Membaca Ayat Al-Quran Setelah Al-Fatihah dalam Sholat: Panduan Lengkap
Ilustrasi Kitab Suci Al-Quran Terbuka, melambangkan pembacaan ayat-ayat suci setelah Al-Fatihah dalam sholat.
Sholat adalah tiang agama dan salah satu rukun Islam yang paling utama. Setiap gerakan dan bacaan dalam sholat memiliki makna mendalam serta tuntunan yang jelas dari Rasulullah ﷺ. Salah satu rukun yang wajib dalam setiap rakaat sholat adalah membaca Surah Al-Fatihah. Setelah membaca Al-Fatihah, kaum muslimin dianjurkan untuk membaca sebagian dari Al-Quran, baik itu surah pendek, beberapa ayat, atau bahkan surah panjang, tergantung pada kondisi dan jenis sholat yang sedang dilakukan.
Praktik membaca ayat atau surah setelah Al-Fatihah ini seringkali disebut sebagai 'doa setelah Al-Fatihah' dalam pemahaman awam di Indonesia. Namun, secara terminologi agama, ini bukanlah 'doa' (permohonan) melainkan 'tilawah' atau 'qira'ah' (pembacaan Al-Quran). Artikel ini akan mengupas tuntas tentang hukum, hikmah, pilihan bacaan, serta panduan praktis terkait amalan membaca ayat-ayat suci setelah Al-Fatihah dalam sholat, untuk memastikan sholat kita semakin sempurna dan berkualitas.
Hukum Membaca Surah atau Ayat Setelah Al-Fatihah
Membaca surah atau ayat Al-Quran setelah Al-Fatihah adalah sunnah yang sangat ditekankan dalam sholat. Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Namun, ada sedikit perbedaan pandangan mengenai status hukumnya, apakah sunnah muakkadah (sangat ditekankan) atau hanya sunnah biasa.
Pandangan Umum Para Ulama
Mayoritas Ulama (Hanafi, Syafi'i, Maliki, Hambali): Sepakat bahwa membaca surah atau beberapa ayat Al-Quran setelah Al-Fatihah pada dua rakaat pertama sholat adalah sunnah. Mereka mendasarkan pandangan ini pada hadits-hadits Rasulullah ﷺ yang secara konsisten melakukan praktik ini. Jika seseorang tidak membacanya, sholatnya tetap sah, namun ia kehilangan pahala sunnah dan dianggap meninggalkan kesempurnaan sholat.
Pendapat yang Menganggap Wajib (Beberapa Ulama): Meskipun ini bukan pandangan mayoritas, sebagian kecil ulama berpendapat bahwa membaca surah atau ayat setelah Al-Fatihah adalah wajib pada dua rakaat pertama. Namun, pandangan ini kurang kuat dibandingkan dengan pandangan mayoritas. Intinya, tidak ada yang mengatakan bahwa sholat menjadi batal jika tidak membaca surah atau ayat setelah Al-Fatihah.
Penting untuk dicatat: Kewajiban membaca Surah Al-Fatihah dalam setiap rakaat sholat adalah mutlak dan merupakan salah satu rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan. Adapun membaca surah tambahan setelahnya adalah penyempurna sholat, bukan penentu sah atau batalnya sholat.
Hikmah dan Keutamaan Membaca Surah Tambahan
Ada banyak hikmah dan keutamaan di balik anjuran membaca surah atau ayat Al-Quran setelah Al-Fatihah dalam sholat:
Mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ: Rasulullah ﷺ selalu membaca surah atau beberapa ayat setelah Al-Fatihah dalam dua rakaat pertama sholat. Mengikuti jejak beliau adalah bentuk ketaatan dan cinta kepada beliau.
Menambah Kekhusyukan dan Tadabbur: Membaca Al-Quran adalah bentuk ibadah yang agung. Dengan membaca ayat-ayat Al-Quran, seorang Muslim memiliki kesempatan untuk merenungkan makna firman Allah, yang dapat meningkatkan kekhusyukan dan kedekatan dengan-Nya.
