembentukannya yang bervariasiāada yang terbentuk dari endapan laut dangkal, sisa-sisa organisme laut (fosil), atau hasil pengendapan kimia di lingkungan tertentu.
Dalam literatur geologi dan industri, kita dapat menemukan beberapa sinonim atau istilah yang merujuk pada jenis spesifik dari batu gamping. Berikut adalah beberapa nama lain batu gamping yang umum digunakan:
Meskipun batu gamping adalah batuan karbonat, penting untuk membedakannya dari beberapa batuan sedimen lain yang juga berbasis kalsium karbonat tetapi memiliki proses pembentukan atau komposisi yang berbeda secara signifikan. Istilah-istilah ini seringkali disalahartikan sebagai sinonim langsung, padahal merujuk pada klasifikasi yang berbeda:
Seringkali ada kebingungan antara batu gamping dan marmer. Batu gamping adalah batuan sedimen yang belum mengalami metamorfosis. Ketika batu gamping (limestone) mengalami tekanan dan suhu tinggi di bawah kerak bumi, ia akan bertransformasi menjadi marmer. Marmer adalah batuan metamorf dari batu gamping. Meskipun keduanya mengandung $\text{CaCO}_3$, tekstur dan kekerasannya berbeda drastis.
Dolomit atau batu gamping dolomit adalah batuan yang kandungan kalsium karbonatnya telah digantikan oleh magnesium karbonat ($\text{MgCO}_3$) melalui proses yang disebut dolomitisasi. Meskipun secara genetik berkerabat, batuan yang didominasi oleh mineral dolomit tidak lagi disebut murni batu gamping.
Dalam konteks industri, penamaan spesifik sangat memengaruhi nilai jual dan penggunaannya. Misalnya, batu gamping yang sangat murni dan putih sering disebut sebagai "kapur putih" atau digunakan dalam industri semen sebagai bahan baku utama (raw material). Sementara itu, batu gamping yang mengandung sedikit liat atau silika mungkin diklasifikasikan sebagai "marl" atau batugamping lanau, yang penggunaannya mungkin lebih terbatas pada agregat daripada bahan kimia murni.
Setiap nama lain batu gamping memberikan petunjuk langsung kepada ahli geologi atau insinyur tentang karakteristik fisik batuan tersebut, seperti porositas, kekuatan tekan, dan kemampuan bereaksi terhadap asam. Misalnya, batu gamping yang kaya fosil (fossiliferous) cenderung lebih rapuh dibandingkan limestone oolitik yang padat.
Kesimpulannya, batu gamping adalah istilah payung untuk batuan karbonat sedimen. Ragam nama lain batu gamping berfungsi sebagai deskriptor penting yang membantu kita memahami sejarah geologi pembentukannya, kondisi lingkungan purba tempat ia tercipta, serta menentukan fungsi optimalnya dalam aplikasi modern.