Membaca Al-Qur'an adalah ibadah yang agung, dan membacanya dengan benar adalah suatu keharusan bagi setiap Muslim. Salah satu surah pendek yang sering kita baca dalam shalat adalah Surah Al-Fil. Meskipun pendek, Surah Al-Fil memiliki kekayaan makna dan hukum tajwid yang perlu dipahami agar bacaan kita sempurna dan diterima di sisi Allah SWT. Artikel ini akan memandu Anda secara mendalam tentang cara membaca Surah Al-Fil dengan benar, fokus pada setiap detail hukum tajwid, makharijul huruf, dan sifat-sifatnya.
Tujuan utama dari panduan ini adalah untuk membantu Anda menguasai pembacaan Surah Al-Fil, tidak hanya sekadar mengucapkan huruf-hurufnya, tetapi juga meresapi keindahan bahasanya dengan kaidah yang tepat. Kita akan membahas Surah Al-Fil ayat per ayat, huruf per huruf, menjelaskan setiap hukum tajwid yang berlaku.
Pengenalan Surah Al-Fil
Surah Al-Fil adalah surah ke-105 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 5 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah, yaitu surah-surah yang diturunkan di Makkah sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Nama "Al-Fil" sendiri berarti "Gajah", merujuk pada kisah pasukan bergajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah dari Yaman yang ingin menghancurkan Ka'bah di Makkah.
Kisah dalam Surah Al-Fil terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dikenal sebagai "Tahun Gajah". Surah ini menceritakan bagaimana Allah SWT menjaga Baitullah (Ka'bah) dari serangan Abrahah dan pasukannya dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang melempari mereka dengan batu-batu dari tanah liat yang terbakar. Kisah ini menjadi bukti kekuasaan Allah dan perlindungan-Nya terhadap rumah suci-Nya.
Mempelajari cara membaca Surah Al-Fil dengan benar bukan hanya tentang tajwid, tetapi juga tentang merenungkan keagungan Allah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Surah ini mengingatkan kita akan kehancuran bagi mereka yang berlaku sombong dan berani menentang kehendak Allah.
Ilustrasi Al-Qur'an Terbuka, simbol petunjuk dan ilmu.
Teks Surah Al-Fil (Arab, Transliterasi, dan Terjemahan)
Sebelum kita menyelami detail tajwidnya, mari kita lihat terlebih dahulu teks lengkap Surah Al-Fil:
Dasar-Dasar Ilmu Tajwid untuk Surah Al-Fil
Untuk memahami cara membaca Surah Al-Fil dengan benar, kita harus menguasai dasar-dasar ilmu tajwid. Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara melafalkan huruf-huruf Al-Qur'an dengan benar, baik dari segi makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) maupun sifatul huruf (sifat-sifat yang menyertai huruf).
Makharijul Huruf (Tempat Keluarnya Huruf)
Setiap huruf hijaiyah memiliki tempat keluar yang spesifik. Kesalahan dalam melafalkan makhraj dapat mengubah makna dari suatu kata. Berikut adalah rangkuman makharijul huruf yang relevan dengan Surah Al-Fil:
- Al-Jauf (Rongga Mulut dan Tenggorokan): Tempat keluarnya huruf mad (Alif, Wawu, Ya sukun setelah harakat yang sesuai). Contoh di Al-Fil: الْفِيْلِ (Ya mad), كُوْلٍ (Wawu mad).
- Al-Halq (Tenggorokan):
- Aqsal Halq (Pangkal tenggorokan): Huruf Hamzah (اَ), Ha (هـ). Contoh: اَلَمْ, هُمْ.
- Wasathul Halq (Tengah tenggorokan): Huruf Ain (ع), Ha (ح). Contoh: فَعَلَ, اَصْحَابِ.
- Adnal Halq (Ujung tenggorokan): Huruf Ghain (غ), Kha (خ). (Tidak ada di Al-Fil, tapi penting diketahui).
- Al-Lisan (Lidah):
- Pangkal lidah dan langit-langit lunak: Qaf (ق). (Tidak ada di Al-Fil).
- Pangkal lidah sedikit maju: Kaf (ك). Contoh: كَيْفَ, رَبُّكَ, كَيْدَهُمْ, كَعَصْفٍ.
- Tengah lidah: Jim (ج), Syin (ش), Ya (ي) non-mad. Contoh: يَجْعَلْ.
- Sisi lidah: Dhod (ض). (Tidak ada di Al-Fil).