Menghidupkan Kembali Hati: Al-Quran adalah petunjuk dan penawar bagi hati. Membacanya dalam sholat dapat menghidupkan hati yang lalai dan menguatkan iman.
Memperpanjang Berdirinya Sholat: Memperpanjang berdiri dalam sholat (qiyam) adalah salah satu amalan yang dicintai Allah, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: "Sholat yang paling utama adalah yang panjang berdirinya." (HR. Muslim). Membaca surah tambahan adalah salah satu cara untuk merealisasikan hal ini.
Mendapat Pahala Tilawah: Setiap huruf yang dibaca dari Al-Quran akan diganjar dengan kebaikan, dan setiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Membaca surah tambahan dalam sholat merupakan kesempatan emas untuk mengumpulkan pahala.
Membedakan Antara Sholat Fardhu dan Sunnah: Meskipun tidak selalu, terkadang durasi bacaan surah setelah Al-Fatihah membedakan antara sholat fardhu dan sunnah, atau antara rakaat pertama dan kedua.
Menyempurnakan Rukun Qira'ah: Meskipun hanya Al-Fatihah yang rukun, membaca tambahan surah ini menyempurnakan aspek pembacaan dalam sholat, menjadikannya lebih merata dan indah.
Apa yang Seharusnya Dibaca Setelah Al-Fatihah?
Tidak ada batasan khusus mengenai surah atau ayat apa yang harus dibaca setelah Al-Fatihah. Seorang Muslim bebas memilih surah atau ayat mana saja dari Al-Quran yang ia hafal. Namun, ada beberapa anjuran dan kebiasaan yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ:
Minimal Satu Surah Pendek: Umumnya, membaca satu surah pendek yang lengkap, seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, atau Al-Kautsar, sudah cukup.
Beberapa Ayat dari Surah Panjang: Diperbolehkan juga membaca beberapa ayat dari surah yang lebih panjang, asalkan ayat-ayat tersebut membentuk satu kesatuan makna atau satu tema.
Surah yang Sesuai dengan Kondisi: Terkadang, Rasulullah ﷺ membaca surah-surah tertentu pada sholat-sholat tertentu. Misalnya, Surah Al-A'la dan Al-Ghasyiyah pada sholat Jumat atau Hari Raya, atau Al-Sajdah dan Al-Insan pada sholat Subuh hari Jumat.
Mengulang Surah yang Sama: Diperbolehkan mengulang surah yang sama di rakaat pertama dan kedua, atau diulang pada sholat berikutnya.
Tidak Terikat Surah Tertentu: Sebaiknya tidak terpaku pada satu atau dua surah saja, agar dapat mengkhatamkan Al-Quran secara bertahap dan merasakan kekayaan maknanya. Variasi bacaan juga dapat membantu menjaga fokus dalam sholat.
Pentingnya Hafalan dan Variasi
Meningkatkan hafalan surah-surah pendek atau ayat-ayat pilihan adalah amalan yang sangat dianjurkan. Semakin banyak ayat yang kita hafal, semakin banyak variasi yang bisa kita baca dalam sholat, sehingga sholat kita tidak monoton dan selalu ada kebaruan dalam tadabbur. Ini juga menjadi motivasi untuk terus belajar dan berinteraksi dengan Al-Quran.
Contoh Pilihan Surah dan Ayat yang Sering Dibaca
Berikut adalah beberapa contoh surah dan ayat yang populer dan dianjurkan untuk dibaca setelah Al-Fatihah, lengkap dengan teks Arab, transliterasi, dan terjemahan:
1. Surah Al-Ikhlas (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
Surah ini adalah salah satu surah yang paling sering dibaca karena keutamaannya yang besar, seolah-olah sebanding dengan sepertiga Al-Quran.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
Qul Huwallahu Ahad
Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa."
