Ilustrasi visual batu akik galih asem
Batu mulia yang dikenal dengan nama akik galih asem merupakan salah satu komoditas batu alam yang sangat diminati di kalangan kolektor dan penggemar batu permata di Indonesia. Nama "Galih Asem" sendiri berasal dari bahasa Jawa, di mana "Galih" berarti inti atau bagian terdalam, dan "Asem" merujuk pada pohon asam (Tamarindus indica). Secara harfiah, batu ini dipercaya berasal dari fosilisasi atau pengerasan bagian inti kayu pohon asam yang telah berusia sangat tua.
Keunikan utama dari batu ini terletak pada motif dan teksturnya. Berbeda dengan batu akik lain yang umumnya berasal dari mineral, akik galih asem tergolong dalam kategori batu organik atau fosil kayu. Ketika dipoles, batu ini sering menampilkan serat-serat kayu yang masih terlihat jelas, memberikan dimensi alami yang sulit ditiru oleh batu sintetis. Warna dasarnya bervariasi, mulai dari cokelat muda, cokelat tua, hingga hitam pekat, seringkali diselingi guratan atau bintik-bintik yang menambah daya tarik estetikanya.
Proses pembentukan akik galih asem memakan waktu geologis yang sangat panjang. Fosil kayu asam ini mengalami proses mineralisasi di mana materi organik kayu secara bertahap digantikan oleh mineral seperti silika. Proses ini, yang seringkali dipercepat oleh kondisi geologis tertentu seperti tekanan dan kandungan mineral di dalam tanah, membuat kayu menjadi sangat keras dan padat, sehingga bisa diasah dan dipoles layaknya batu permata biasa.
Kekerasan batu ini umumnya berada di kisaran 6.5 hingga 7 skala Mohs, menjadikannya cukup tahan gores untuk dijadikan perhiasan sehari-hari. Ketika disenter, beberapa jenis galih asem berkualitas tinggi menunjukkan efek tembus cahaya (translucence), meskipun dominasi warna gelap seringkali membuatnya terlihat buram (opaque). Keasliannya sering dibuktikan dengan melihat pola serat yang tidak teratur dan tampak organik, bukan pola geometris buatan pabrik.
Di samping nilai estetikanya, batu akik galih asem sangat dihargai karena dipercaya memiliki berbagai khasiat metafisik. Dalam tradisi kepercayaan masyarakat tertentu, batu yang berasal dari fosil pohon keramat seperti asam dianggap membawa energi positif yang kuat.
Tentu saja, kepercayaan mengenai khasiat ini bersifat subjektif dan kultural. Bagi banyak orang, daya tarik utama tetaplah pada keindahan alamiahnya sebagai artefak dari masa lalu geologis bumi.
Bagi para pemburu akik galih asem, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, perhatikan serat dan mata (jika ada). Semakin jelas dan unik seratnya, semakin tinggi nilainya. Batu yang memiliki "mata" atau 'kristal' alami di dalamnya seringkali dihargai premium.
Kedua, perhatikan tingkat kekerasan polesannya. Batu yang sudah mengalami proses kristalisasi sempurna akan memiliki kilau (luster) yang tajam dan tidak mudah kusam. Hindari batu yang terlalu banyak retakan atau lubang alami yang tidak terisi.
Perawatan akik galih asem relatif mudah. Cukup bersihkan sesekali menggunakan air sabun lembut dan sikat gigi berbulu halus, lalu keringkan dan lap dengan kain lembut. Hindari paparan bahan kimia keras atau benturan keras yang dapat merusak serat alami di dalamnya. Dengan perawatan yang tepat, pesona batu fosil kayu asam ini akan tetap terjaga keindahannya turun-temurun.