- Ujung lidah menempel gusi atas: Lam (ل), Nun (ن), Ra (ر). Contoh: فَعَلَ, الْفِيْلِ, اَلَمْ, تَرَ, رَبُّكَ, تَضْلِيْلٍ, اَرْسَلَ, طَيْرًا, اَبَابِيْلَ, تَرْمِيْهِمْ, بِحِجَارَةٍ, مِنْ, سِجِّيْلٍ, فَجَعَلَهُمْ, مَّاْكُوْلٍ.
- Ujung lidah menempel pangkal gigi seri atas: Ta (ت), Dal (د), Tha (ط). Contoh: تَرَ, تَضْلِيْلٍ, طَيْرًا.
- Ujung lidah menempel ujung gigi seri atas: Tsa (ث), Dzal (ذ), Dzo (ظ). (Tidak ada di Al-Fil).
- Ujung lidah di antara gigi seri atas dan bawah: Sin (س), Zai (ز), Shad (ص). Contoh: اَصْحَابِ, اَرْسَلَ, سِجِّيْلٍ, عَصْفٍ.
- Asy-Syafatain (Dua Bibir):
- Kedua bibir tertutup: Mim (م), Ba (ب). Contoh: اَلَمْ, رَبُّكَ, بِاَصْحَابِ, اَبَابِيْلَ, تَرْمِيْهِمْ, بِحِجَارَةٍ.
- Bibir bawah bagian dalam bertemu gigi seri atas: Fa (ف). Contoh: كَيْفَ, فَعَلَ, الْفِيْلِ, فِيْ, فَجَعَلَهُمْ.
- Al-Khaisyum (Pangkal Hidung): Tempat keluarnya suara ghunnah (dengung) pada huruf Mim dan Nun yang bertasydid, serta hukum Nun mati dan Tanwin tertentu. Contoh: مِّنْ (ghunnah), تَضْلِيْلٍ (ghunnah pada tanwin).
Sifatul Huruf (Sifat-sifat Huruf)
Selain makhraj, setiap huruf juga memiliki sifat-sifat yang membedakannya dari huruf lain. Sifat ini sangat memengaruhi kualitas suara huruf saat dilafalkan.
- Hams (Berdesis) & Jahr (Jelas): Hams (keluarnya napas) seperti Fa, Kaf, Ha. Jahr (tertahannya napas) seperti Ba, Jim, Dal, Ain, Qaf, Mim, Nun, Lam, Ra.
- Syiddah (Kuat) & Rakhawah (Lunak): Syiddah (suara tertahan) seperti Hamzah, Jim, Dal, Qaf, Tha, Ba, Kaf, Ta. Rakhawah (suara mengalir) seperti Tsa, Ha, Kho, Dzal, Zai, Sin, Syin, Shod, Dhod, Dzo, Ghain, Fa, Ha.
- Istifal (Rendah) & Isti'la (Tinggi/Tebal): Istifal (lidah datar, suara tipis) seperti Ta, Sin, Fa, Lam, Mim. Isti'la (pangkal lidah terangkat, suara tebal) seperti Kho, Shod, Dhod, Tho, Dzo, Ghain, Qaf. Contoh di Al-Fil: صْحَابِ (Shad termasuk huruf isti'la, dibaca tebal), طَيْرًا (Tha termasuk huruf isti'la, dibaca tebal), سِجِّيْلٍ (Sin istifal, Jim istifal).
- Infitah (Terbuka) & Itbaq (Tertutup): Infitah (lidah tidak menempel langit-langit). Itbaq (lidah menempel langit-langit, suara lebih tebal dan terfokus) seperti Shod, Dhod, Tho, Dzo. Contoh di Al-Fil: صْحَابِ (Shad memiliki sifat Itbaq).
- Idzlaq (Cepat) & Ishmat (Berat): (Kurang berdampak langsung pada bacaan individual huruf).
- Sifat Tambahan:
- Qalqalah: Pantulan suara pada huruf qaf, tha, ba, jim, dal (ق ط ب ج د) jika sukun atau waqaf. Contoh: يَجْعَلْ (Dal sukun), بِحِجَارَةٍ (Ba sukun pada waqaf).
- Shofir (Desis): Sin, Zai, Shod. Contoh: سِجِّيْلٍ (Sin, Shod).
- Takrir (Bergetar): Ra. Contoh: تَرَ, رَبُّكَ.
- Tafasysyi (Menyebar): Syin. (Tidak ada di Al-Fil).
- Istithalah (Memanjang): Dhod. (Tidak ada di Al-Fil).
- Lin (Lembek): Wawu sukun setelah fathah, Ya sukun setelah fathah. Contoh: كَيْفَ (Ya sukun setelah fathah).
Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Hukum ini sangat krusial dalam cara membaca Surah Al-Fil dengan benar.