Surah ini dan An-Nas dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzatain" (dua surah perlindungan), sangat baik dibaca untuk memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai kejahatan.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ
Qul a'uzu birabbil-falaq
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
Min sharri ma khalaq
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
Wa min sharri ghasiqin iza waqab
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ
Wa min sharrin-naffathati fil-'uqad
dan dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir yang menghembus pada buhul-buhul (talinya),
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Wa min sharri hasidin iza hasad
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
3. Surah An-Nas (قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ)
Melengkapi Al-Mu'awwidzatain, surah ini mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah dari godaan setan dan kejahatan manusia.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
Qul a'uzu birabbin-nas
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan manusia,
مَلِكِ ٱلنَّاسِ
Malikin-nas
Raja manusia,
إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ
Ilahin-nas
sembahan manusia,
مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
Min sharril-waswasil-khannas
dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
Allazi yuwaswisu fi sudurin-nas
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
Surah ini mengandung deklarasi keimanan yang tegas dan pemisahan yang jelas antara keimanan dan kekafiran. Sering dibaca di rakaat pertama sholat sunnah fajar dan sholat Witir.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ
Qul yaa ayyuhal-kafirun
Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Laa a'budu ma ta'budun
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
Wa laa antum 'abiduna maa a'bud
dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
Wa laa ana 'abidum ma 'abattum
dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
Wa laa antum 'abiduna maa a'bud
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
Fasabbih bihamdi rabbika wastaghfirh, innahu kana tawwaba
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Tobat.
7. Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah, Ayat 255)
Ayat Kursi adalah ayat paling agung dalam Al-Quran. Membacanya dalam sholat, terutama sholat-sholat sunnah atau sebagai variasi, sangat dianjurkan karena kandungannya yang luar biasa tentang keesaan dan kekuasaan Allah.
Allahu la ilaha illa Huwa, Al-Hayyul-Qayyum. La ta'khuzuhu sinatun wa la nawm. Lahu ma fis-samawati wa ma fil-'ard. Man zallazi yashfa'u 'indahu illa bi'iznih. Ya'lamu ma bayna aidihim wa ma khalfahum, wa la yuhituna bishai'im min 'ilmihi illa bima shaa'. Wasi'a kursiyyuhus-samawati wal-ard, wa la ya'uduhu hifzuhuma. Wa Huwal-'Aliyyul-'Azim.
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung.
8. Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah (آَمَنَ الرَّسُولُ)
Dua ayat ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah sebagai pelindung bagi yang membacanya di malam hari. Baik dibaca pada rakaat kedua, atau sebagai variasi.
Amanar-Rasulu bima unzila ilaihi mir-Rabbihi wal-Mu'minun. Kullun amana billahi wa mala'ikatihi wa Kutubihi wa Rusulihi, la nufarriqu baina ahadim-mir-Rusulihi. Wa qalu sami'na wa ata'na ghufraanaka Rabbana wa ilaikal-masir.
Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat kembali."
La yukalliful-lahu nafsan illa wus'aha. Laha ma kasabat wa 'alaiha maktasabat. Rabbana la tu'akhizna in nasina aw akhta'na. Rabbana wa la tahmil 'alaina isran kama hamaltahu 'alallazina min qablina. Rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih. Wa'fu 'anna, waghfir lana, warhamna. Anta mawlana fansurna 'alal-qawmil-kafirin.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
Tata Cara Pembacaan Surah/Ayat Tambahan
Sholat Jahar (bersuara keras) vs. Sholat Sirr (bersuara pelan)
Cara membaca surah atau ayat setelah Al-Fatihah berbeda tergantung pada jenis sholatnya:
Sholat Jahar (Subuh, Maghrib, Isya): Pada dua rakaat pertama sholat-sholat ini, bacaan Surah Al-Fatihah dan surah/ayat tambahan dibaca dengan suara keras (jahar). Imam akan membaca dengan suara yang didengar makmum, dan makmum sebaiknya juga membaca dalam hati atau dengan suara sangat pelan yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri (sesuai mazhab).
