Ilustrasi representatif dari kemewahan batu akik langka.
Dunia perhiasan tak hanya diisi oleh berlian dan zamrud. Jauh di bawah permukaan bumi, tersembunyi mineral-mineral indah yang dalam bentuknya yang telah diasah menjadi batu akik, mampu menandingi, bahkan melampaui nilai perhiasan konvensional. Ketika kita membicarakan batu akik yang paling mahal, kita berbicara tentang sejarah geologis, kelangkaan ekstrem, serta tingkat kejernihan dan warna yang sempurna.
Nilai sebuah batu permata tidak hanya ditentukan oleh berat karatnya, tetapi juga oleh empat kriteria utama: warna (color), kejernihan (clarity), potongan (cut), dan kelangkaan (rarity). Dalam konteks batu akik, beberapa jenis mineral alami memiliki kombinasi faktor ini yang membuatnya melambung tinggi di pasar lelang global.
Meskipun banyak yang mengira berlian adalah yang termahal, dalam beberapa kasus, Jadeite (Giok) berkualitas tertinggi sering kali memegang rekor sebagai batu permata termahal per karat. Khususnya, Jadeite dengan warna "Imperial Green" yang hidup dan merata.
Batu ini sangat dihargai, terutama di budaya Asia, di mana giok dianggap membawa keberuntungan dan perlindungan. Salah satu contoh paling terkenal adalah 'Doyle Jadeite Necklace' yang terjual dengan harga fantastis. Warna hijau cemerlang yang didapat dari kandungan kromium alami membuat batu ini sangat diburu kolektor super kaya.
Kelangkaan adalah penentu utama harga. Sebelum ditemukan beberapa deposit baru, Painite pernah memegang predikat sebagai mineral terlangka di dunia, bahkan lebih langka dari berlian merah. Ketika ditemukan dalam kualitas yang layak diasah, harganya bisa melonjak drastis.
Selain Painite, ada Red Beryl (juga dikenal sebagai Bixbite). Red Beryl hanya ditemukan di beberapa lokasi spesifik di Utah, AS. Warna merah intensnya yang dihasilkan dari kandungan mangan membuatnya sangat sulit ditiru. Batu ini sangat kecil kemungkinannya ditemukan dalam ukuran besar, membuat spesimen berukuran beberapa karat menjadi barang koleksi yang luar biasa mahal.
Untuk perbandingan, harga Red Beryl berkualitas baik bisa mencapai puluhan ribu dolar per karat, jauh melebihi banyak jenis safir atau rubi berkualitas tinggi biasa.
Di Indonesia, perbincangan mengenai batu akik yang paling mahal seringkali bersinggungan dengan mineral lokal yang sempat mengalami demam batu akik secara nasional. Meskipun secara nilai global batu akik lokal mungkin belum menyentuh harga Jadeite Imperial, beberapa jenis lokal berhasil mencapai harga yang luar biasa tinggi di tingkat domestik dan regional.
Contohnya adalah Agate (Kalsedon) dengan fenomena tertentu seperti Chalcedony 'Solar Topaz' atau batu akik dari jenis Jasper tertentu yang memiliki serat dan pola unik (misalnya, motif 'tombak' atau 'mata dewa'). Harga jual batu-batu ini bisa mencapai ratusan juta rupiah, didorong oleh kepercayaan mistis, keunikan pola serat (inclusions), serta tingkat kekerasan dan kilap yang memukau.
Namun, penting untuk dicatat bahwa volatilitas pasar batu akik lokal sangat dipengaruhi tren. Sementara batu permata internasional seperti berlian atau safir mempertahankan nilai likuiditasnya yang stabil, batu akik lokal—terlepas dari harga jual awalnya yang tinggi—seringkali nilainya lebih bergantung pada persepsi dan komunitas penggemar saat itu.
Untuk mengklasifikasikan batu akik sebagai 'paling mahal', para ahli gemologi biasanya melihat faktor kelangkaan yang bersifat mutlak, bukan sekadar tren pasar. Batu akik termahal di dunia adalah yang memenuhi kriteria berikut:
Kesimpulannya, meskipun demam batu akik di Indonesia telah mereda, pencarian akan mineral paling langka dan terindah terus berlanjut. Batu akik termahal di dunia saat ini tetap dipegang oleh spesimen Jadeite berkualitas Imperial yang keindahannya dipuja sejak zaman kekaisaran.