- Izhar Halqi: Nun sukun atau tanwin bertemu huruf tenggorokan (ء ه ع ح غ خ). Dibaca jelas tanpa dengung. (Tidak ada contoh langsung di Al-Fil).
- Idgham Bi Ghunnah: Nun sukun atau tanwin bertemu حروف ينمو (Ya, Nun, Mim, Wawu). Dibaca lebur dengan dengung. Contoh: طَيْرًا اَبَابِيْلَ (Tanwin bertemu Hamzah, bukan Idgham Bi Ghunnah. Koreksi: Tidak ada contoh Idgham Bi Ghunnah langsung di Surah Al-Fil. Ini adalah poin penting yang harus diperhatikan).
- Idgham Bila Ghunnah: Nun sukun atau tanwin bertemu Lam (ل) atau Ra (ر). Dibaca lebur tanpa dengung. (Tidak ada contoh langsung di Al-Fil).
- Iqlab: Nun sukun atau tanwin bertemu Ba (ب). Huruf Nun atau tanwin berubah menjadi Mim kecil dan dibaca berdengung. Contoh: مِّنْ بَعْدِ (Contoh umum, tidak ada di Al-Fil).
- Ikhfa Haqiqi: Nun sukun atau tanwin bertemu 15 huruf lainnya. Dibaca samar dengan dengung. Contoh: مِّنْ سِجِّيْلٍ (Nun sukun bertemu Sin). عَصْفٍ مَّاْكُوْلٍ (Tanwin bertemu Mim, ini Idgham Bi Ghunnah). بِحِجَارَةٍ مِّنْ (Tanwin bertemu Mim, ini Idgham Bi Ghunnah).
Hukum Mim Sukun
- Ikhfa Syafawi: Mim sukun bertemu Ba (ب). Dibaca samar dengan dengung. Contoh: تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ.
- Idgham Mitslain (Idgham Mimi): Mim sukun bertemu Mim (م). Dibaca lebur dengan dengung. Contoh: كَيْدَهُمْ فِيْ (Mim sukun bertemu Fa, bukan Idgham Mimi. Koreksi: Tidak ada contoh Idgham Mitslain langsung di Surah Al-Fil, meskipun `faja'alahum ka'asfim ma'kul` memiliki mim kecil setelah tanwin, yang merupakan Idgham Bi Ghunnah untuk tanwin).
- Izhar Syafawi: Mim sukun bertemu huruf selain Ba dan Mim. Dibaca jelas tanpa dengung. Contoh: اَلَمْ تَرَ, كَيْدَهُمْ فِيْ, عَلَيْهِمْ طَيْرًا, فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ.
Hukum Mad (Panjang Pendek Bacaan)
Hukum Mad sangat penting untuk cara membaca Surah Al-Fil dengan benar. Ada berbagai jenis mad:
- Mad Thabi'i (Mad Asli): Alif setelah fathah, Wawu sukun setelah dammah, Ya sukun setelah kasrah. Panjang 2 harakat. Contoh: بِأَصْحَابِ (حَا), الْفِيْلِ (فِيْ), فِيْ (فِيْ), تَضْلِيْلٍ (لِيْ), اَبَابِيْلَ (بَا pertama, بِيْ), تَرْمِيْهِمْ (مِيْ), سِجِّيْلٍ (جِّيْ), مَّاْكُوْلٍ (كُوْ).
- Mad Wajib Muttasil: Mad Thabi'i bertemu Hamzah dalam satu kata. Panjang 4-5 harakat. (Tidak ada di Al-Fil).
- Mad Jaiz Munfasil: Mad Thabi'i bertemu Hamzah di kata yang berbeda. Panjang 2-4-5 harakat. (Tidak ada di Al-Fil).
- Mad Aridh Lissukun: Mad Thabi'i bertemu huruf hidup yang disukunkan karena waqaf. Panjang 2-4-6 harakat. Contoh: الْفِيْلِ (saat waqaf), تَضْلِيْلٍ (saat waqaf), اَبَابِيْلَ (saat waqaf), سِجِّيْلٍ (saat waqaf), مَّاْكُوْلٍ (saat waqaf).
- Mad Layyin: Wawu sukun atau Ya sukun didahului fathah, dan diwaqafkan. Panjang 2-4-6 harakat. Contoh: كَيْفَ (saat waqaf).
- Mad Iwadh: Fathatain yang diwaqafkan (kecuali ta' marbutah). Panjang 2 harakat. Contoh: طَيْرًا (saat waqaf menjadi طَيْرَا).
Hukum Ra' (Tebal/Tipis)
Huruf Ra bisa dibaca tebal (tafkhim) atau tipis (tarqiq).
- Ra' Tafkhim (Tebal):
- Ra berharakat fathah atau dammah. Contoh: تَرَ, رَبُّكَ, وَاَرْسَلَ.