Sholat Sirr (Dzuhur, Ashar): Pada semua rakaat sholat Dzuhur dan Ashar, serta pada rakaat ketiga Maghrib dan rakaat ketiga dan keempat Isya, bacaan Al-Fatihah dan surah/ayat tambahan dibaca dengan suara pelan (sirr), yaitu hanya terdengar oleh diri sendiri.
Tartil dan Tajwid
Sangat dianjurkan untuk membaca Al-Quran dengan tartil, yaitu perlahan-lahan dan jelas, serta memperhatikan kaidah-kaidah tajwid. Membaca Al-Quran dengan tartil membantu dalam memahami maknanya dan meningkatkan kekhusyukan.
Allah berfirman:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
"Bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil (perlahan-lahan)." (QS. Al-Muzzammil: 4).
Tips Praktis dalam Memilih dan Menghafal Surah
Bagi Anda yang ingin memperkaya bacaan sholat, berikut adalah beberapa tips praktis:
Mulai dengan Surah Pendek: Jika hafalan Anda terbatas, mulailah dengan menghafal surah-surah pendek dari juz 30 (Juz Amma). Surah-surah seperti Al-Ashr, Al-Fil, Quraisy, Al-Ma'un, Al-Kautsar, Al-Kafirun, An-Nashr, Al-Lahab, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas adalah pilihan yang baik.
Manfaatkan Audio dan Video: Dengarkan bacaan Al-Quran dari qari' (pembaca) yang fasih secara berulang-ulang. Banyak aplikasi dan situs web menyediakan rekaman audio Al-Quran yang bisa membantu proses hafalan.
Baca Sambil Melihat Mushaf: Saat tidak sholat, biasakan membaca surah atau ayat yang ingin dihafal sambil melihat mushaf. Ini membantu menghubungkan visual dengan suara.
Muraja'ah (Mengulang Hafalan): Setelah menghafal, jangan lupa untuk terus mengulang-ulang hafalan Anda, terutama dalam sholat. Ini adalah cara terbaik untuk menguatkan hafalan.
Variasikan Bacaan Anda: Jangan takut untuk mencoba membaca surah atau ayat yang berbeda di setiap sholat (atau setiap rakaat). Ini akan membuat sholat Anda lebih hidup dan mencegah kebosanan.
Pahami Maknanya: Luangkan waktu untuk memahami terjemahan dan tafsir singkat dari surah-surah yang Anda hafal. Memahami makna akan sangat meningkatkan kekhusyukan Anda dalam sholat.
Hafal Berurutan atau Berdasarkan Keutamaan: Anda bisa memilih menghafal surah secara berurutan dari belakang (juz 30) atau berdasarkan keutamaan tertentu seperti Ayat Kursi, dua ayat terakhir Al-Baqarah, dan Al-Kahfi (untuk sholat Jumat).
Konsistensi Adalah Kunci: Jadikan menghafal dan membaca Al-Quran sebagai rutinitas harian. Meskipun hanya satu ayat setiap hari, konsistensi akan membawa hasil yang luar biasa.
Kondisi Khusus dan Pengecualian
Meskipun membaca surah tambahan adalah sunnah, ada beberapa kondisi di mana pengecualian mungkin berlaku:
Makmum Masbuq (Terlambat): Jika seorang makmum terlambat dan bergabung dengan imam pada saat rukuk atau sujud, ia tidak perlu membaca surah tambahan untuk rakaat tersebut. Fokus utamanya adalah mengejar rakaat bersama imam.
Sholat Khauf (Sholat dalam Keadaan Takut/Bahaya): Dalam kondisi darurat atau peperangan, diperbolehkan untuk memendekkan bacaan sholat, termasuk tidak membaca surah tambahan setelah Al-Fatihah, untuk mempercepat sholat demi keselamatan.
Imam yang Memperhatikan Makmum: Seorang imam dianjurkan untuk tidak memperpanjang bacaan secara berlebihan jika ia tahu ada makmum yang lemah, sakit, atau memiliki urusan penting. Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa di antara kalian yang mengimami manusia, hendaklah ia meringankan (sholatnya), karena di antara mereka ada yang sakit, yang lemah, dan yang punya hajat. Dan apabila ia sholat sendiri, maka hendaklah ia memanjangkan sholatnya sesukanya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika Lupa: Jika seseorang lupa membaca surah tambahan setelah Al-Fatihah, sholatnya tetap sah dan tidak perlu mengulangi sholat atau melakukan sujud sahwi (sujud lupa), karena ini adalah sunnah.
