Memahami Konsep BMI Syariah
Dalam Islam, kesehatan dipandang sebagai amanah dari Allah SWT yang wajib dijaga. Tubuh yang sehat bukan hanya modal untuk beribadah secara fisik, tetapi juga merupakan sarana untuk menjalankan berbagai kewajiban dan berbuat kebaikan di muka bumi. Konsep BMI Syariah lahir dari kesadaran ini, yaitu bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan tubuh (Body Mass Index) tidak hanya dari sisi medis, tetapi juga selaras dengan prinsip-prinsip dan ajaran Islam.
BMI sendiri merupakan singkatan dari Body Mass Index, sebuah perhitungan sederhana yang menghubungkan berat badan seseorang dengan tinggi badannya. Rumusnya adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter). Hasil perhitungan BMI ini kemudian dikategorikan menjadi beberapa kelompok: kurang berat badan, berat badan normal, kelebihan berat badan, dan obesitas.
Mengapa Perlu Pendekatan Syariah dalam Menjaga Kesehatan?
Pendekatan syariah dalam menjaga kesehatan menekankan pada aspek holistik. Ini berarti tidak hanya fokus pada angka-angka medis, tetapi juga pada niat, cara, dan tujuan dari upaya menjaga kesehatan tersebut. Dalam pandangan Islam, tubuh adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan memiliki hak yang harus dipenuhi. Membiarkan tubuh sakit tanpa ikhtiar, atau justru merusaknya dengan cara yang dilarang, adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah tersebut.
BMI Syariah mengajarkan bahwa usaha menurunkan berat badan atau menjaganya agar tetap ideal harus dilakukan dengan cara yang halal dan baik. Misalnya, menghindari makanan atau minuman yang haram, tidak melakukan diet ekstrem yang membahayakan kesehatan, serta tidak mengabaikan kewajiban-kewajiban agama demi fokus pada diet semata. Sebaliknya, ia mendorong kita untuk menjadikan ibadah sebagai motivasi utama. Berolahraga agar kuat untuk shalat malam, menjaga pola makan agar bisa menunaikan puasa dengan baik, atau menjaga tubuh agar tetap prima untuk berdakwah dan melayani sesama adalah contoh-contoh bagaimana kesehatan terintegrasi dengan kehidupan seorang Muslim.
Prinsip-Prinsip Kunci dalam BMI Syariah
Beberapa prinsip utama yang dipegang teguh dalam pendekatan BMI Syariah meliputi:
- Niat Karena Allah (Ikhlas): Segala upaya menjaga kesehatan, termasuk mengatur pola makan dan berolahraga, sebaiknya diniatkan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah, bukan sekadar untuk penampilan atau kesombongan.
- Menjaga Keseimbangan (Wasathiyah): Islam mengajarkan umatnya untuk hidup moderat, tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam urusan makan dan minum. Mengonsumsi makanan secukupnya, tidak berlebihan hingga menimbulkan penyakit, adalah wujud menjaga keseimbangan ini.
- Mencari Obat dan Pengobatan yang Halal: Jika membutuhkan suplemen atau pengobatan, pastikan bahan-bahannya halal dan tidak mengandung unsur yang dilarang oleh syariat.
- Menghindari Mudharat (Kerusakan): Diet atau program penurunan berat badan yang membahayakan kesehatan tubuh secara umum harus dihindari. Mengutamakan kesehatan jangka panjang adalah prioritas.
- Pola Makan Sunnah: Menerapkan pola makan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti mengonsumsi makanan yang baik, tidak makan berlebihan, dan memperhatikan adab makan, dapat menjadi panduan yang sangat baik.
- Syukur atas Nikmat Tubuh: Mensyukuri setiap nikmat tubuh yang diberikan Allah dan berusaha menjaga serta merawatnya adalah bagian dari ibadah.
Mengintegrasikan BMI Syariah dalam Kehidupan Sehari-hari
Menerapkan BMI Syariah tidaklah serumit yang dibayangkan. Ini adalah tentang bagaimana kita dapat menyelaraskan kebutuhan fisik kita dengan tuntunan agama. Mulailah dengan melakukan perhitungan BMI Anda dan kenali kondisi tubuh Anda. Jika hasilnya menunjukkan adanya ketidakseimbangan, janganlah berputus asa. Jadikan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri.
Cobalah untuk perlahan-lahan mengubah pola makan Anda. Pilih makanan yang bernutrisi, kaya serat, dan hindari makanan olahan serta yang mengandung gula berlebih. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran. Perhatikan juga porsi makan Anda. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Orang Mukmin makan dalam satu usus, sedangkan orang kafir makan dalam tujuh usus." (HR. Muslim). Ini menunjukkan pentingnya tidak makan sampai kenyang sekali.
Selain itu, jangan lupakan pentingnya aktivitas fisik. Berjalan kaki, berlari, atau berenang adalah beberapa contoh olahraga yang bisa dilakukan. Jika memungkinkan, lakukanlah olahraga yang diajarkan dalam Islam, seperti memanah atau berkuda. Jadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas Anda, bukan sebagai beban.
Pada akhirnya, BMI Syariah mengingatkan kita bahwa kesehatan adalah aset berharga yang harus dikelola dengan bijak. Dengan menjaga kesehatan sesuai dengan ajaran Islam, kita tidak hanya akan meraih kesehatan jasmani, tetapi juga keberkahan dan keridhaan dari Sang Pencipta. Tubuh yang sehat adalah wujud syukur, dan ibadah yang optimal.