- Ra sukun didahului fathah atau dammah.
- Ra sukun didahului kasrah aridhah (kasrah bukan asli).
- Ra sukun didahului kasrah asli dan setelahnya huruf Isti'la.
- Ra' Tarqiq (Tipis):
- Ra berharakat kasrah. Contoh: تَرْمِيْهِمْ.
- Ra sukun didahului kasrah asli, dan setelahnya bukan huruf Isti'la.
- Ra sukun didahului huruf Layyin (Ya sukun).
- Jaizul Wajhain (Boleh tebal/tipis): Ra sukun didahului kasrah asli dan setelahnya huruf Isti'la yang berharakat kasrah (Tidak ada di Al-Fil).
Hukum Lam Jalalah (Lam pada Lafadz Allah)
Lam pada lafadz Allah (ﷲ) bisa dibaca tebal atau tipis.
- Tafkhim (Tebal): Jika sebelumnya ada harakat fathah atau dammah. (Tidak ada di Al-Fil).
- Tarqiq (Tipis): Jika sebelumnya ada harakat kasrah. (Contoh pada Basmalah: بِسْمِ اللّٰهِ).
Hukum Qalqalah
Memantulkan suara pada huruf Qaf, Tha, Ba, Jim, Dal (ق ط ب ج د) jika sukun.
- Qalqalah Sughra: Huruf qalqalah sukun di tengah kata. Contoh: يَجْعَلْ (Dal sukun).
- Qalqalah Kubra: Huruf qalqalah disukunkan karena waqaf. Contoh: اَبَابِيْلَ (Ba sukun pada waqaf).
Ghunnah (Dengung)
Suara dengung yang keluar dari hidung. Terjadi pada Nun dan Mim bertasydid, serta pada beberapa hukum Nun sukun/Tanwin dan Mim sukun.
- Nun bertasydid (نّ) dan Mim bertasydid (مّ).
- Hukum Ikhfa Haqiqi, Iqlab, Idgham Bi Ghunnah (untuk Nun sukun/Tanwin).
- Hukum Ikhfa Syafawi, Idgham Mitslain (untuk Mim sukun).
Penerapan Tajwid Ayat per Ayat pada Surah Al-Fil
Sekarang, mari kita terapkan semua hukum tajwid yang telah kita pelajari untuk cara membaca Surah Al-Fil dengan benar, ayat per ayat, bahkan huruf per huruf. Perhatikan setiap detail dan latih pengucapan Anda dengan seksama.
Ayat 1: اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ
- اَ: Hamzah, makhrajnya aqsal halq (pangkal tenggorokan), sifat jahr dan syiddah. Dibaca jelas.
- لَمْ: Lam sukun. Makhraj ujung lidah menempel gusi atas, sifat jahr dan tawassuth (pertengahan antara syiddah dan rakhawah). Mim sukun bertemu Ta. Ini adalah Izhar Syafawi, dibaca jelas tanpa dengung.
- تَ: Ta, makhraj ujung lidah menempel pangkal gigi seri atas, sifat hams dan syiddah.
- رَ: Ra fathah. Ini adalah Ra' Tafkhim, dibaca tebal dengan mengangkat pangkal lidah. Hati-hati jangan sampai seperti 'gho'.
- كَيْ: Kaf sukun. Makhraj pangkal lidah sedikit maju, sifat hams dan syiddah. Huruf يْ sukun didahului fathah, ini adalah Mad Layyin. Jika berhenti di كَيْفَ, bisa dibaca 2, 4, atau 6 harakat. Namun, jika disambung, hanya 2 harakat (panjang alami).
- فَ: Fa, makhraj bibir bawah bagian dalam bertemu gigi seri atas, sifat hams dan rakhawah.
- فَعَلَ: Fa, Ain, Lam. Ain makhraj tengah tenggorokan, sifat jahr dan tawassuth. Jangan sampai Ain menjadi Hamzah atau Alif.
- رَبْ: Ra fathah, Ra' Tafkhim (tebal). Ba bertasydid. Penekanan pada Ba. Makhraj kedua bibir tertutup, sifat jahr dan syiddah.
- بُكَ: Ba dammah, Kaf fathah.
- بِ: Ba kasrah.
- اَصْ: Hamzah kasrah, Shad sukun. Shad makhraj ujung lidah di antara gigi seri atas dan bawah. Sifatnya hams, rakhawah, isti'la (tebal), dan itbaq (lidah menempel langit-langit). Perhatikan ketebalannya dan desisnya. Ini adalah huruf yang membutuhkan latihan.