Memahami Konsep "Doa" dalam Konteks Sholat
Penting untuk mengklarifikasi perbedaan antara 'doa' dan 'membaca surah/ayat' dalam sholat. Istilah "doa setelah Al-Fatihah" seringkali menimbulkan kebingungan. Dalam konteks sholat, 'doa' (supplication) adalah permohonan kepada Allah, seperti doa iftitah, doa qunut, doa di antara dua sujud, atau doa tasyahhud akhir.
Sedangkan, 'membaca surah atau ayat setelah Al-Fatihah' adalah bagian dari 'qira'ah' (pembacaan Al-Quran), yang merupakan ibadah tersendiri dan memiliki tuntunan spesifik dalam sholat. Keduanya adalah ibadah, namun dengan karakteristik yang berbeda. Membaca Al-Quran adalah komunikasi kita dengan firman Allah, sementara doa adalah komunikasi permohonan kita kepada Allah.
Sebagaimana Al-Fatihah adalah bagian dari bacaan Al-Quran, surah atau ayat tambahan setelahnya juga demikian. Keduanya adalah bentuk tilawah yang menghidupkan rukun qira'ah dalam sholat.
Pengaruh Bacaan yang Beragam terhadap Kualitas Sholat
Variasi bacaan surah setelah Al-Fatihah dalam sholat tidak hanya menambah pahala, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap kualitas sholat seseorang:
Meningkatkan Fokus: Ketika seseorang membaca surah yang berbeda-beda, ia cenderung lebih fokus dan tidak mudah lalai. Otaknya akan lebih aktif memproses bacaan baru, dibandingkan jika ia selalu membaca surah yang sama berulang-ulang.
Memperdalam Pemahaman: Membaca berbagai surah atau ayat Al-Quran secara rutin dalam sholat membantu seseorang untuk lebih sering berinteraksi dengan firman Allah, sehingga memperdalam pemahaman dan penghayatan terhadap pesan-pesan-Nya.
Menjaga Semangat Ibadah: Kehidupan ibadah yang bervariasi cenderung lebih lestari dan tidak membosankan. Memiliki banyak pilihan bacaan membuat sholat terasa selalu segar dan penuh makna.
Menghindari Kebiasaan Buruk: Terkadang, membaca surah yang sama terus-menerus bisa menyebabkan bacaan menjadi hafalan mekanis tanpa penghayatan. Variasi bacaan dapat membantu mengikis kebiasaan ini.
Mengikuti Jejak Para Sahabat: Para sahabat dan salafus shalih dikenal memiliki hafalan Al-Quran yang kuat dan sering membaca surah-surah panjang dalam sholat, menunjukkan betapa mereka sangat mencintai Al-Quran dan mengaplikasikannya dalam sholat mereka.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk berusaha memperbanyak hafalan Al-Quran dan memvariasikan bacaannya dalam sholat. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kekhusyukan dan kualitas ibadah kita.
Penutup
Membaca surah atau ayat Al-Quran setelah Al-Fatihah adalah sunnah yang penuh hikmah dan keutamaan. Ia bukan sekadar tambahan, melainkan penyempurna sholat yang dapat meningkatkan kualitas ibadah, kekhusyukan, dan kedekatan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mempraktikkannya berarti menghidupkan sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan mengumpulkan pahala yang berlimpah.
Mari kita tingkatkan perhatian terhadap setiap detail dalam sholat kita, termasuk bacaan-bacaan sunnah ini. Dengan memahami hukum, hikmah, serta pilihan-pilihan bacaan yang ada, kita dapat menjadikan sholat sebagai momen perjumpaan yang lebih bermakna dengan Pencipta kita. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita.