Gambar: Tangan yang sedang berdoa, simbol harapan dan permohonan kepada Allah SWT.
Dalam ajaran Islam, doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang paling mulia, jembatan penghubung antara hamba dengan Penciptanya. Ketika seseorang ditimpa musibah, terutama sakit, doa menjadi sumber kekuatan, penghiburan, dan harapan. Salah satu doa yang memiliki kedudukan istimewa dan sering diamalkan untuk berbagai keperluan, termasuk kesembuhan, adalah surah Al-Fatihah.
Surah Al-Fatihah, yang dikenal sebagai "Ummul Kitab" (Induk Al-Quran) atau "Sab'ul Matsani" (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang), bukan hanya bacaan wajib dalam shalat, tetapi juga memiliki khasiat dan keutamaan luar biasa sebagai penawar dan penyembuh. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana cara "mengirim" atau lebih tepatnya, mendoakan dengan Al-Fatihah untuk orang sakit, disertai dengan adab, dalil, serta pemahaman yang benar agar doa kita diterima dan membawa keberkahan.
Sebelum membahas lebih jauh tentang tata cara mendoakan orang sakit dengan Al-Fatihah, penting bagi kita untuk memahami mengapa surah ini begitu agung dan memiliki kekuatan penyembuhan.
Al-Fatihah disebut Ummul Kitab karena ia adalah pembuka dan ringkasan seluruh ajaran Al-Quran. Seluruh makna dan tujuan Al-Quran terkandung dalam tujuh ayatnya. Dimulai dengan pujian kepada Allah, kemudian pengakuan keesaan-Nya, permohonan pertolongan, hingga permintaan hidayah ke jalan yang lurus. Memahami Al-Fatihah berarti memahami inti ajaran Islam.
Salah satu keutamaan Al-Fatihah yang sangat relevan dengan topik ini adalah fungsinya sebagai ruqyah syar'iyyah, yaitu metode pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa yang sesuai syariat Islam. Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, ketika sekelompok sahabat meruqyah seorang kepala suku yang tersengat kalajengking dengan Al-Fatihah, dan ia pun sembuh. Ini menunjukkan bahwa Al-Fatihah memiliki kekuatan penyembuhan atas izin Allah SWT.
"Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwasanya sekelompok sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati suatu perkampungan Arab, lalu mereka meminta jamuan kepada penduduk kampung tersebut, namun mereka tidak mau menjamu. Tiba-tiba kepala suku kampung tersebut tersengat kalajengking. Mereka pun mencari orang yang bisa mengobati. Lalu sebagian mereka berkata: 'Sesungguhnya teman-temanmu datang membawa sesuatu (kemampuan). Coba datangilah mereka.' Lalu mereka mendatangi para sahabat dan bertanya: 'Apakah ada di antara kalian yang bisa meruqyah atau mengobati?' Salah seorang sahabat berkata: 'Ya, aku bisa meruqyah, tetapi kalian tidak mau menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah kalian sampai kalian memberi kami upah.' Lalu disepakati upah beberapa ekor kambing. Maka sahabat itu mulai meruqyah dengan membaca surah Al-Fatihah. Lalu orang yang sakit itu bangkit seolah-olah tidak pernah sakit. Mereka pun membayar upah yang disepakati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi dalil kuat bahwa Al-Fatihah adalah penawar dan penyembuh yang efektif dengan izin Allah SWT.
Setiap ayat dalam Al-Fatihah adalah doa. Dari pujian 'Alhamdulillah' hingga permohonan 'Ihdinash Shirathal Mustaqim', semuanya adalah bentuk interaksi langsung hamba dengan Tuhannya. Dengan membaca Al-Fatihah, kita telah memanjatkan doa yang paling komprehensif kepada Allah SWT.
Agar doa kita mustajab (dikabulkan), ada beberapa prinsip dan adab yang perlu diperhatikan:
Gambar: Ilustrasi seorang yang sedang sakit di ranjang, dengan simbol kesembuhan dan harapan di sekelilingnya.
Berikut adalah langkah-langkah praktis dan adab yang dianjurkan saat mendoakan orang sakit menggunakan surah Al-Fatihah:
Awali dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ini adalah adab mulia yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Contohnya:
Setelah itu, niatkan secara spesifik untuk siapa Al-Fatihah ini Anda bacakan dan untuk tujuan apa. Misalnya, dalam hati atau diucapkan pelan:
"Ya Allah, hamba niatkan bacaan Al-Fatihah ini untuk (sebutkan nama orang sakit dan nama bapak/ibunya jika diketahui), semoga Engkau angkat penyakitnya dan berikan kesembuhan yang sempurna, tidak meninggalkan bekas sakit sedikit pun."
Niat ini penting sebagai penentu arah doa kita. Mengatakan "mengirim Al-Fatihah" dalam konteks ini adalah metafora untuk mendoakan dengan Al-Fatihah.
Baca surah Al-Fatihah dengan tartil (pelan, jelas, dan sesuai kaidah tajwid). Anda bisa membacanya satu kali, tiga kali, tujuh kali, atau sejumlah yang Anda yakini membawa keberkahan, meskipun tidak ada dalil khusus yang menentukan jumlah bacaan untuk kesembuhan. Yang terpenting adalah kekhusyukan dan keyakinan. Pastikan setiap ayat dibaca dengan benar dan maknanya diresapi.