- حَا: Ha fathah diikuti Alif. Ini adalah Mad Thabi'i, dibaca panjang 2 harakat. Ha makhraj tengah tenggorokan, sifat hams dan rakhawah.
- بِ الْفِيْلِ: Ba kasrah. Alif Lam ma'rifah. Lam pada الْفِيْلِ adalah Izhar Qamariyah karena bertemu Fa, dibaca jelas Lam-nya.
- فِيْ: Fa kasrah diikuti Ya sukun. Ini adalah Mad Thabi'i, dibaca panjang 2 harakat.
- لِۗ: Lam kasrah. Jika berhenti (waqaf) di akhir ayat, maka huruf Lam disukunkan dan bacaan فِيْلِ menjadi فِيْلْ. Mad فِيْ akan menjadi Mad Aridh Lissukun, boleh dibaca 2, 4, atau 6 harakat.
Ayat 2: اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ
- اَلَمْ: Sama seperti ayat 1. Mim sukun bertemu Ya. Ini adalah Izhar Syafawi, dibaca jelas.
- يَجْ: Ya fathah, Jim sukun. Jim makhraj tengah lidah. Sifat jahr dan syiddah. Ini adalah Qalqalah Sughra (Jim di tengah kata), sehingga Jim dibaca memantul (yag-jal).
- عَلْ: Ain fathah, Lam sukun. Makhraj Ain tengah tenggorokan, sifat jahr dan tawassuth. Jangan sampai Ain menjadi Hamzah.
- كَيْ: Kaf fathah, Ya sukun. Ini adalah Mad Layyin. Jika tidak diwaqafkan, Ya ini hanya dibaca sebagai huruf layyin biasa (bukan mad panjang).
- دَهُمْ: Dal fathah, Ha fathah, Mim sukun. Mim sukun bertemu Fa. Ini adalah Izhar Syafawi, dibaca jelas tanpa dengung.
- فِيْ: Fa kasrah diikuti Ya sukun. Ini adalah Mad Thabi'i, dibaca panjang 2 harakat.
- تَضْ: Ta fathah, Dhod sukun. Dhod makhraj sisi lidah (paling sulit), sifat jahr, rakhawah, isti'la (tebal), itbaq, dan istithalah (memanjang). Perhatikan ketebalan dan panjang bunyinya.
- لِيْ: Lam kasrah diikuti Ya sukun. Ini adalah Mad Thabi'i, dibaca panjang 2 harakat.
- لٍۙ: Lam tanwin kasrahtain. Jika disambung ke ayat berikutnya (jika tidak ada tanda waqaf), tanwin bertemu Wawu (وَّاَرْسَلَ), ini adalah Idgham Bi Ghunnah, dibaca lebur dengan dengung. Namun, ada tanda waqaf (waqaf laazim/tanda mim), sehingga lebih baik berhenti di sini. Jika waqaf, tanwin kasrahtain akan disukunkan, dan Mad pada لِيْ menjadi Mad Aridh Lissukun, boleh 2, 4, atau 6 harakat.
Ayat 3: وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ
- وَّاَرْسَلَ: Wawu fathah, Hamzah fathah, Ra sukun, Sin fathah, Lam fathah. Ra sukun didahului fathah, maka ini adalah Ra' Tafkhim (tebal). Jangan sampai Ra' ini menjadi tipis. Hamzah makhraj pangkal tenggorokan, sifat jahr dan syiddah.
- عَلَيْهِمْ: Ain fathah, Lam fathah, Ya sukun, Ha kasrah, Mim sukun. Mim sukun bertemu Tha (طَيْرًا). Ini adalah Izhar Syafawi, dibaca jelas tanpa dengung. Ya sukun didahului fathah, ini adalah Mad Layyin.
- طَيْ: Tha fathah, Ya sukun. Tha makhraj ujung lidah menempel pangkal gigi seri atas. Sifat jahr, syiddah, isti'la (tebal), itbaq. Perhatikan ketebalan Tha. Ya sukun didahului fathah, ini Mad Layyin.
- رًا: Ra fathah diikuti Alif tanwin (fathatain). Ini adalah Ra' Tafkhim (tebal). Tanwin fathatain bertemu Hamzah (اَبَابِيْلَ). Ini adalah Izhar Halqi, dibaca jelas tanpa dengung. Jika waqaf di طَيْرًا, maka tanwin fathatain akan menjadi fathah panjang 2 harakat (طَيْرَا), ini disebut Mad Iwadh.
- اَبَابِيْلَۙ: Hamzah fathah, Ba fathah, Alif (Mad Thabi'i 2 harakat), Ba kasrah, Ya sukun (Mad Thabi'i 2 harakat), Lam fathah. Jika waqaf, Lam disukunkan. Mad pada بِيْ akan menjadi Mad Aridh Lissukun, boleh 2, 4, atau 6 harakat. Perhatikan pula huruf Ba yang diulang, pastikan makhrajnya jelas dan tidak ada qalqalah yang tidak perlu.
