Pertanyaan mengenai "1 watt berapa mAh" seringkali muncul ketika kita berbicara tentang daya perangkat elektronik, charger, atau kapasitas baterai. Sekilas, kedua satuan ini terasa berkaitan erat, namun sebenarnya mengukur hal yang berbeda. Mari kita bedah lebih dalam untuk memahami hubungan dan perbedaannya.
Watt (W) adalah satuan standar internasional untuk mengukur daya listrik. Daya merujuk pada laju di mana energi listrik digunakan atau dihasilkan. Secara sederhana, watt menggambarkan seberapa "kuat" atau seberapa cepat sebuah perangkat mengonsumsi energi listrik. Semakin tinggi nilai watt sebuah perangkat, semakin besar daya yang dibutuhkannya untuk beroperasi.
Daya listrik dihitung dengan mengalikan tegangan (Volt, V) dengan arus (Ampere, A). Rumusnya adalah:
Daya (Watt) = Tegangan (Volt) x Arus (Ampere)
W = V x A
Contohnya, sebuah lampu dengan daya 10 watt mengonsumsi energi lebih sedikit per detik dibandingkan lampu 60 watt. Charger ponsel biasanya memiliki daya antara 5W hingga 100W atau lebih, tergantung pada teknologi pengisian daya cepat yang didukung.
Miliampere-hour (mAh) adalah satuan yang digunakan untuk mengukur kapasitas baterai. Kapasitas baterai menunjukkan berapa banyak muatan listrik yang dapat disimpan oleh baterai. Angka mAh menunjukkan berapa banyak arus (dalam miliampere) yang dapat dialirkan oleh baterai selama satu jam.
Sebagai contoh, baterai 3000 mAh berarti baterai tersebut secara teoritis mampu menyediakan arus sebesar 3000 mA (atau 3A) selama satu jam, atau 1500 mA selama dua jam, atau 300 mA selama sepuluh jam, dan seterusnya. Semakin besar nilai mAh, semakin lama sebuah perangkat dapat bertahan dengan satu kali pengisian daya.
Perbedaan mendasar antara watt dan mAh terletak pada apa yang mereka ukur. Watt mengukur laju penggunaan energi (daya), sedangkan mAh mengukur total energi yang tersimpan (kapasitas). Keduanya saling berkaitan, tetapi Anda memerlukan informasi tambahan untuk melakukan konversi.
Untuk menghubungkan watt dan mAh, kita perlu mengetahui nilai tegangan (Volt) dari baterai atau perangkat tersebut. Konversi ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai konversi dari daya ke energi yang tersimpan atau kemampuan pengaliran arus dalam durasi tertentu.
Jika Anda ingin mengetahui berapa banyak kapasitas baterai yang dibutuhkan untuk menyuplai daya tertentu (watt) selama durasi tertentu, atau sebaliknya, Anda bisa menggunakan rumus berikut:
Jika Anda tahu berapa daya (Watt) yang dikonsumsi perangkat dan berapa lama Anda ingin perangkat tersebut beroperasi (dalam jam), Anda dapat menghitung kebutuhan kapasitas baterai dalam mAh. Rumus ini memerlukan tegangan baterai (Volt).
Kapasitas (mAh) = (Daya (Watt) x Durasi (jam) x 1000) / Tegangan (Volt)
Misalnya, Anda memiliki perangkat yang mengonsumsi daya 5 Watt dan Anda ingin perangkat tersebut berjalan selama 3 jam, dengan baterai 3.7 Volt.
Kapasitas (mAh) = (5 W x 3 jam x 1000) / 3.7 V = 15000 / 3.7 ≈ 4054 mAh
Ini berarti Anda memerlukan baterai dengan kapasitas sekitar 4054 mAh untuk menjalankan perangkat 5 Watt selama 3 jam pada tegangan 3.7V.
Jika Anda ingin mengetahui daya maksimum yang dapat disuplai oleh baterai, atau daya yang dikonsumsi dalam satu jam dengan tegangan tertentu:
Daya (Watt) = (Kapasitas (mAh) / 1000) x Tegangan (Volt)
Misalnya, Anda memiliki baterai 5000 mAh dengan tegangan 3.7 Volt. Daya yang dapat disuplai per jam adalah:
Daya (Watt) = (5000 mAh / 1000) x 3.7 V = 5 A x 3.7 V = 18.5 Watt
Ini berarti baterai tersebut mampu menyuplai daya sebesar 18.5 Watt jika digunakan selama satu jam penuh.
Memahami hubungan ini sangat penting, terutama saat memilih:
Jadi, menjawab pertanyaan "1 watt berapa mAh" secara langsung tidaklah tepat. Namun, dengan informasi tegangan, kita dapat menghitung hubungan antara daya dan kapasitas baterai. Watt adalah tentang kecepatan penggunaan energi, sementara mAh adalah tentang jumlah total energi yang tersimpan.