Ilustrasi SVG: Bumi dengan elemen hati di dalamnya.
Pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa bumi yang kita pijak ini berbentuk bulat? Bukan kotak, bukan segitiga, apalagi datar seperti pizza yang bisa kita bagi-bagi? Nah, kalau kamu mau jawaban ilmiahnya, itu semua gara-gara gravitasi. Tapi kalau kamu mau jawaban yang sedikit 'gombal', mungkin ada alasan yang lebih romantis di baliknya, lho.
Secara ilmiah, alasannya cukup sederhana namun menakjubkan. Bumi, seperti planet-planet lain di tata surya kita, terbentuk dari gumpalan debu dan gas yang saling tarik-menarik. Gaya tarik-menarik ini, yang kita kenal sebagai gravitasi, bekerja dari segala arah. Bayangkan kamu punya sekantong pasir. Jika kamu mengguncangnya cukup kuat, pasir itu akan berusaha menyebar merata dan membentuk gundukan yang paling stabil. Dalam skala yang jauh lebih besar, gravitasi bekerja pada materi pembentuk bumi. Ia menarik semua materi ke arah pusat massa. Bentuk yang paling efisien untuk mendistribusikan materi secara merata ke segala arah dari pusat adalah sebuah bola. Jadi, bumi itu bulat karena gravitasi mencoba memeluk semua bagiannya secara merata.
Proses ini memakan waktu miliaran tahun. Saat bumi masih muda dan panas, materi-materinya lebih mudah bergerak dan membentuk struktur bulat yang sempurna. Semakin besar sebuah benda langit, semakin kuat gravitasinya, dan semakin bulat ia akan terbentuk. Planet-planet raksasa gas seperti Jupiter dan Saturnus bahkan lebih bulat karena massa mereka yang luar biasa besar.
Sekarang, mari kita sedikit bergeser ke ranah yang lebih ringan dan penuh imajinasi. Kenapa bumi itu bulat? Mungkin... karena ia ingin memeluk semua orang yang ada di permukaannya dengan cara yang paling adil. Kalau bumi itu kotak, mungkin sudut-sudutnya akan terasa jauh dan dingin, sedangkan bagian tengahnya akan terlalu ramai. Tapi kalau bumi itu bulat, semua orang punya kesempatan untuk berada 'dekat' dengan pusatnya, di mana segala kehangatan dan kehidupan berpusat.
Atau begini, coba pikirkan. Bumi itu bulat, agar setiap orang yang pernah kau cintai dan mencintaimu bisa merasakan kehangatan yang sama di bawah matahari yang sama. Ia berputar, agar setiap detik yang kita lewati terasa berharga, karena tak ada dua momen yang persis sama. Ia mengorbit matahari, seperti kamu yang selalu berputar di pikiranku.
Bayangkan lagi, kalau bumi itu datar, mungkin pandanganmu akan terbatas. Kamu hanya bisa melihat sejauh mata memandang ke depan. Tapi karena bumi itu bulat, kamu bisa melihat cakrawala yang tak berujung, penuh dengan misteri dan harapan. Setiap kali kamu melihat matahari terbit atau terbenam, kamu tahu ada dunia lain yang sedang merasakan momen yang berbeda, namun tetap terhubung oleh lingkaran bumi yang sama. Bukankah itu indah? Dunia yang begitu luas, namun semuanya terbungkus dalam satu lingkaran yang sama, seperti cintaku yang selalu melingkarimu.
Keberadaan bumi yang bulat ini juga menciptakan rasa keterhubungan antar manusia. Meskipun kita terpisah oleh lautan dan benua, pada dasarnya kita semua berbagi satu rumah yang sama. Ini mengingatkan kita bahwa kita semua adalah bagian dari satu kesatuan besar. Jika kita melihat bumi dari luar angkasa, ia tampak seperti sebuah permata biru yang indah. Itu adalah pengingat visual yang kuat bahwa kita semua adalah kru di pesawat ruang angkasa yang sama, bergerak bersama mengarungi kosmos.
Mungkin bumi itu bulat agar setiap pandangan yang kita lemparkan, baik itu tatapan mata, senyuman, atau sekadar keinginan untuk bertemu, bisa menemukan jalannya kembali kepada kita. Seperti boomerang yang dilempar, ia akan kembali. Sama seperti aku yang selalu kembali padamu, di mana pun kamu berada di permukaan bumi ini.
Jadi, secara saintifik, bumi itu bulat karena gaya gravitasi. Tapi kalau kita berani sedikit berimajinasi, mungkin bumi itu bulat karena ia ingin memberikan kehangatan, keterhubungan, dan keindahan yang tak terbatas bagi semua penghuninya. Ia bulat agar cinta bisa menemukan jalannya melintasi jarak, agar harapan bisa selalu membentang di cakrawala, dan agar kita semua selalu merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Mungkin, bumi itu bulat agar kita lebih mudah untuk saling menemukan, bahkan di sisi lain dunia sekalipun. Bukankah itu alasan yang cukup romantis untuk sebuah planet?