Ayat 4: تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ
- تَرْ: Ta fathah, Ra sukun. Ra sukun didahului fathah, maka ini adalah Ra' Tafkhim (tebal).
- مِيْ: Mim kasrah diikuti Ya sukun. Ini adalah Mad Thabi'i, dibaca panjang 2 harakat.
- هِمْ: Ha kasrah, Mim sukun. Mim sukun bertemu Ba (بِحِجَارَةٍ). Ini adalah Ikhfa Syafawi, dibaca samar dengan dengung dari hidung selama 2 harakat (Mim bertemu Ba).
- بِحِ: Ba kasrah, Ha kasrah. Ha makhraj tengah tenggorokan, sifat hams dan rakhawah.
- جَا: Jim fathah diikuti Alif. Ini adalah Mad Thabi'i, dibaca panjang 2 harakat. Jim makhraj tengah lidah, sifat jahr dan syiddah.
- رَةٍ: Ra fathah, Ta marbutah tanwin kasrahtain. Ra fathah adalah Ra' Tafkhim (tebal). Tanwin kasrahtain bertemu Mim bertasydid (مِّنْ). Ini adalah Idgham Bi Ghunnah (tanwin ke mim), dibaca lebur dengan dengung selama 2 harakat. Huruf Ta marbutah jika waqaf dibaca Ha sukun (بِحِجَارَةْ).
- مِّنْ: Mim bertasydid. Ini adalah Ghunnah Musyaddadah, dibaca dengung 2 harakat. Nun sukun bertemu Sin (سِجِّيْلٍ). Ini adalah Ikhfa Haqiqi, dibaca samar dengan dengung selama 2 harakat.
- سِجْ: Sin kasrah, Jim bertasydid, Ya sukun. Jim bertasydid berarti ada dua Jim: Jim pertama sukun dan Jim kedua berharakat kasrah. Jim sukun di sini adalah Qalqalah Sughra, namun karena bertasydid, penekanannya lebih kuat dan qalqalahnya tidak terlalu memantul sempurna (lebih ke penahanan singkat sebelum bunyi Jim berikutnya). Ya sukun didahului kasrah, ini adalah Mad Thabi'i, panjang 2 harakat.
- لٍۙ: Lam tanwin kasrahtain. Ada tanda waqaf (waqaf mu'anaqah atau titik tiga), yang menunjukkan bisa berhenti di sini atau di titik tiga berikutnya. Jika waqaf, tanwin disukunkan, dan Mad pada جِّيْ akan menjadi Mad Aridh Lissukun, boleh 2, 4, atau 6 harakat.
Ayat 5: فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّاْكُوْلٍ
- فَجَعَلَهُمْ: Fa fathah, Jim fathah, Ain fathah, Lam fathah, Ha dammah, Mim sukun. Mim sukun bertemu Kaf (كَعَصْفٍ). Ini adalah Izhar Syafawi, dibaca jelas tanpa dengung.
- كَ: Kaf fathah. Makhraj pangkal lidah sedikit maju, sifat hams dan syiddah.
- عَصْفٍ: Ain fathah, Shad sukun, Fa tanwin kasrahtain. Ain makhraj tengah tenggorokan. Shad sukun sifatnya hams, rakhawah, isti'la (tebal), itbaq, dan shofir (desis). Pastikan ketebalan dan desis Shad. Tanwin kasrahtain bertemu Mim bertasydid (مَّاْكُوْلٍ). Ini adalah Idgham Bi Ghunnah (tanwin ke mim), dibaca lebur dengan dengung selama 2 harakat.
- مَّاْ: Mim bertasydid diikuti Alif sukun. Ini adalah Ghunnah Musyaddadah (dengung 2 harakat) pada Mim bertasydid. Lalu ada Mad Badal (Alif sukun setelah Hamzah berharakat, meskipun di sini Mim bertasydid). Jadi, ada mad yang menyertai Mim tasydid. Mad yang terjadi di sini adalah Mad Thabi'i yang menyertai Mim tasydid, panjang 2 harakat.
- كُوْ: Kaf dammah diikuti Wawu sukun. Ini adalah Mad Thabi'i, dibaca panjang 2 harakat.
- لٍ: Lam tanwin kasrahtain. Ini adalah akhir surah. Saat waqaf, tanwin disukunkan, dan Mad pada كُوْ menjadi Mad Aridh Lissukun, boleh 2, 4, atau 6 harakat.
