Simbolisasi Pembangkit Listrik Termal
Apa itu batubara termal adalah? Secara sederhana, batubara termal merujuk pada jenis batubara yang digunakan terutama untuk menghasilkan panas (termal) melalui pembakaran, yang kemudian digunakan untuk memproduksi uap. Uap ini sangat krusial karena berfungsi untuk memutar turbin dan menggerakkan generator listrik. Inilah mengapa batubara termal seringkali sinonim dengan batubara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Dalam konteks energi global, batubara termal memegang peranan yang sangat vital sebagai sumber energi primer. Meskipun ada perdebatan mengenai dampak lingkungannya, efisiensi ekstraksi dan ketersediaan yang relatif melimpah menjadikan batubara jenis ini tulang punggung sistem kelistrikan di banyak negara berkembang maupun maju.
Tidak semua jenis batubara sama. Batubara termal dibedakan berdasarkan beberapa karakteristik utama yang memengaruhi efisiensi pembakarannya. Parameter terpenting adalah:
Batubara yang digunakan untuk metalurgi (pembuatan baja) berbeda jenisnya, yaitu batubara metalurgi (kokas), yang memiliki komposisi kimia dan sifat fisik yang lebih keras dan rendah volatilitas, berbeda jauh dengan batubara termal adalah yang lebih fokus pada output panas.
Perjalanan batubara dari tambang hingga menjadi listrik di rumah Anda melibatkan serangkaian proses termodinamika yang terstruktur. Proses ini dimulai dengan penambangan dan pengangkutan batubara ke PLTU. Di dalam pembangkit:
Teknologi modern terus berupaya meningkatkan efisiensi proses ini, terutama pada tahap pembakaran, untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari setiap ton batubara termal adalah yang digunakan.
Isu terbesar terkait dengan penggunaan batubara termal adalah dampaknya terhadap perubahan iklim global, terutama melalui emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida ($\text{CO}_2$). Selain itu, polusi udara lokal dari $\text{SO}_2$ dan nitrogen oksida ($\text{NO}_{\text{x}}$) juga menjadi masalah serius yang memerlukan regulasi ketat.
Menghadapi transisi energi global, banyak negara berinvestasi dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) untuk mengurangi jejak karbon PLTU. Namun, biaya implementasi teknologi ini masih sangat tinggi. Oleh karena itu, meskipun ada dorongan kuat untuk beralih ke energi terbarukan, batubara termal adalah diprediksi akan tetap memainkan peran transisional selama beberapa dekade mendatang, terutama di wilayah yang membutuhkan stabilitas pasokan energi yang tinggi dan biaya energi yang terjangkau.