Mengenal Berbagai Jenis Batuan Metamorf

Panas Tekanan Proses Metamorfosis

Ilustrasi proses perubahan batuan menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf merupakan salah satu dari tiga kelompok utama batuan di bumi, bersama dengan batuan beku dan batuan sedimen. Kata "metamorf" sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "perubahan bentuk". Batuan ini terbentuk ketika batuan yang sudah ada (protolith), baik itu batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf lainnya, mengalami perubahan signifikan akibat peningkatan suhu, tekanan, atau adanya fluida kimia aktif di dalam kerak bumi. Perubahan ini terjadi tanpa melalui proses peleburan total.

Proses metamorfisme dapat mengubah tekstur, komposisi mineral, dan struktur batuan secara drastis. Variasi kondisi lingkungan geologi ini menghasilkan keragaman luar biasa pada jenis batuan metamorf yang kita temui hari ini. Secara umum, batuan metamorf diklasifikasikan berdasarkan tekstur dominannya, yaitu foliasi dan non-foliasi.

Klasifikasi Berdasarkan Tekstur

Tekstur adalah ciri visual utama yang membedakan satu batuan metamorf dari yang lain. Dua kategori utama adalah:

1. Batuan Metamorf Berfoliasi (Foliated)

Foliasi mengacu pada susunan mineral pipih atau memanjang yang sejajar satu sama lain, menciptakan struktur berlapis atau bergaris pada batuan. Struktur ini biasanya berkembang akibat tekanan diferensial (tekanan yang tidak merata).

Jenis Utama Batuan Foliated:

2. Batuan Metamorf Non-Foliated (Non-Foliated)

Batuan non-foliated terbentuk ketika tekanan yang bekerja bersifat sama rata (isotropik), atau ketika batuan protolithnya didominasi oleh mineral yang tidak pipih (seperti kuarsa atau kalsit). Batuan ini tidak menunjukkan orientasi mineral yang jelas.

Jenis Utama Batuan Non-Foliated:

Faktor Pengontrol Metamorfisme

Perbedaan jenis batuan metamorf sangat ditentukan oleh tiga faktor utama yang bekerja selama proses perubahan:

  1. Suhu (Temperatur): Peningkatan suhu memicu reaksi kimia yang menyebabkan mineral lama larut dan mineral baru yang stabil pada kondisi panas terbentuk. Sumber panas utama adalah kedalaman kerak bumi atau kedekatan dengan magma.
  2. Tekanan (Stress): Tekanan bisa bersifat overburden (tekanan litostatik yang seragam dari atas) atau diferensial (tekanan yang tidak seragam, yang menyebabkan foliasi).
  3. Fluida Kimia Aktif: Air panas dan gas yang mengandung ion kimia dapat mempercepat reaksi metamorfik dan memungkinkan pertukaran kimiawi (metasomatisme), mengubah komposisi batuan secara substansial.

Memahami jenis batuan metamorf memberikan wawasan penting mengenai sejarah geologis suatu wilayah, termasuk aktivitas tektonik dan variasi panas di bawah permukaan bumi. Baik itu marmer yang elegan atau gneiss yang bergaris, setiap batuan menyimpan jejak kondisi ekstrem yang pernah dialaminya.

🏠 Homepage