Kesalahan Umum dalam Membaca Surah Al-Fil
Setelah memahami cara membaca Surah Al-Fil dengan benar secara teoritis, penting juga untuk mengenali kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi agar bisa dihindari:
- Mengabaikan Makharijul Huruf:
- Mengucapkan Hamzah (اَ) seperti Ain (عَ) atau sebaliknya, terutama pada اَلَمْ dan فَعَلَ.
- Mengucapkan Shad (صْ) seperti Sin (سْ) atau sebaliknya, menghilangkan sifat tebal dan desisnya pada اَصْحٰبِ dan عَصْفٍ.
- Tidak jelasnya Jim (جْ) pada يَجْعَلْ (qalqalahnya kurang).
- Tidak jelasnya Ain (ع) pada فَعَلَ, عَلَيْهِمْ, عَصْفٍ.
- Tidak jelasnya Dhod (ضْ) pada تَضْلِيْلٍ, sering terucap seperti Dal atau Dza.
- Tidak jelasnya Tha (ط) pada طَيْرًا, sering terucap seperti Ta atau Tsa, menghilangkan sifat tebalnya.
- Kesalahan pada Hukum Ra':
- Membaca Ra tipis pada تَرَ, رَبُّكَ, وَّاَرْسَلَ, طَيْرًا, تَرْمِيْهِمْ padahal seharusnya tebal.
- Membaca Ra tebal pada تَرْمِيْهِمْ padahal seharusnya tipis.
- Kesalahan pada Hukum Mad:
- Memanjangkan Mad Thabi'i lebih dari 2 harakat atau sebaliknya, kurang dari 2 harakat.
- Tidak memanjangkan Mad Aridh Lissukun saat waqaf atau memanjangkannya terlalu berlebihan.
- Mengabaikan Mad Layyin pada كَيْفَ atau عَلَيْهِمْ.
- Kesalahan pada Hukum Nun Sukun dan Tanwin:
- Tidak mendengungkan مِّنْ سِجِّيْلٍ (Ikhfa Haqiqi) atau dengungannya terlalu singkat.
- Tidak mendengungkan بِحِجَارَةٍ مِّنْ (Idgham Bi Ghunnah) atau عَصْفٍ مَّاْكُوْلٍ (Idgham Bi Ghunnah).
- Kesalahan pada Hukum Mim Sukun:
- Tidak mendengungkan تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ (Ikhfa Syafawi) atau mendengungkannya terlalu pendek.
- Dengung pada اَلَمْ تَرَ atau كَيْدَهُمْ فِيْ (Izhar Syafawi) padahal seharusnya jelas.
- Kesalahan Umum Lainnya:
- Terburu-buru dalam membaca sehingga mengabaikan detail tajwid.
- Tidak memperhatikan saktah atau waqaf yang tepat.
- Mengubah harakat (fathah, kasrah, dammah) menjadi harakat lain.
Mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan ini adalah langkah penting dalam proses penguasaan cara membaca Surah Al-Fil dengan benar.
Tips Praktis untuk Menguasai Pembacaan Surah Al-Fil
Menguasai cara membaca Surah Al-Fil dengan benar memerlukan latihan dan kesabaran. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan:
- Mendengarkan Qari' Terkenal: Dengarkan bacaan Surah Al-Fil dari qari' (pembaca Al-Qur'an) yang sanadnya jelas dan diakui keahliannya, seperti Syekh Mishary Rashid Alafasy, Syekh Abdul Basit Abdus Samad, atau Syekh Muhammad Ayyub. Dengarkan berulang kali, perhatikan setiap huruf, panjang pendek, dan dengungannya.
- Mengikuti Bacaan (Murottal): Setelah mendengarkan, coba ikuti bacaan qari' tersebut. Mulai dari pelan-pelan, tirukan setiap harakat, makhraj, dan hukum tajwidnya. Rekam suara Anda dan bandingkan dengan bacaan qari' tersebut untuk mengevaluasi diri.
- Membaca Perlahan dan Bertajwid: Jangan terburu-buru. Bacalah Surah Al-Fil dengan tempo yang lambat (tahqiq atau tadwir) agar Anda bisa fokus pada setiap hukum tajwidnya. Ulangi bagian yang sulit berkali-kali.
- Fokus pada Makharijul dan Sifatul Huruf: Perhatikan letak lidah, bibir, dan tenggorokan saat mengucapkan setiap huruf. Rasakan perbedaan antara huruf tebal dan tipis, serta huruf yang memiliki desis atau pantulan.
- Memahami Makna Ayat: Memahami arti ayat dapat membantu Anda lebih meresapi bacaan dan juga menjaga fokus, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam melafalkan.
