Ilustrasi visual galih kelor (inti kayu kelor).
Galih kelor, yang merupakan inti dari pohon kelor (Moringa oleifera), seringkali diselimuti oleh aura mistis dan diyakini memiliki khasiat luar biasa, jauh melampaui manfaat daun kelor yang sudah dikenal luas dalam dunia kesehatan. Pohon kelor sendiri telah lama dikenal sebagai 'pohon ajaib' karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Namun, fokus pada galih—bagian kayu yang paling keras dan padat di tengah—menunjukkan dimensi kegunaan yang berbeda, terutama dalam konteks budaya tradisional dan spiritual di Nusantara.
Secara botani, galih adalah kayu teras yang mengeras seiring bertambahnya usia pohon. Pada pohon kelor, terutama yang sudah tua atau tumbuh di lingkungan tertentu, galih ini memiliki tekstur yang sangat padat, keras, dan seringkali berwarna lebih gelap dibandingkan kayu luarnya. Kepadatan inilah yang dianggap menyimpan energi atau kekuatan tertentu oleh banyak kalangan. Berbeda dengan kayu pada umumnya yang mudah lapuk, galih kelor dinilai memiliki daya tahan yang lebih tinggi.
Dalam konteks metafisika, galih kelor sering dicari karena dipercaya memiliki energi alami yang kuat. Pencarian galih ini bukan tanpa sebab; pohon kelor yang besar dan tua jarang menghasilkan galih yang signifikan, membuatnya menjadi komoditas langka di kalangan kolektor benda bertuah atau mereka yang mendalami ilmu pengobatan alternatif berbasis alam.
Meskipun bukti ilmiah modern mengenai kegunaan metafisik galih kelor terbatas, penerapannya dalam tradisi masyarakat sudah berlangsung turun-temurun. Berikut adalah beberapa kegunaan utama yang sering dikaitkan dengannya:
Salah satu kegunaan paling populer adalah sebagai sarana perlindungan diri atau penolak energi negatif. Diyakini bahwa galih kelor memiliki daya 'menarik' dan 'menetralisir' aura negatif, seperti santet, guna-guna, atau energi buruk lainnya yang mencoba mendekat. Oleh karena itu, banyak orang yang menyimpan sepotong kecil galih ini di dompet, saku, atau menjadikannya liontin.
Bagi praktisi spiritual, memegang atau menatap galih kelor saat bermeditasi dipercaya dapat membantu menstabilkan pikiran dan meningkatkan fokus. Kepadatan dan sifat 'dingin' dari kayu tersebut dianggap dapat menjadi jangkar (anchor) untuk membumikan energi saat melakukan latihan spiritual tingkat tinggi.
Meskipun bukan pengganti pengobatan medis, beberapa aliran pengobatan tradisional memanfaatkan galih kelor dengan cara diletakkan di area tubuh yang terasa sakit atau tidak nyaman. Cara ini didasarkan pada kepercayaan bahwa energi alami kayu tersebut dapat membantu menyeimbangkan aliran chi atau energi vital dalam tubuh pasien.
Galih kelor sering diolah menjadi benda-benda kecil seperti tasbih, tongkat kecil, atau mata cincin. Perawatan benda-benda ini menjadi ritual tersendiri, di mana keaslian dan energi yang tersimpan harus dijaga melalui ritual pembersihan atau pengisian ulang energi secara berkala. Semakin tua dan terawat galih tersebut, semakin dipercaya kekuatannya akan meningkat.
Penting untuk membedakan fungsi galih dengan bagian lain pohon kelor. Daun kelor dikenal kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral, menjadikannya superfood yang diakui secara ilmiah. Batang kelor muda juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengobatan ringan. Namun, galih kelor memiliki karakteristik fisik yang berbeda—sangat keras, minimnya kandungan air, dan kepadatan serat yang ekstrem. Perbedaan fisik inilah yang memicu pandangan bahwa energinya terkonsentrasi dan lebih 'abadi' dibandingkan bagian pohon yang cepat tumbuh dan membusuk.
Mengingat tingginya permintaan, pasar galih kelor rawan pemalsuan. Banyak penjual menawarkan kayu lain yang dikeraskan atau diwarnai menyerupai galih kelor asli. Untuk memastikannya asli, calon pembeli seringkali mengandalkan pengujian sederhana seperti kepadatan (harus tenggelam dalam air karena massanya yang tinggi) atau membawanya kepada ahli spiritual yang mengerti karakteristik kayu ini.
Apapun konteks penggunaannya, baik sebagai objek budaya, spiritual, maupun sekadar kayu keras yang unik, galih kelor tetap menjadi bagian menarik dari warisan botani Indonesia. Kepercayaan terhadap 'kekuatan tersembunyi' di dalam inti kayu ini menunjukkan bagaimana alam dan spiritualitas seringkali berjalin erat dalam pandangan masyarakat tradisional. Kegunaan galih kelor, meskipun sebagian besar berada di ranah keyakinan, terus melestarikan legenda seputar pohon kelor yang serbaguna ini.