Setelah membaca Al-Fatihah, panjatkan doa khusus untuk kesembuhan orang sakit tersebut. Anda bisa menggunakan doa-doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ atau dengan bahasa Anda sendiri yang tulus. Beberapa contoh doa:
"Allahumma rabban nasi, adzhibil ba'sa isyfi anta asy-syafi la syifa'a illa syifa'uka syifa'an la yughadiru saqaman."
(Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah dia. Engkaulah penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikit pun.)
"Bismillahi arqiika min kulli syai'in yu'dziika, min syarri kulli nafsin aw 'ainin hasidin Allahu yasyfiika, bismillahi arqiika."
(Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata dengki, Allah yang menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.)
"Ya Allah, dengan keberkahan surah Al-Fatihah ini, angkatlah segala rasa sakit yang diderita oleh (sebutkan nama). Berikanlah kepadanya kekuatan, kesabaran, dan sembuhkanlah dia dengan kesembuhan yang sempurna, kembalikanlah kesehatannya seperti sediakala. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Akhiri doa dengan kembali bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ dan memuji Allah (misalnya, "Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika" atau cukup "Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin").
Jika Anda berada di samping pasien dan pasien adalah muhrim Anda atau diizinkan menyentuh, setelah membaca Al-Fatihah dan doa, tiupkan sedikit udara (bukan meludah) ke telapak tangan Anda, lalu usapkan ke bagian tubuh pasien yang sakit, atau ke seluruh tubuhnya jika itu adalah ruqyah umum. Ini adalah praktik yang diajarkan Nabi ﷺ.
Jika mendoakan dari jauh, tentu saja langkah ini tidak bisa dilakukan. Doa dari jauh pun Insya Allah akan sampai dan diterima Allah.
Konsistenlah dalam mendoakan. Jangan hanya sekali. Ulangi doa ini secara rutin, terutama pada waktu-waktu mustajab. Kesembuhan adalah hak prerogatif Allah, tugas kita adalah berusaha dan berdoa tanpa henti.
Doa tidak terikat oleh tempat atau waktu, namun ada beberapa kondisi yang dianjurkan:
Gambar: Kitab Al-Quran yang terbuka, memancarkan cahaya, melambangkan petunjuk dan rahmat.
Seperti yang telah disinggung, Al-Fatihah memiliki peran penting sebagai bagian dari ruqyah syar'iyyah. Ruqyah adalah bacaan-bacaan Al-Quran atau doa-doa yang shahih untuk memohon perlindungan dan penyembuhan dari Allah SWT dari berbagai penyakit, sihir, atau gangguan jin.
Penting untuk diingat bahwa ruqyah harus sesuai syariat, tanpa melibatkan praktik-praktik syirik seperti menggunakan jimat, meminta bantuan jin, atau mendatangi dukun.
Ada beberapa kesalahpahaman terkait "mengirim" Al-Fatihah yang perlu diluruskan:
Selain manfaat spiritual yang jelas, mendoakan dengan Al-Fatihah juga memiliki dampak psikologis yang signifikan, baik bagi yang mendoakan maupun yang didoakan:
Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan. Kita diperintahkan untuk berikhtiar (berusaha) semaksimal mungkin, dan di saat yang sama bertawakkal (menyerahkan hasil) kepada Allah SWT. Dalam konteks penyakit:
Seorang Muslim yang bijak akan menggabungkan semua ikhtiar ini: ikhtiar fisik melalui pengobatan dan ikhtiar spiritual melalui doa, zikir, dan membaca Al-Quran.
Selain Al-Fatihah, ada beberapa doa lain yang sangat dianjurkan untuk dibacakan bagi orang sakit:
"La ba'sa thahurun insya Allah."
(Tidak mengapa, semoga sakit ini menjadi pembersih dosa, Insya Allah.)
Dilanjutkan dengan mengusap tangan pada yang sakit sambil membaca:
"As'alullahal 'Azhim Rabbul 'Arsyil 'Azhim an yasyfiyaka." (7x)
(Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan Arsy Yang Agung, agar Dia menyembuhkanmu.)
"Bismillahi urqiika min kulli syai'in yu'dziika min syarri kulli nafsin aw 'ainin hasidin Allahu yasyfiika bismillahi urqiika."
(Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mengganggumu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki, Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.)
"Wa Ayyuba idz nada Rabbahu anna massaniyadh dhurru wa anta arhamur raahimiin."
(Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia menyeru Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.") (QS. Al-Anbiya: 83)
Gambar: Sebuah lentera yang memancarkan cahaya terang, melambangkan harapan dan petunjuk dari Allah SWT.
Mendoakan orang sakit dengan surah Al-Fatihah adalah amalan mulia yang sarat dengan keberkahan dan pahala. Ia bukan sekadar tradisi, melainkan bagian integral dari ajaran Islam yang mengajarkan kepedulian, harapan, dan tawakkal kepada Allah SWT. Dengan memahami makna, keutamaan, serta adab-adabnya, kita dapat memaksimalkan potensi doa ini sebagai sarana penyembuhan spiritual dan fisik.
Ingatlah, kesembuhan sejati datangnya dari Allah semata. Doa adalah ikhtiar batiniah kita, sementara pengobatan medis adalah ikhtiar lahiriah. Keduanya harus berjalan beriringan. Teruslah berdoa dengan tulus, penuh keyakinan, dan sabar. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesembuhan kepada setiap hamba-Nya yang sakit dan memberkahi setiap usaha kebaikan kita.
Marilah kita jadikan Al-Fatihah sebagai teman setia dalam setiap kesulitan, sebagai permohonan tulus yang senantiasa kita panjatkan kepada Sang Maha Penyembuh, Allah Subhanahu wa Ta'ala.