- Latihan Berulang: Konsistenlah dalam berlatih. Semakin sering Anda melatih diri, semakin baik pula kemampuan membaca Anda. Jangan menyerah jika merasa sulit di awal.
- Bertanya kepada Guru: Ini adalah tips terpenting. Ilmu tajwid tidak bisa dipelajari sepenuhnya secara otodidak. Anda memerlukan bimbingan dari guru mengaji (ustadz/ustadzah) yang memiliki sanad (rantai keilmuan) yang bersambung sampai Rasulullah SAW. Guru akan mengoreksi kesalahan Anda secara langsung dan memberikan arahan yang tepat.
Pentingnya Bimbingan Guru: Meskipun artikel ini sangat detail, tidak ada yang bisa menggantikan bimbingan langsung dari seorang guru. Guru akan mendengarkan bacaan Anda, mengoreksi makhraj dan sifat huruf yang kurang tepat, serta memastikan bahwa Anda menerapkan semua hukum tajwid dengan benar. Ilmu tajwid adalah ilmu lisan, yang artinya harus didapatkan melalui talaqqi (bertatap muka dan menyetorkan bacaan).
Keutamaan dan Pelajaran dari Surah Al-Fil
Mempelajari cara membaca Surah Al-Fil dengan benar juga berarti merenungkan makna dan pelajaran di dalamnya. Surah ini, meskipun pendek, mengandung hikmah yang besar:
- Kekuasaan dan Perlindungan Allah SWT: Surah Al-Fil dengan jelas menunjukkan kekuasaan Allah yang tiada tanding. Raja Abrahah dengan pasukan gajahnya yang perkasa dan lengkap, tidak berdaya di hadapan makhluk kecil seperti burung Ababil yang dikirim oleh Allah. Ini mengajarkan kita bahwa sehebat apa pun kekuatan manusia, ia tidak akan mampu melawan kehendak Allah.
- Perlindungan Terhadap Baitullah: Kisah ini adalah bukti nyata perlindungan Allah terhadap Ka'bah, rumah suci-Nya. Ini menegaskan kedudukan istimewa Ka'bah sebagai pusat ibadah umat Muslim.
- Peringatan Bagi Orang Sombong dan Zalim: Abrahah adalah sosok yang sombong dan berniat menghancurkan kesucian Ka'bah karena dengki. Allah menunjukkan bahwa keangkuhan dan kezaliman pasti akan berujung pada kehancuran dan kerugian. Pelajaran ini relevan bagi setiap individu dan pemimpin agar tidak bertindak semena-mena dan angkuh.
- Tanda Kenabian Muhammad SAW: Peristiwa Tahun Gajah terjadi bertepatan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini dianggap sebagai mukadimah atau tanda akan datangnya seorang Nabi Agung yang akan membawa risalah Islam, dan bahwa Allah telah mempersiapkan Makkah untuk menjadi pusat penyebaran agama-Nya.
- Penegasan Tauhid: Surah ini memperkuat konsep tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah dan bahwa hanya Dia yang layak disembah. Hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak untuk melindungi dan menghancurkan.
Dengan memahami keutamaan dan pelajaran ini, diharapkan pembacaan Surah Al-Fil kita tidak hanya benar secara tajwid, tetapi juga penuh dengan penghayatan dan rasa syukur atas kebesaran Allah SWT.
Kesimpulan: Membaca Al-Fil dengan Hati dan Lidah
Membaca Al-Qur'an, termasuk Surah Al-Fil, adalah ibadah yang mulia. Menguasai cara membaca Surah Al-Fil dengan benar sesuai kaidah tajwid adalah tanggung jawab setiap Muslim. Ini bukan hanya tentang menghindari dosa karena salah baca, tetapi juga tentang memberikan hak setiap huruf dan ayat, sehingga keindahan dan keagungan Kalamullah dapat tersampaikan dengan sempurna.
Dari pengenalan makharijul huruf, sifatul huruf, hingga aplikasi setiap hukum mad, nun sukun, tanwin, mim sukun, ra', dan qalqalah pada setiap ayat Surah Al-Fil, kita telah melihat betapa detailnya ilmu tajwid. Setiap kaidah memiliki perannya masing-masing dalam menjaga kemurnian dan keaslian bacaan Al-Qur'an.
Ingatlah bahwa belajar Al-Qur'an adalah perjalanan seumur hidup. Jangan pernah berhenti untuk terus belajar, memperbaiki, dan mendekatkan diri kepada-Nya melalui Kalam-Nya. Dengan niat yang tulus, kesabaran, dan bimbingan yang tepat, insya Allah kita semua dapat membaca Surah Al-Fil, dan seluruh Al-Qur'an, dengan benar, tartil, dan penuh penghayatan.